Jumat 19 Dec 2014 13:55 WIB

Hatta: KMP tak Akan Bubar

Red:

JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa membantah bahwa Koalisi Merah Putih (KMP) akan segera bubar. Jadi, bila ada yang mengatakan atau menganalisis hal tersebut, itu sama sekali tidak benar.

''Kalau ada yang bertanya apakah KMP akan bubar? Maka, jawab saya jelas: KMP tidak akan bubar! Lagi pula untuk apa dibubarkan. Apalagi, KMP punya tujuan baik, yakni memajukan dan membangun negara ini,'' kata Hatta ketika ditanya peserta diskusi dengan para aktivis Indemo, di Jakarta, Rabu malam (17/11). Indemo adalah forum diskusi 'Indonesia Democracy Monitor’ (Indemo) yang dipimpin mantan aktivis mahasiswa UI, Hariman Siregar.

Hatta mengatakan, tak hanya KMP, Koalisi Indonesia Hebat (KIH) juga tak perlu bubar. Ini karena keduanya jelas punya komitmen dan cita-cita yang sama, yakni mencintai dan membangun Indonesia yang sejahtera.

''Kedua kelompok koalisi ini sebetulnya punya sikap yang tak beda. KMP mencintai bangsa ini dan punya niatan yang baik, begitu juga dengan KIH punya sikap yang sama. Begitu juga dengan pemerintah, juga punya sikap yang sama. Jadi, untuk apa dibubarkan?'' ujarnya.

Belakangan memang ada isu bahwa KMP akan selalu berkata tidak atau menjegal setiap kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah. Bahkan, KMP juga dituding akan merobohkan kekuasaan.

"Nah,ini jelas tidak benar dan sudah terbukti tidak ada keinginan yang negatif setiap ada kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi. Kami akan dukung bila kebijakan itu memang benar dan kami akan kritisi bila kebijakan pemerintah tak tepat. Saya kira sikap KIH juga seperti ini. Mereka juga tidak akan mengiyakan seluruh kebijakan pemerintah dengan begitu saja.''

Hatta menceritakan, selama ini ia sudah berusaha keras mempertemukan kedua koalisi itu, misalnya, ketika terjadi perpecahan yang cukup serius di DPR beberapa waktu lalu itu. Dan, menyadari bahwa perpecahan itu tidak baik dan tak boleh diterus-teruskan, ia pun segera membuka lobi dengan pihak KIH yang dijembatani oleh politisi PDI Perjuangan, Pramono Anung.

''Begitu ketemu dengan Mas Pramono, saya langsung katakan ada beberapa prasyarat bila ingin membuka perundingan. Pertama, adalah kesiapan membuka diri, kedua, kesiapan untuk saling menghargai, ketiga, kesiapan untuk saling percaya, dan keempat, kesiapan untuk menaati serta melaksanakan isi kesepakatan perjanjian. Adanya syarat itu pun langsung disetujui. Hasilnya dalam beberapa waktu kemudian perpecahan di DPR pun berakhir,'' katanya.

Diakui Hatta, saat ini memang ada banyak tugas mendasar bangsa ini yang harus bisa dikerjakan secara bersama-sama. Hal itu adalah mengatasi persoalan bangsa yang semakin rumit. Beberapa tantangan itu adalah adanya arus kuat yang mendorong arus global sehingga susah untuk bisa ditahan. Di sisi lainnya, juga munculnya fenomena regionalisasi ekonomi.

''Ke depan, arus integrasi ekonomi akan terjadi dan tak bisa diubah lagi. Nah, pada saat itu peranan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi mutlak. Dan bila tak bisa diatasi, negara kita yang hanya mengandalkan sumber daya alam akan tergilas atau paling-paling hanya jadi pasar,'' ujar Hatta menegaskan.

Dalam bidang sosial, lanjut Hatta, bonus demografi yang kini Indonesia alami bisa menjadi malapetaka bila tak dimanfaatkan dengan baik. ''Tantangan itulah yang harus kita kerjakan dan atasi bersama, baik itu yang ada di KMP, KIH, maupun pemerintah. Paling tidak dalam hal bonus demografi, situasi ini akan berarti bila negara ini mampu memunculkan manusia muda yang produktif dan mempunyai arti di dalam mendorong ilmu pengetahuan. Inilah tantangan kita bersama saat ini,'' ujar Hatta menandaskan. ed: muhammad fakhruddin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement