Ahad 23 Oct 2016 16:00 WIB

Mumi Otzi Pun ‘Bersuara’

Red:

Suara Otzi Si Pria Es, mumi berumur 5.300 tahun itu belum lama ini ketahuan. Apakah Otzi bisa bicara? Bukan begitu. Para peneliti belum lama ini berupaya menciptakan kembali suara-suaranya. Bagaimana caranya? Para pakar itu mem buat suaranya dengan memper kirakan secara lebih akurat suara mumi itu semasa hidupnya.

Mereka membuat saluran suaranya. Begini prinsip dasar suara. Ketika manusia memunculkan suara vokal seperti a, i, u, e, dan o, ada tiga bagian anatomi yang berperan penting, yakni, paru-paru, laring (kotak suara yang terletak di leher), dan batang tenggorok.

Paruparu memberi aliran udara yang menguatkan suara, jika aliran udara terlalu lemah maka yang keluar hanyalah suara bisikan. Laring atau kotak suara kita ada di belakang jakun.

Bagian yang bisa kita raba dari luar adalah tulang rawan yang melindungi dan mendukung pita suara di dalamnya. Pita suara yang bergetar ini adalah sumber suara untuk sebuah vokal.

Bila kalian menyuarakan 'aaa' sambil menekan dengan lembut jari di sekitar jakun, akan terasa getaran di laring. Setiap orang memiliki nada alami yang berdasarkan ukuran laring, panjang, dan ketebalan pita suara mereka.

Nada alami kita adalah yang keluar ketika otototot tenggorokan kita dalam keadaan cukup santai dan tidak berter iak. Wanita memiliki pita sua ra lebih pen dek dan lebih tipis ketimbang pria.

Karena itu, wanita memiliki sua ra dengan nada yang lebih tinggi. Kita bisa bayangkan saluran udara itu sebagai sebuah pipa. Kita bisa mengubah panjang pipa itu dengan memonyongkan bibir seperti saat mengatakan 'ooo', atau menggerakkan lidah.

Ketika mengucap 'aa', lidah kembali ke arah tenggorokan, sehingga bagian pipa yang lebih rendah menyempit, dan yang bagian atas melebar. Untuk mengetahui bagaimana Otzi bersuara, misalnya, kita harus tahu ukuran dan ketebalan pita suaranya, itu memberi tahu kita tentang nada alaminya.

Kita juga harus tahu seberapa panjang saluran udaranya. Lidah dan bibir mumi telah diawetkan dalam posisi te rtentu. Ini memberikan petunjuk ke pada kita tentang satu suara vokal.

Jadi, bila ingin memperkirakan bagaimana Otzi bersuara untuk vokal-vokal yang lain, kita juga perlu tahu sedikit tentang ukuran lidah dan di mana ia bergabung dengan batang tenggoroknya.

Begitu juga ukuran batang tenggorokannya. Namun, bagaimana mengerjakan semua ini? Sederhana, kita perlu sebuah CT scan, alat pemindai yang menggunakan sinar X untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh Otzi.

Ini memungkinkan kita mengukur semua dimensi bagian dalam tubuhnya. Semua informasi itu dipadukan semua untuk mem buat sebuah model komputer tentang bagaimana kirakira suara si mumi.

Walter Konig adalah yang pertama menggunakan sinar X untuk mengeksplorasi mumi. Ia melakukannya pada 1896, tak lama setelah penemuan sinar X. CT scan sendiri telah dilakukan untuk meneliti mumi selama 40 tahun.

Kendati begitu, dalam penelitian Otzi tampaknya, pertama kali datadata CT scan digunakan untuk mem perkirakan suara yang dihasilkan tubuh. Bisakah teknik serupa digunakan untuk memperkirakan suara manusia prasejarah, misalnya, Neanderthal?

Sedihnya teknik CT scan tak bisa membantu dalam hal ini. Sebab, teknik ini bergantung kepada adanya daging. Mumi masih memiliki lapisan daging yang diawetkan.

Neanderthal sudah menjadi fosil, artinya hanya ada struktur tulang. Tak ada informasi tentang paru-paru, laring, saluran udara atau lidah yang yang bisa membuat kita bisa memprediksi kemampuan si fosil bicara.    Oleh Winda Destiana/plays.org, ed: Nina Chairani  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement