Jumat 22 May 2015 13:00 WIB

UMM Jadi Pusat Riset Pengembangan Apel

Red:

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang bekerja sama dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropik (Balijestro) Kementerian Pertanian mendirikan Pusat Riset  Pengembangan Apel. Pusat riset ini merupakan yang pertama di lingkungan kampus serta satu-satunya di Indonesia.

Ketua Pusat Riset Pengembangan Apel UMM Harun Rasyid mengatakan,  pendirian pusat riset dilatarbelakangi berbagai permasalahan yang meliputi pengembangan komoditas apel seperti kualitas lahan, produktivitas pohon, biaya produksi yang tinggi, permodalan, serta pengembangan industri turunannya.

"Dengan adanya pusat riset ini, kami ingin menggiatkan agrobisnis apel agar terjadi peningkatan produksi dan kualitas buah. Selain itu, kami juga mendorong pembukaan kebun-kebun baru di kawasan (yang baru pula)," kata Harun, seperti dilansir kantor berita Antara, Selasa (19/5). Pendirian Pusat Riset Pengembangan Apel diharapkan mampu membuat buah Indonesia mencapai kualitas buah unggul sesuai standar codex internasional dengan produktivitas yang tinggi. Para petani pun diharapkan memperoleh difusi teknologi dalam perbaikan lahan dan produksi bahan organik.

Selain itu, ujar Harun, petani juga bisa mendapatkan teknologi prapanen, pada saat panen dan pascapanen yang mampu meningkatkan kualitas buah. "Rancangan strategis pengembangan program ini bersifat komprehensif meliputi banyak bidang, mulai dari hulu hingga hilir," kata Harun. Kepala Balijestro Kementerian Pertanian Joko Susilo Utomo menyambut baik pendirian usat Riset Pengembangan Apel yang digagas UMM tersebut.

"Pengembangan tanaman apel saat ini masih sangat kurang. Sebab, dari 73 varietas apel yang diteliti Balijestro hanya ada tiga varietas yang pengembangan dan pemasarannya bagus, yakni apel anna, manalagi, dan rumbeauty," ujar Joko. Joko berharap, Pusat Riset Pengembangan Apel di UMM mampu meningkatkan kualitas produksi apel di Malang, bahkan mampu memenuhi standar good looking dan good eating.

"Selain itu, penanganan pascapanen pun juga bagus sehingga harganya juga mengikuti. Kami juga punya mimpi bagaimana hasil panen buah di Tanah Air juga dilakukan grading dari tingkat petani, bukan di tingkat pedagang," kata Joko. ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement