Jumat 20 Jun 2014 12:00 WIB

Jokowi Bantah Hapus Kolom Agama

Red:

TEGAL — Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah pernyataan anggota tim suksesnya, Musdah Mulia, tentang rencana penghapusan kolom agama dalam KTP apabila terpilih.

"Siapa yang bilang begitu? Tanyakan ke Bu Musdah, kapan ketemunya dengan saya?" tanya Jokowi di Tegal, Jawa Tengah, Kamis (19/6).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Capres nomor urut dua itu mengatakan, sila pertama Pancasila menyebut Ketuhanan Yang Maha Esa.

Artinya, agama merupakan identitas karakter bangsa Indonesia. "Itu identitas karakter kita, ya tidak apa-apa dong, ada dalam KTP," ujar Jokowi.

Sebelumnya, anggota tim pemenang Joko Widodo-Jusuf Kalla, Musdah Mulia,   mengatakan, pasangan capres-cawapres tersebut akan menghapus kolom agama dalam KTP apabila berhasil memimpin pemerintahan, Rabu (18/6). Musdah mengklaim sudah berdiskusi dengan Jokowi mengenai hal tersebut dan mendapat persetujuan.

Ia mengatakan, adanya kolom agama dalam KTP banyak menimbulkan kerugian. Misalnya, konflik antaragama di suatu daerah.

Cawapres pasangan Jokowi, Jusuf Kalla (JK), juga membantah menyepakati penghapusan kolom agama dalam KTP. Pernyataan yang muncul dinilai hanya gagasan pribadi anggota tim pemenangannya, Musdah Mulia.

Ia menambahkan, selama 60 tahun ini, identitas agama tak pernah menjadi masalah. Setiap pemeluk agama merasa bangga dengan keyakinannya sehingga tidak ada alasan untuk menghapus kolom agama dalam KTP.

Menurutnya, pendataan agama dalam KTP mempermudah pemerintah menuntun serta memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Misalnya, pembangunan tempat ibadah bisa dipetakan sesuai jumlah pemeluk agamanya. Cara mengharmonisasikan umat beragama, menurut JK, tidak dengan menghapus kolom agama dalam KTP.

 

Musdah juga menarik pernyataannya soal persetujuan Jokowi atas penghapusan kolom agama. Ia mengakui, ide penghapusan kolom agama dalam KTP merupakan pendapat pribadinya. "Itu murni pendapat pribadi saya, bukan program Jokowi, sudah jelas? Dengan demikian, selesai. Oke," kata Musdah ketika dihubungi Republika, Kamis (19/6).

Polemik Wimar

Selain itu, mantan juru bicara kepresidenan Wimar Witoelar mem-posting sebuah gambar kontroversial di laman Facebook-nya, kemarin. Gambar tersebut  berisi kolase foto sejumlah tokoh partai yang tergabung dalam koalisi pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Dalam gambar tersebut tampak tokoh ormas Islam dan terpidana pelaku bom Bali, Usamah bin Ladin. Di bawah gambar tertera lambang parpol pendukung Prabowo-Hatta dan sejumlah ormas Islam, termasuk Muhammadiyah. Terkait gambar tersebut, Wimar menyertakan kalimat "Gallery of Rogues Kebangkitan Bad Guys".

Wimar dalam sejumlah kesempatan menyatakan mendukung capres Jokowi. Atas polemik yang menyusul posting-an tersebut, Wimar menyampaikan permohonan maafnya. "Ini kelalaian saya. Saya mohon maaf, terutama ke Muhammadiyah," kata Wimar saat dihubungi Republika.

Ia tak menyampaikan dari mana mendapat foto tersebut, tapi tetap mengunggah karena merasa gambar itu ilustratif dalam menggambarkan peta politik Tak lama setelah menyampaikan permohonan maaf, akun Facebook dan Twitter ia tutup.

Jokowi yang mendengar kabar polemik tersebut lekas menjauhkan diri dari Wimar. Ia menegaskan, Wimar bukan anggota tim pemenangannya dan komentar yang ia layangkan merupakan pandangan pribadi. "Coba dicek di tim, ada tidak nama Pak Wimar," ujarnya.

Ia enggan berkomentar  mengenai foto kontroversial tersebut meski tindakan Wimar berpotensi menjatuhkan citra kubu Jokowi-JK. "Ya, ndak ngerti. Tanyakan saja ke Pak Wimar," kata Jokowi.

Unggahan gambar Wimar merupakan polemik terkini yang ditimbulkan dari kubu tim pemenangan dan pendukung Jokowi-JK. Sebelum wacana penghapusan kolom agama, anggota tim pemenangan Jokowi-JK juga melontarkan penolakan terhadap peraturan daerah syariah dan pengerahan simpatisan untuk mengawasi khotbah di masjid.rep:c92/andi mohammad ikhbal ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement