Ahad 21 Aug 2016 17:00 WIB

Belajar Memilih Teman Sendiri

Red:

Sejak anak kecil sudah bi sa diajarkan cara memi lih teman. Proses belajar itu, kata Nadya Pramudita, terjadi ketika ayah bun da men diskusikannya dengan anak dengan tidak memberikan larangan secara frontal kepada anak untuk bermain. Hasilnya, anak akan lebih kritis dan belajar menilai sendiri.

Memilih teman bukan hanya 'menghindari' teman yang tidak baik. Terkadang karena orang tuanya dekat dengan orang tua lain, lalu ingin anak mereka berteman. Ini pun tidak bisa dipaksakan. Biarkan anak berteman karena ia memang ingin berteman (dan menemukan kecocokan) dengan anak teman kita itu, kata psikolog anak di Ibu Kota ini menambahkan. Ketika anak menjelang remaja, kurangi intervensi orang tua secara langsung terhadap pertemanan anak.

Biarkan anak mengambil tindakan sendiri, tetapi dengan sepengetahuan orang tua. Tentu saja tindakan yang diambil memang sesuai dengan pendidikan yang diterapkan orang tua. Misalnya, bila terjadi perselisihan dengan teman, biarkan anak yang menyelesaikannya. Orang tua memberikan nasihat apa saja yang bisa dilakukan.

Dengan demi kian, anak akan dipandang individu yang mampu mengatasi masalahnya. Anak juga merasa bangga karena bisa mengatasi masalahnya, dan merasa adanya dukungan dari orang tua. Semakin besar, lingkungan pergaulan anak akan semakin luas. Ia akan bertemu dengan semakin banyak orang, dengan berbagai karakter.

Biarkan anak belajar, melalui pengalamannya sendiri, teman mana yang tepat dijadikan teman dan teman mana yang 'tidak pas'. Tugas orang tua adalah mengenali teman-teman anak kita, dan memantau agar anak tetap memilih teman yang 'pas', ujarnya.     Oleh Desy Susilawati

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement