Jumat 03 Jul 2015 16:00 WIB

Sinergi Tiga Lembaga Teliti Risiko dan Dampak Tsunami di Sumatra

Red:

Para ilmuwan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Earth Observatory of Singapore (EOS) di Nanyang Technological University (NTU), dan France's Insitute de Physique du Globe de Paris (IPGP) bekerja sama melaksanakan penelitian kelautan di bagian barat Indonesia dengan risiko seismik tinggi di bagian barat Sumatra. Proyek penelitian yang diberi nama ekspedisi Mentawai Gap-Tsunami Earthquake Risk Assessment (MEGA-TERA) bertujuan untuk menilai risiko tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi di wilayah tersebut dengan memetakan dasar laut di mana lempeng tektonik yang berbahaya akan bertemu. Dengan diketahuinya prediksi dan nilai risiko, diharapkan dapat membantu mengurangi potensi bencana tsunami.

Proyek penelitian yang dilakukan kurang lebih selama 32 hari ini menargetkan zona tumbukan (subduction zone) di wilayah Sumatra-Andaman yang sejajar dengan sisi barat Sumatra dan Pulau Mentawai. Sebab, pada lokasi itu dinilai sebagai wilayah yang paling aktif secara seismik. Direktur Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Haryadi Permana mengatakan, dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai sifat-sifat tektonik, semua pihak dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk mengurangi risiko gempa bumi besar. "Kita tidak ingin bencana yang dahsyat seperti di Aceh terjadi lagi di Padang atau kota-kota lain yang berisiko tinggi," kata Haryadi.

Semua informasi dan data yang diperoleh dari ekspedisi ini akan dibagikan secara publik dengan ilmuwan lain dan organisasi penelitian. Penelitian ini didukung dengan kapal riset Falkor milik Schmidt Ocean Institute (SOI), sebuah LSM yang berbasis di Amerika. Duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake mengaku bangga dapat bermitra dengan Indonesia. Blake mengatakan, kerja sama ini merupakan bentuk dukungan Presiden AS Barack Obama terhadap kegiatan Presiden RI Joko Widodo yang berhubungan dengan kemaritiman.  "Presiden Obama telah menekankan pentingnya kedua negara bekerja sama untuk mendorong kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik antarpemerintah maupun antarindividu," ujar Blake. c16 ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement