Ahad 23 Oct 2016 15:00 WIB

Pijat Sayang untuk Si Mungil

Red:

Dahulu, dukun bayi bia sa menjadi andalan keluarga untuk memijat bayi. Bayi yang tak bisa tidur, rewel, kerap dibawa ke nenek dukun.

Pijatannya bisa menenangkan dan menidurkan bayi hingga pulas. Pijatan pada bayi tidak pernah punah, bahkan terus berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Namun, jasa nenek dukun tak banyak lagi digunakan oleh keluarga modern. Teknik pijatnya pun berbeda.

Jika dahulu pijatan dikenal dengan tekanan keras pada bayi, justru sebaliknya, hanya perlu sedikit tekanan. Hindari bayi menangis ketika melakukan pijatan, kata Lisma Meliana, terapis pijat bayi Rumah Sakit Umum (RSU) Bunda Jakarta. Saat memijat bayi, diusahakan seluruh tangan terbuka dan menyentuh langsung pada kulit.

Dengan membukakan tangan dan melakukan kontak langsung, di situ terjadi sebuah komunikasi. Menjadikan pijatan dapat mempererat kedekatan antara pemijat dan si bayi melalui sentuhan langsung yang membuat nyaman. Ayah juga memijat Tidak hanya ibu yang memijat si bayi.

Ayah pun perlu melakukan agar ada koneksi dengan anak. Pijatan menghantarkan aura positif yang dapat dirasakan oleh anak secara langsung. Hal tersebut membuat kedekatan antara ibu, ayah, dan anak secara psikologis. Manfaat lain yang dapat dirasakan bayi ketika dipijat, menurut Lisma, adalah memperbaiki tumbuh kembangnya.

Sentuhan-sentuhan di titik tertentu membuat lancarnya aliran darah, bagian perncernaan sehingga berefek kepada kesehatan tubuh. Kemudian, pijatan juga meringan kan hormon stres pada bayi, karena kalau dibilang bayi tidak stres, tidak juga, katanya.

Stres yang dirasakan bayi memang sering kali tidak tampak secara nyata di mata orang tua. Setelah dipijat suasana hati bayi akan kembali normal. Lisma mengingatkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika akan memijat bayi. Yang pasti, ayah atau bunda harus membersihkan ta ngan dengan sabun lebih dahulu.

Ja ngan berkuku panjang dan mengenakan cincin. Mengamankan tangan dari hal-hal yang bisa menyakiti bayi. Jangan dipaksa Secara umum, tak ada waktu terten tu untuk memijat bayi.

Namun, hindari memijat bayi dalam kondisi kenyang. Jika dipaksakan akan mem buat perut bayi menjadi tidak enak, atau justru akan membuat buang air besar.

Kondisi lain yang perlu diperhatikan, ketika bayi sudah menolak untuk dipijat. Maka, jangan dipaksakan untuk memijatnya. Bisa-bisa jika terus dilanjutkan bayi akan merasa trauma, sampai bisa merasa ketakutan jika melihat orang yang akan melakukan pijatan.

Seperti saya waktu itu dipaksa sama ibunya buat memijat, padahal bayinya tidak mau. Ini jadi trauma dan pas melihat saya, dia jadi takut, ujar terapis yang juga menjadi konselor ASI itu.

Diusahakan ketika akan memijat ciptakan suasan yang nyaman, dalam keadaan bersih, menggunakan minyak-minyak tertentu, dan mengajak berbicara lebih dahulu.

Setiap kali akan memijat orang tua perlu meminta izin anak, ini menjadi satu cara bayi merasa nyaman ketika mulai disentuh, bahkan akan meminta untuk terus dipijat. Pada umumnya, bayi tidak memiliki batas minimal untuk dipijat. Setelah lahir pun biasanya sudah dapat dipijat. Namun, dia menyarankan, setelah bayi berumur dua hari.

Fokus perhatian lebih baik bagi ibu untuk membiasakan memberikan ASI. Setelah dua hari kelahirannya, bayi dapat memulai sensasi pijatan hingga berusia yang tidak dapat ditentukan.

Bahkan, bayi prematur pun tidak masalah untuk dipijat. Namun, pijatan hanya sebatas membelai dan mengusap, bukan memberikan tekanan. Ketika melakukan pijatan pun disarankan untuk mendapatkan dampingan suster agar lebih aman.

Ibu juga perlu melakukan percakapan dengan kata-kata menye mangati dan bernada positif. Pijatan pada bayi prematur ini dapat membuat berat badan bayi cepat bertambah dan membuat bayi segera normal.    Oleh Dwina Agustin, ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement