Senin 02 May 2016 18:00 WIB

Hardiknas- Dukung Mereka Mengembangkan Kreativitas

Red:

Beberapa pelajar Indonesia dapat me ngem bangkan kreativitasnya dengan baik di tempat ia menimba ilmu. Me reka mendapat fasilitas yang layak untuk mem bangun ide-ide cemerlang yang telah lahir.

Salah satunya mahasiswa asal Universitas Indonesia, Riffal Ruchiandrean bersama dengan kedua orang temannya, berhasil mewujudkan keinginannya untuk tidak bergantung pada energi listrik. Ia menelurkan prototipe Pie-HaT (Piezoelectric Harvesting Technology) sebagai sumber energi terbarukan untuk penerangan stasiun kereta api.

"Dosen dan kampus sangat mendukung prototipe yang kami ciptakan. Dukungan yang disampaikan juga bukan hanya sekadar ilmu, melainkan juga dana," kata Riffal. Adapun kereta api listrik merupakan salah satu dari transportasi publik yang banyak disukai oleh pengguna jasa transportasi di Jabodetabek. Dan, stasiun kereta api menjadi salah satu tempat publik yang banyak didatangi oleh masyarakat setiap harinya.

Riffal menjelaskan, konsumsi listrik di stasiun cukup besar untuk penerangan dan lain hal sehingga dibutuhkan renewable energy yang dapat membantu mengurangi pasokan listrik dari PLN. Harvesting technology adalah teknologi tepat guna yang dapat mengonversikan energi yang dihasilkan oleh tekanan manusia saat berjalan menjadi energi listrik, menggunakan alat yang bernama Pie-HaT.

Energi ini mampu menghidupkan enam lampu LED berdaya lima watt selama 16 jam. Dengan menanam sensor piezoelektric di gate, tanggatangga, dan area di sekitar peron kereta yang dilewati para pengguna saat akan naik dan turun dari kereta dinilai lebih efektif. Saat ini Riffal sudah memasuki semester delapan. Untuk itu, penemuanya kini diteruskan oleh adik kelasnya. Namun, tidak hanya kreativitas dalam hal prototipe energi penerangan lampu, ia juga terlibat dalam ide baru untuk pengembangan sampah.

"Untuk penemuan tersebut akan diturunta ngankan ke junior kami untuk dikembangkan dan diikutsertakan dalam konferensi. Saya ke ma rin baru konferensi internasional di Korea Selatan tentang arisan sampah juga," ungkapnya.

Ia berharap, ke depan perguruan tingginya akan tetap memberikan dukungan terhadap ideide kreatif sehingga dapat diwujudkan ke dalam bentuk aslinya. Dukungan perlu disalurkan agar memberikan semangat bagi para pelajar untuk terus memperbaiki ide yang telah dikembangkan.

"Harapan saya untuk adik kelas, supaya terus berkarya untuk Indonesia melalui bidang ilmu yang sudah dipelajari di kampus. Untuk pengajar dan kampus agar tetap memfasilitasi mahasiswa yang ingin berkembang melalui karya dan kreativitas," kata dia.

Selain itu, mahasiswa asal Universitas Brawijaya, Malang, Muhammad Bagus Ardiwiyatna, bersama temannya, Ahmad Diyanal Arifin, mampu menciptakan energi listrik melalui gelombang air laut. Hasil karya keduanya disebut dengan break water hybdrid building. "Alhamdulillah, kemarin prototipenya sempat diikutkan di event internasional. Di sana kami mendapatkan beberapa penghargaan lagi," ujar Bagus.

Karya ini apabila diaplikasikan akan menjadi altenatif energi terbarukan bagi masyarakat Indonesia di pesisir pantai. Hingga saat ini penduduk Indonesia masih belum sepenuhnya merasakan manfaat listrik secara maksimal. Saat ini break water hybrid building masih dalam bentuk prototipe pembangkit listrik dengan air laut. Bagus menjelaskan, listrik ini dihasilkan melalui pelampung yang berada di pantai, yang kemudian terkena ombak dan menekan piezoelectric. Dengan adanya tekanan pada piezoelectric, maka dapat menghasilkan listrik. rep: Rossi Handayani ed: Khoirul Azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement