Senin 02 May 2016 18:00 WIB

Hardiknas- Mencetak SDM Inovatif dan Kompetitif

Red:

Kemajuan suatu bangsa akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Dan, penciptaan SDM yang berkualitas hanya melalui pendidikan yang memberikan layanan kreativitas, inovasi, dan skill yang mampu bersaing.

Wakil Direktur Bidang Kerja Sama Politeknik Negeri Media Kreatif Dr Misbah Fikrianto mengatakan, secara filosofi, pendidikan memiliki tujuan untuk menghasilkan peserta didik yang cerdas, kreatif, mampu bersaing, dan berakhlak baik. Tujuan mulia tersebut harus dapat diawali dengan guru/dosen yang berkualitas. "Guru/dosen yang mencontohkan akhlak yang baik sehingga memiliki karakter dan perilaku yang santun dan berprestasi," ujarnya kepada Republika, Ahad (1/5).

Dia menambahkan, proses pendidikan harus dilakukan secara utuh dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan evaluasi yang berkualitas.

Harapannya, semua pihak, baik pemerintah, orang tua, guru, industri, maupun lingkungan mendukung proses pendidikan yang baik. "Secara regulasi dan kebijakan, pemerintah menjalin layanan pendidikan yang merata dan berkualitas. Pendidikan adalah hak setiap warga negara Indonesia." Misbah mengemukakan, belajar dari tokoh pendidikan dan ulama Sumatra Utara, Prof H Nukman Sulaiman, pendidikan yang baik harus dimulai dari lingkungan keluarga dan peran orang tua yang baik. Pendidikan harus melibatkan orang tua dalam prosesnya.

Praktisi pendidikan Afrizal Sinaro mengatakan, diperlukan kejujuran semua pihak untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. "Sudah saatnya kita semua berlaku jujur dalam menjalankan tugas mulia sebagai pendidik. Baik kita sebagai pejabat maupun pengelola pendidikan dan guru-guru yang setiap hari menghadapi anak-anak didik di sekolah," kata Afrizal.

Jujur yang dimaksud Afrizal adalah siap membuka diri dan menerima masukan dari mana saja demi peningkatan kualitas SDM dan mutu pendidikan nasional. "Kita harus jujur mengakui bahwa diri kita, guru, dan murid belum bisa bersaing dengan negara maju. Dengan begitu, tentunya kita semua akan lebih banyak belajar, mencontoh, melihat dan membaca," ujar ketua umum Yayasan Perguruan Al-Iman itu.

Disebutkan, sudah saatnya program pelatihan dan pengembangan untuk guru bermutu menjadi prioritas utama. Karena, dengan guru yang berkualitas, akan lahir murid, sekolah, dan pendidikan yang bermutu.

Afrizal, yang juga salah seorang peneliti Indonesia Bermutu menambahkan, salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru adalah dengan mewajibkan setiap guru membaca buku-buku ilmu pengetahuan minimal dua judul per semester. Buku yang sudah dibaca dipresentasikan dan didiskusikan dengan sesama guru. Selanjutnya, ditulis rangkuman atau kesimpulan dari hasil diskusi buku tersebut. "Dalam hal ini, pemerintah harus membuat regulasi yang jelas agar program ini dapat berjalan dengan baik dan terukur," ujarnya.

Pendidikan vokasi Menurut Mis bah, salah satu jenis pendidikan yang sangat pen ting da lam mence tak SDM yang siap bersaing secara glo bal adalah pendidikan vokasi. "Me nyikapi era Ma syarakat Eko nomi ASEAN (MEA), Trans Pa cific Parte ner ship, dan per saingan bebas, pen didikan vokasi me rupakan solusi layanan yang pas untuk memenuhi jumlah angka partisipasi kasar (APK)," ujarnya.

Dia menyebutkan, pendidikan vokasi memiliki keunggulan karena menyiapkan SDM yang mempunyai keterampilan yang profesional, spesifik, dan diserap oleh industri. Pendidikan vokasi sangat berkembang di negaranegara maju, seperti Jerman, Swiss, Jepang, dan lainnya.

Di Indonesia, jumlah politeknik negeri sebanyak 43 perguruan tinggi. Salah satu contoh, ujar Misbah, Politeknik Negeri Media Kreatif yang fokus untuk menghasilkan SDM bidang industri kreatif. Industri kreatif saat ini sedang berkembang, seperti animasi, multimedia, broadcast, teknik kemasan, periklanan, dan lainnya. "Pola pendi dikan kreatif dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki inovasi melalui hasil karya inovatif, kreatif melalui pola pikir tidak terbatas, dan produktif dengan akhlak yang baik serta mampu bekerja cerdas," katanya memaparkan.

Misbah yang juga ketua Badan Koordinasi Kerja Sama Politeknik se- Indonesia mengatakan, kebutuhan akan pendidikan vokasi sangat besar. Hal itu karena masyarakat mengharapkan putra putri Indonesia memiliki skill dan daya saing yang tinggi. "Politeknik dengan politeknik lainnya harus bekerja sama dan berkomitmen untuk terus me ngem bangkan pendidikan vokasi yang berkualitas," katanya menegaskan.

Pentingnya pendidikan vokasi menjadi pokok bahasan dalam perte muan Badan Koordinasi Kerja Sama Politeknik Negeri se-Indonesia. Ke giatan tersebut digelar di Bandung, Jawa Barat, 28 April sampai 1 Mei 2016. "Pendidikan vokasi merupakan solusi dalam menghasilkan sumber daya manusia yang siap kerja. Jebolannya mampu bersaing dengan lulusan pen didikan lainnya," ujar Ketua Forum Di rektur Politeknik Negeri Prof Isa S Toha.

Hal senada diungkapkan Direktur Politeknik Bandung (Polban) Dr Rahmad Imbang. "Pada era global, pendidikan vokasi sangat tepat untuk mempersiapkan SDM yang berdaya saing tinggi," ujarnya. Irwan Kelana ed: Khoirul Azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement