Senin 25 Jul 2016 14:00 WIB

Demi Kesiapan Angkutan Mudik Tahun Depan

Red:

 

Republika/Wihdan Hidayat    

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menutup Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2016 pada Senin (18/7). Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan mengatakan, selama masa operasi Lebaran 2016, terjadi kenaikan jumlah penumpang untuk moda angkutan penumpang laut, udara, dan kereta api dibandingkan tahun lalu.

Rinciannya, angkutan penyeberangan naik 6,67 persen, angkutan perkeretaapian naik 3,78 persen, angkutan laut naik 5,6 persen, dan angkutan udara mengalami kenaikan sebesar 13,74 persen.

"Secara keseluruhan, ada 18.149.747 penumpang umum atau naik 4,3 persen dibanding tahun lalu," ujarnya dalam konferensi pers Evaluasi Angkutan Lebaran 2016 di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (18/7).

Jonan menambahkan, kenaikan penumpang angkutan umum biasanya terjadi sekitar empat persen setiap tahunnya. Hal itu merupakan suatu indikasi yang baik, lantaran kenaikan jumlah penumpang justru melebihi pertumbuhan penduduk.

Kendati begitu, untuk angkutan moda berbasis jalan raya, yakni bus antarkota antarprovinsi (akap), mengalami penurunan sebesar 5,99 persen atau berjumlah 4.416.119 penumpang dibanding tahun lalu sebanyak 4.697.945 penumpang.

Mengutip data Korlantas, mulai H-6 hingga H+8, Jonan mengatakan, jumlah kecelakaan lalu lintas turun enam persen dari 3.172 kecelakaan pada 2015 menjadi 2.979 kecelakaan pada tahun ini. Kemudian, korban meninggal dunia turun 20 persen, korban luka berat turun 15 persen, dan korban luka ringan turun lima persen.

Jonan menyebutkan, sekitar 70 persen kecelakaan yang terjadi melibatkan kendaraan sepeda motor.  Belajar dari pengalaman masa operasi tahun ini, Jonan menyiapkan tiga langkah agar penyelenggaraan angkutan Lebaran tahun-tahun mendatang bisa lebih baik. Pertama, ia meminta pengoperasian ruas baru harus dibicarakan dengan sangat detail demi menghindari rekayasa lalu lintas yang sangat berlebihan, sehingga menyebabkan kemacetan sangat panjang. Kedua, dengan meningkatkan atau menggencarkan sosialisasi penggunaan transportasi umum untuk arus mudik dan balik. Ketiga, untuk mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas berbasis jalan raya darat, ia mengatakan, harus dilakukan sosialisasi sedini mungkin kepada pemudik.

"Menurut saya, sosialisasi harus dilakukan sedini mungkin bersama-sama korlantas. Harus dilihat, yang menelan korban selama dua tahun ini adalah jalan raya yang besar sekali," lanjutnya.

Berdasarkan pemantauan data kecepatan yang dihimpun GPS di empat lintasan, secara umum, kata Menhub, rata-rata angkutan Lebaran sampai H+7 memiliki kecepatan tertinggi pada Jalan Tol Cipularangan dengan kecepatan 63,24 km per jam dan terendah di Banjar-Cileunyi 31,71 km per jam.

Sedangkan, jumlah mobil pribadi dan motor, berdasarkan tiga lokasi pemantauan, Cisarua-Cileunyi di selatan, Ciasem dan Sadang di utara, Merak di barat, sampai H+7 tercatat sekitar 116.155 unit mobil pribadi dan 149.273 unit sepeda motor.

Jonan juga menegaskan pentingnya program mudik gratis bagi pengguna sepeda motor. Ia menilai, kehadiran program mudik gratis mampu menekan tingginya angka kecelakaan yang didominasi kendaraan roda dua. Ia akan mengusulkan agar kuota mudik gratis tahun depan bertambah besar. Meskipun, ia mengakui, kendala utamanya ada pada kebiasaan pemudik yang lebih memilih menggunakan sepeda motor saat pulang ke kampung halamannya. Dari kuota 30 ribu mudik gratis Lebaran 2016, hanya terisi sekitar 80 persen.

"Ini refleksi bahwa sosialisasi kepada masyarakat untuk menggunakan mudik gratis menjadi sangat penting," kata Jonan.

Meski posko angkutan terpadu resmi ditutup, Jonan meminta agar pelayanan tetap maksimal, terutama pengelolaan jalan tol dan jalan nasional, sehingga ke depannya dapat meminimalisir korban.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Pudji Hartanto Iskandar menjelaskan, kecelakaan sepeda motor selama masa operasi Lebaran turun 19 persen dari 4.661 kecelakaan pada 2015 menjadi 3.766 kecelakaan pada 2016. Penurunan kecelakaan juga terjadi pada mobil penumpang sebesar 16 persen, mobil bus 35 persen, dan mobil barang yang turun 14 persen.

Pudji menilai, ramp check atau pemeriksaan menyeluruh berkontribusi signifikan atas penurunan tingkat kecelakaan pada masa operasi Lebaran tahun ini.

"Hasil ini bagaimana upaya kita melakukan ramp check. Ini memunculkan hal yang positif," kata dia.

Mengatasi tingginya jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor, Pudji menuturkan, hal itu bisa diantisipasi dengan meningkatkan kuota mudik gratis. Program mudik gratis bagi pengguna sepeda motor ditargetkan akan lebih banyak tahun depan. Ia menyebut, dari total kuota yang tersedia, hanya 80 persen yang terisi pada Lebaran 2016.

"Belum capai target. Masih ada yang perlu dibenahi, seperti sosialisasi. Mungkin, kalau ada perusahaan-perusahaan yang ingin mengadakan mudik gratis, itu plus sepeda motor," sambungnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengaku telah menyiapkan prasarana untuk arus mudik dan balik Lebaran 2016.

"Kami dari PU, sesuai tugas dan peran kami, menyiapkan prasarana untuk mudik. Sebelum mudik, sudah kita laporkan kesiapan dari Sumatra, Kalimantan, Bali, dan Jawa," kata Basuki.

Ia menerangkan, untuk prasarana di Pulau Jawa yang digunakan mudik dan balik, Kementerian PU PR telah menyiapkan prasarana, yakni kondisi struktur jalan dan jembatan. Apabila pada Lebaran tahun lalu ada jembatan yang runtuh, yakni Jembatan Comal, pada masa operasi Lebaran tahun ini tidak ada jembatan runtuh, termasuk Jembatan Pah dan Sipait di Pekalongan yang baru difungsikan H-6.

"Kita bayangkan kalau itu enggak bisa berfungsi saat mudik," ungkapnya.

Untuk jalan tol, ia mengaku prihatin dengan kemacetan dan sejumlah kejadian tidak mengenakkan di jalan tol selama arus mudik maupun balik. Ia beralasan, kemacetan yang melanda jalan tol merupakan dampak kemacetan yang terjadi di luar jalan tol.

"Sebetulnya bukan di tol, tapi dampaknya sampai di tol," ujar Basuki.

Hal ini menjadi evaluasi Kementerian PUPR. Ke depan, dia akan dan sedang menambah tempat istirahat setiap 10 kilometer, termasuk tempat istirahat di jalan tol dengan pelayanan minimalis, seperti hanya ada toilet dan mushala.

Untuk jalan non-tol, Basuki akan segera membangun fly over atau jalan layang pada perlintasan sebidang kereta api di sekitar Brebes-Pekalongan, seperti Klonengan, Sumpiuh, dan Paguyangan.

"Tahun ini akan kita kerjakan. Enam bulan akan selesai," kata dia menegaskan.

Selain itu, Basuki menargetkan percepatan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa sampai Semarang yang diharapkan rampung pada 2018. Ia optimistis, kehadiran ruas tol tersebut akan memecah kepadatan pemudik seperti yang terjadi sebelumnya.

Dia merinci, Waskita dan Jasa Marga akan menyelesaikan ruas Tol Brebes-Pemalang-Batang-Semarang. Panjang Tol Brebes-Pemalang sekitar 37 km, Pemalang-Batang sekitar 35 km, dan Batang-Semarang 75 km.

"Insya Allah, sebelum tahun depan akan kita fungsikan. Kalau yang ke Pemalang, mudah-mudahan bisa berfungsi. Pemalang-Batang dan Batang-Semarang kita fungsikan, diusahakan semaksimal mungkin, layani lebih baik dan minimalkan perlintasan sebidang," katanya menjelaskan.    Oleh Muhammad Nursyamsi, ed: EH Ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement