Kamis 10 Jul 2014 13:00 WIB

Para Pesakitan Antusias Memilih

Red:

MEDAN — Sebanyak 1.899 narapidana (napi) yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta Medan, Rabu, ikut mencoblos pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014. Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Klas I Medan Lilik Sujandi mengatakan, warga binaan terbilang antusias memberikan suaranya.

Hal ini, menurut dia, dibuktikan dengan tingginya partisipasi para napi memilih calon kepala negara tersebut. "Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Medan menyediakan tiga tempat pemungutan suara (TPS) di institusi hukum tersebut," ucap Lilik, Rabu (9/7).

Dia menyebutkan, dari jumlah 2.068 warga binaan tersebut, hanya sekitar 169 orang yang tidak dapat memberikan suaranya karena mereka baru dipindahkan dari lapas lain. "Jadi, wajar saja mereka tidak ikut mencoblos pada pilpres tersebut karena belum terdaftar dan tidak memiliki formulir C-6 atau surat undangan pemilih," ujarnya.

Sebanyak 458 narapidana juga menggunakan hak pilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 49 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Kota Bandung, Jawa Barat. Kepala Lapas Sukamiskin Giri Purbadi mengatakan, dari 458 pemilih, tujuh orang di antaranya tidak dapat memberikan hak suaranya karena warga negara asing dan warga yang dicabut hak pilihnya.

Lapas Sukamiskin sebagian besar dihuni oleh narapidana kasus tindak pidana korupsi.

Tercatat, dari total pemilih 458 orang, 337 di antaranya narapidana kasus tindak pidana korupsi, sisanya narapidana kasus pidana umum. Dikatakan Giri, selama pencoblosan di lapas berlangsung tertib, para narapidana korupsi tampak antusias menyalurkan hak suaranya.

"Mereka (binaan kasus koruptor) memberikan hak pilihnya dengan tertib," kata Giri. Selama pelaksanaan pilpres di lapas itu mendapatkan pengamanan internal juga dari kepolisian.

Tahanan KPK

Para tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyalurkan hak politiknya di TPS di gedung KPK yang menjadi bagian dari TPS 18 Kelurahan Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan. Dari 18 tahanan yang memilih, 12 orang mendekam di Rutan KPK dan enam orang di Rutan Guntur. "Jumlahnya ada 21, tapi yang tiga pindah ke Bandung, jadi yang nyoblos di sini cuma 18 orang," ujar petugas panitia pemilihan kecamatan (PPK) Sutrisno.

Tahanan yang pertama memilih adalah mantan presiden PKS Lutfi Hasan Ishak. Terpidana kasus suap kuota impor daging sapi itu mengacungkan jari telunjuknya sambil tersenyum lebar saat ditanya soal calon yang ia pilih.

Tahanan lainnya lebih memilih diam dan langsung masuk ruang tahanan KPK setelah memilih.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Moekhtar memilih memberi salam kepal usai memilih. "Saya pilih nomor tiga saja," ujarnya bergurau.

Akil ditahan KPK setelah divonis bersalah dalam kasus suap perkara pemilukada. Ia diganjar hukuman penjara seumur hidup. rep:c81/antara ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement