Ahad 28 Aug 2016 17:00 WIB

Adu Cepat Menyusun Gelas

Red:

Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta, Aji Galuh Rakasiwi, me - miliki kewajiban untuk mencari pengetahuan tentang permainanpermainan kecil. Pada 2009, ia lantas mengikuti seminar yang dibawakan oleh pembicara asal Singapura. Dari sana, Aji lantas berkenalan dengan permainan susun-menyusun gelas dengan cepat atau yang dikenal dengan nama sport stacking.

Aji mengaku, ketika pertama kali melihat permainan tersebut, ia langsung terpikat meski sempat bertanya-tanya, bagaimana cara menyusun gelas seperti yang diperagakan. Waktu itu, sempat penasaran dan jadi tertarik untuk tahu lebih dalam, ujar dia.

Dari seminar itu, kemudian dilakukan seleksi untuk mengajarkan sport stacking ke sekolah-sekolah di Jakarta dan Surabaya. Aji lolos dan mendapat pelatihan untuk menjadi pengajar.

Setelah itu, tak semua alumni seminar tersebut menekuni sport stacking. Sementara Aji memilih untuk tenggelam lebih dalam dan memilih sport stacking sebagai tema skripsinya. Dalam proses penelitian, ia kembali melakukan kunjungan ke sejumlah sekolah. Kali ini, ia berusaha memperluas jangkauan. Dari sebelumnya hanya mengenalkan sport stacking ke murid tingkat sekolah dasar, ia kemudian mengenalkannya pula hingga murid tingkat sekolah menengah atas.

Dari pengamatannya, Aji melihat peminat sport stacking cukup banyak. Tercetuslah di benak pria ini keinginan untuk membuat komunitas. Hasilnya, pada pertengahan 2010, berdiri komunitas Indonesia Sport Stacking.

Waktu secepat mungkin

Aji mengaku, bermainsport stacking bisa disebut susah-susah gampang. Sekilas tampak permainan ini sekadar susun-menyusun gelas. Namun, kata Aji, diperlukan beberapa teknik agar bisa menyusun gelas dengan kecepatan tinggi.

Seorang pemain pemula akan dilatih untuk bisa membuat tumpukan paling dasar dari kombinasi sembilan gelas. Pemain diminta untuk membuat tiga bentuk piramida dengan masing-masing tiga gelas. Itu biasa disebut 3- 3-3 dan itu yang paling dasar sekali, ujar dia.

Jika sudah mahir, pemain akan menghadapi tantangan yang lebih sulit, yakni membangun tiga piramida dengan formasi 3-6-3. Pada tahap itu, jumlah gelas sudah menjadi 12 buah atau sesuai standar yang ditetapkan. Selanjutnya, pemain dilatih kembali untuk bisa melakukan Cycle Stack. Itu adalah kombinasi yang dimulai dengan membangun piramida 3-6-3 lalu dibentuk menjadi 6-6, ke mu dian men jadi 1-10-1, dan kembali menjadi 3-6-3. Bagi seorang ahli, tak perlu waktu lama untuk membangun susunan itu. Aji mengatakan, pemegang rekor dunia bisa membuat seluruh rangkaian Cycle Stack hanya dalam waktu lima detik.

Aji mengaku, anak-anak kecil cenderung memiliki motorik yang masih bagus. Keterampilan bermain sport stacking pun cenderung lebih baik dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itu, kata Aji, dalam kejuaraan sport stacking biasanya dibagi dalam beberapa tingkatan umur.

Tujuan mendasar permainansport stacking adalah mencatatkan waktu secepat mungkin. Teknik khusus diperlukan lebih pada cara mengambil dan menyusun gelas. Sasarannya, yakni gelas bisa tersusun dengan cepat dan efisien.

Ia mencontohkan, untuk bentuk piramida enam jika harus mengambil gelas satu per satu akan memakan waktu lama. Jadi bisa dilakukan dengan tangan kanan memegang tiga gelas, tangan kiri memegang tiga gelas, ujarnya.

Faktor kerapian juga menjadi hal penting. Aji mengatakan, jika gelas tidak tersusun rapi kemungkinan besar tum - pukan akan jatuh.

Aji mengaku untuk mempelajari sport stacking tidak diper lukan waktu lama. Ia menyebut, dalam hi tung an jam, se seorang sudah bisa mahir dalam menyusun gelas-gelas itu. Seiring berjalannya waktu, kecepatan bisa semakin meningkat.

Dalam komunitas Indonesia Sport Stacking, dikembangkan pula teknik-teknik yang melibatkan unsur warna dan atraksi. Jadi, kami kembangkan juga teknik freestyle. Pemain bisa melempar-lempar gelas ke udara. Ini agar bisa menarik, kata Aji.

Tidak licin dipegang

Untuk bermain sport stacking, menurut Aji, diperlukan gelas khusus. Gelas itu memiliki lubang di bagian dasarnya yang digunakan sebagai jalur udara keluar. Gelas pun didesain bertulang agar tidak menempel dengan gelas lain.

Aji mengaku, hal ini penting agar pemain bisa mengambil jumlah gelas sesuai yang diinginkan. Sisi luar gelas dibuat kasar agar tidak licin ketika dipegang. Sementara di bagian dalam gelas, dibuat halus untuk bisa mempercepat proses merapikan kembali gelas atau downstacking.

Aji mengatakan, saat ini gelas untuk permainan sport stacking sudah bisa dibeli secara daring. Untuk produk lokal, harganya Rp 170 ribu untuk satu set berisi 12 gelas. Sementara untuk gelas resmi yang digunakan dalam kejuaraan, satu set dibanderol dengan harga mulai Rp 320 ribu hingga Rp 520 ribu.

Regulasi permainan sport stacking diatur oleh organisasi World Sport Stacking Association (WSSA), yang berpusat di Amerika Serikat. Pada 2015, WSSA Indonesia terbentuk untuk menjadi kepanjangan tangan organisasi, sekaligus memopulerkan kegiatan sport stacking. WSSA pun rutin menggelar kejuaraan tingkat dunia dan regional.

Direk tur WSSA Indonesia Emiliana mengaku, Indonesia turut aktif dalam berbagai kejuaraan sport stacking, baik tingkat Asia maupun dunia. Pada November mendatang, Indonesia pun mengirimkan dua tim untuk ikut bertanding dalam kompetisi tingkat Asia di Korea Selatan.

Emiliana mengatakan, sport stacking adalah kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan koordinasi mata dan tangan. Kegiatan ini juga bisa melatih kecepatan dan konsentrasi. Dalam permainan ini, pemain dituntut untuk bisa menyeimbangkan keterampilan tubuh bagian kanan dan kiri juga, ujar dia.

Ia menyebutkan, ada tiga kategori jumlah peserta dalam bermain sport stacking,yakni individual, ganda, dan tim. Emiliana mengaku, dalam kategori ganda bisa dilakukan antar - teman, bisa juga dilakukan antara orang tua dan anak.

Hal ini membuat sport stacking menjadi spesial, karena bisa ikut meningkatkan ikatan anak dan orang tua dalam berkegiatan bersama. Kami justru mendorong para orang tua untuk ikut serta bermain. Tidak hanya anak-anaknya, ujar dia.

Emiliana mengaku, manfaat bermain sport stacking bisa dirasakan banyak kalangan. Ini karena hampir tak ada batasan umur untuk bermain. Dia mengungkapkan, anak usia tiga tahun hingga usia berapa pun bisa bermain. Jadi, mulai anak kecil sampai kakek dan nenek juga bisa ikut bermain, ujarnya.     Oleh Ahmad Fikri Noor, ed: Nina Chairani

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement