Senin 23 Jun 2014 16:37 WIB
samba 2014

Pertaruhan Terakhir Vatreni

Red:

RECIFE -- Dalam tiga pertemuan terakhirnya dengan Meksiko, Kroasia memang jauh lebih unggul dengan mengemas dua kemenangan. Tapi, keberhasilan Meksiko menahan imbang tuan rumah Brasil 0-0 dalam laga lanjutan grup A, awal pekan ini, membuat pelatih Kroasia Niko Kovac tak mau gegabah dan terjebak dalam kejayaan masa lalu. Vatreni pun siap tampil habis-habisan demi bisa lolos ke putaran selanjutnya.

Kroasia memang harus bisa memetik poin penuh dalam laga yang digelar di Stadion Arena Pernambucano, Selasa (24/6) dini hari WIB tersebut. Mengantongi tiga poin hasil kemenangan 4-0 atas Kamerun, Kroasia berada di peringkat ketiga dan hanya terpaut satu poin dari Meksiko yang sukses mengalahkan Kamerun 1-0 dan menahan imbang Brasil 0-0. Karena itu, wajar rasanya jika Kovac menyebut laga pamungkas di grup A ini sebagai laga final buat Mario Mandzukic dan kawan-kawan.

Performa Kroasia di Brasil 2014 secara perlahan pun kian membaik. Usai dibekap Brasil 1-3 di laga pembuka, semifinalis Piala Dunia 1998 itu berhasil menghajar Kamerun 4-0. Kini, Kovac berharap, timnya bisa mempertahankan performa mereka di level tertinggi tersebut. Keberhasilan memainkan ritme permainan sejak awal laga dan mencetak gol lebih dulu, kata Kovac, menjadi kunci timnya untuk bisa mengalahkan Meksiko.

Namun, mantan pemain timnas Kroasia itu juga tidak buta sama sekali dengan kekuataan El Tricolore. ''Meksiko adalah tim yang sangat solid dan agresif. Mereka akan langsung berusaha mendapatkan bola begitu kehilangan kendali permainan. Gaya ini tidak akan berubah hanya dalam satu malam. Mereka memang kuat di depan, tapi sedikit rapuh di belakang, seperti saat mereka tunjukkan ketika melawan Brasil,'' ujar Kovac dilansir Courier Mail.

Kembalinya Mario Mandzukic ke skuat Kroasia terbukti mampu mengangkat performa Vatreni, seperti saat mampu mencetak satu gol di laga kontra Kamerun. Penyerang Bayern Muenchen itu kembali menjadi andalan Kovac di lini serang Kroasia. Kendati begitu, Mandzukic menilai, timnya bisa tampil lebih baik lagi dibanding saat menghajar Alexander Song dan kawan-kawan. "Masih ada ruang bagi tim ini untuk bisa berkembang. Tujuan utama tim ini adalah meraih kemenangan dan inilah yang akan kami kejar,'' ujar Mandzukic, dikutip Daily Mail.

Ketimbang Kroasia, tekanan yang dihadapi Meksiko memang jauh lebih ringan. Hasil imbang tanpa gol sebenarnya sudah cukup mengantarkan Oribe Peralta dan kawan-kawan memastikan satu tempat di putaran kedua. Tapi, pelatih Meksiko Miguel Herrera langsung menutup rapat kemungkinan timnya untuk sekedar mencari hasil imbang. Kroasia, ujar Herrera, akan melakukan apa pun untuk bisa menang. Alhasil, timnya tidak mau tinggal diam dan hanya menerima serangan Kroasia.

Herrera menegaskan, target timnya tetap sama di setiap laga, yaitu meraih kemenangan. Semua hasil bagus yang mereka raih, seperti kemenangan atas Kamerun dan hasil imbang atas Brasil akan musnah begitu saja jika mereka gagal meladeni permainan Kroasia. Hal inilah yang dihindari Herrera. Meksiko pun siap bersaing dengan Brasil sebagai juara grup A.

''Kami tidak bisa merendahkan ekspektasi kami. Kami akan bermain dengan cara yang sama dan semangat yang sama. Kami juga harus bisa lebih fokus dengan ancaman-ancaman yang bisa diberikan Kroasia,'' ujar Herrera di Sportal.

Herrera pun kini tidak mau hanya berharap dengan penampilan impresif kiper mereka, Guilermo Ochoa, tapi dengan penampilan solid anak-anak asuhnya di lini belakang. El Tricolore pun siap memanfaatkan semua celah yang ditinggalkan Kroasia lantaran Luka Modric dan kawan-kawan harus bisa menang di laga tersebut. ''Mereka akan bermain menyerang dan di titik itulah kami bisa memanfaatkan kelemahan mereka,'' ujar Herrera dilansir Associated Press.

Jika menilik tiga pertemuan terakhir antara kedua tim, Meksiko memang tidak bisa terlalu bangga dengan hanya mengemas satu kemenangan. Tidak seperti Kroasia yang mampu menang di dua laga persahabatan, satu-satunya kemenangan Meksiko itu justru diraih di putaran final Piala Dunia, tepatnya di Korea Selatan-Jepang pada 2002 saat penyerang Meksiko Cauhtemoc Blanco mencetak satu-satunya gol lewat titik penalti.

rep:reja irfa widodo ed: fernan rahadi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement