Kamis 26 May 2016 14:00 WIB

Membidik Wisatawan Negeri Jiran Malaysia

Red:

 

Republika/ Wihdan               

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemerintah Indonesia, via Kementerian Pariwisata, turut berpartisipasi dalam perhelatan Air Asia Travel Fair 2016 di Bintang Mega Mall, Miri, Malaysia, beberapa waktu lalu. Sebagaimana para penampil lainnya, stan Indonesia tidak begitu luas lantaran hanya menempati tempat berukuran tiga kali 2,5 meter.

Namun, bukan berarti Indonesia tidak bisa tampil maksimal. Dalam acara selama dua hari tersebut, Indonesia mampu menarik perhatian penduduk kota Miri. Stan yang ditata apik dengan tulisan 'Wonderful Indonesia' berukuran besar membuat pengunjung mendatangi stan.

Terdapat dua layar besar di stan tersebut. Satu layar diletakkan vertikal dan berulang kali menayangkan beberapa destinasi wisata Indonesia. Sementara satu layar yang lebih besar ditata horizontal.

Layar besar bersifat digital interaktif berisi peta Indonesia lengkap dengan destinasi wisata yang ada di tiap provinsinya. Keduanya menjadi inti sarana dalam memuaskan keingintahuan pengunjung stan. Tidak hanya itu, 360 derajat virtual reality juga disediakan untuk memberikan sensasi scuba diving di Bali.

Pengunjung cukup menggunakan alat VR seperti kacamata dan dilengkapi headphone untuk mendapat sensasi sesungguhnya. "Saya penasaran dan ingin coba," ujar salah satu pengunjung bernama Putri sambil menunjuk alat tersebut kepada penjaga stan. Namun, ada syarat yang perlu dipenuhi sebelum menggunakan VR.

Gadis remaja berkerudung itu pun mengeluarkan telepon pintarnya untuk memberi like pada fanspage Facebook Indonesia Travel sebagai syarat. Pemenang permainan 'kemas tepat' dari Air Asia itu pun memutar kepala dan tubuhnya untuk melihat semua pemandangan yang disajikan VR. Berawal dari suasana dalam pesawat terbang, pengguna VR merasakan terjun di wilayah udara Bali.

Pura, sawah, pantai, dan pemandangan eksotis Bali lainnya terekam baik di alat tersebut. Pemandangan kemudian berubah jika masuk ke dalam air, karena tergambar keindahan wisata bawah laut. Jika beruntung, pengunjung dapat melihat ikan pari dan puteri duyung.

Cara ini efektif menarik perhatian pengunjung pameran. Tanpa henti, sejak pameran dibuka pukul 10 pagi hingga 10 malam tiap harinya, stan Wonderful Indonesia terus didatangi pengunjung. Selain mereka yang penasaran dengan alat VR, kehadiran dua None Jakarta di stan dan adanya counter kopi gratis turut mendatangkan pengunjung ke stan. Beragam jenis kopi asli Indonesia ditawarkan.

Barista atau peracik kopi yang juga masih mahasiswa tingkat akhir di Universitas Paramadina Jakarta Adrian, dengan telaten melayani pengunjung. "Mau kopi Bali atau Papua?," tanyanya kepada seorang pengunjung yang lebih memilih kopi Papua. Selain dua jenis kopi tersebut, kopi Enrekang dan kopi Toraja juga berjejer mengisi meja counter, berdampingan dengan mesin kopi sederhana yang dibawa dari Indonesia.

Kepala Bidang Pameran Asia Tenggara Kementerian Pariwisata Masruroh mengatakan, ini pertama kalinya Kemenpar mengikuti pameran di salah satu kota di Sarawak tersebut. Padahal, kata dia, Miri merupakan kota yang cukup potensial untuk dijadikan target promosi. "Jadi target awal adalah awareness campaigne dulu. Sangat bagus kalau langsung diikuti pembelian tiket," ujarnya kepada Republika.

Miri merupakan kota pertama di Malaysia yang bukan ibu kota namun mendapat taraf sebagai kota besar. Hal ini karena kekayaan sumber daya alam terutama minyak dan gas yang dimiliki kota tersebut. Letaknya yang berada dekat Brunei Darussalam dan dapat ditempuh melalui jalur darat, membuat Miri kerap kali kedatangan wisatawan dari Brunei untuk sekadar menghabiskan akhir pekan mereka.

Dengan munculnya kesadaran penduduk Miri akan keberadaan Indonesia sebagai tujuan wisata, diharapkan dapat menular ke negara tetangga Brunei Darussalam. Pameran di Miri ini merupakan satu dari empat pameran yang dilakukan Kementerian Pariwisata Indonesia di Malaysia, tepatnya di kota-kota wilayah Sarawak seperti Kuching, Miri, Kinabalu, dan Tawau. Menurut Masruroh, kebanyakan dari calon pengunjung memilih Lombok sebagai destinasi wisata.

Diakuinya, hal itu didukung masuknya Lombok sebagai destinasi halal dan destinasi bulan madu terbaik di dunia. "Tahun ini dan tahun depan ada banyak orang Malaysia di Lombok," katanya. Berdasarkan data Kemenpar, jumlah wisman asal Malaysia memang masih sedikit

Sepanjang 2015, baru ada 1,2 juta wisman asal negeri jiran yang mengunjungi destinasi-destinasi wisata Tanah Air. Jumlah tersebut teramat minim jika dibandingkan dengan total penduduk Malaysia yang lebih dari 35 juta. Salah satu penyebab rendahnya jumlah kunjungan adalah ketidaktahuan warga Malaysia terhadap tempat-tempat wisata di Indonesia.

Mereka hanya tahu Jakarta, Bandung, dan Bali. Peluang untuk mendatangkan lebih banyak wisman terbuka lebar, salah satunya via promosi dan pameran. Tahun ini, diharapkan 2 juta wisman asal Malaysia berkunjung ke Tanah Air.

Dalam pameran tersebut, destinasi wisata Indonesia menguasai lima terbaik wisata di Asia-Australia versi Air Asia. Destinasi Indonesia menempati tiga dari empat nominasi yang diberikan Air Asia. Berseluncur menaklukan ombak di Mentawai, Sumatra Barat, dan mendaki gunung Bromo di Malang berada di nominasi lima terbaik wisata adrenalin.

Bagi pecinta wisata budaya, bisa mendatangi Candi Borobudur dan Prambanan di Yogyakarta yang tidak hanya masuk versi Air Asia, tapi juga masuk ke dalam situs warisan budaya UNESCO. Sedangkan, negara dengan garis pantai terpanjang dan 13 ribu pulau ini masih menjadi primadona bagi pecinta bawah laut.

Menyelam di pulau Weh, Aceh, yang merupakan pulau paling ujung di barat Indonesia yang menyajikan pemandangan bawah laut menakjubkan bagi pecinta wisata air. Tak kalah dengan pulau Weh, Indonesia memiliki spot menyelam kelas dunia di timur Indonesia, Raja Ampat, Papua. Indonesia juga menawarkan wisata belanja dengan harga istimewa di Jakarta dan Bandung.

Komunikasi Penentu Hasil

Kementerian Pariwisata menargetkan 12 juta kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia tahun ini. Angka tersebut diharapkan terus meningkat dan mencapai target sebesar 20 juta wisman pada 2019. Segala cara dilakukan untuk memenuhi tujuan tersebut termasuk berperan aktif jemput bola melalui partisipasi dalam pameran.

Suksesnya sebuah penyelenggaraan pameran, bukan berarti tanpa masalah di dalamnya. Komunikasi menjadi hal penting untuk kesuksesan suatu pekerjaan. Tak terkecuali pameran kelas internasional seperti AATF 2016.

Masruroh mengatakan, Kemenpar menggandeng pemuda-pemudi terbaik untuk berpartisipasi dalam gelaran tersebut. Namun, lantaran banyaknya pihak yang terlibat, missed komunikasi kerap terjadi. Namun Masruroh menyebut, penyelesaian segera dengan terus memperbaiki komunikasi dapat mengatasi permasalahan yang terjadi.

Pentingnya komunikasi, membuat Kementerian Pariwisata mengajak None Jakarta yang memiliki pemahaman luas tentang pariwisata Indonesia untuk turut andil. Riana Linda dan Nabilla yang tergabung dalam Ikatan Abang None Jakarta dengan ramah menjelaskan semua wisata Indonesia. Mereka juga menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan pengunjung.

"Bandung di mana?," tanya seorang ibu paruh baya bernama Adzkia Mufti yang datang ke stan Wonderful Indonesia bersama keluarganya. Adzkia menanyakan Bandung karena sering kali mendengar kota itu disebut. Bandung juga diakui Masruroh menjadi destinasi favorit wisman asal Malaysia.

Linda pun menggunakan bantuan layar digital interaktif untuk menjelaskan Bandung, wisata yang bisa dinikmati, dan akses menuju ibu kota Jawa Barat tersebut. "Bandung dan Jakarta hanya dua jam dengan jalur darat. Jadi, jika Anda berkunjung ke Bandung bisa sekaligus ke Jakarta, atau sebaliknya," kata None Jakarta Selatan 2011 itu sambil memberikan bingkisan berisi brosur, topi, tumbler, dan mug kepada Adzkia.

Sebelumnya, pada pameran di Kuching, Kemenpar hanya mengerahkan unsur internal dalam memberikan informasi kepada pengunjung. Namun, dengan adanya Linda dan Nabilla, Masruroh mengakui stan Wonderful Indonesia jauh lebih baik. "Ternyata bagus ya ada mereka. Jadi, untuk pameran di Kinabalu kita ajak lagi," ujarnya.   rep: Melisa Riska Putri, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement