Kamis 26 May 2016 14:00 WIB

Antara Penari dan Promosi

Red:

 

IndonesiaTravel                  

 

 

 

 

 

 

 

 

Dentuman musik dan liukan empat penari Indonesia menghentikan sejenak hilir mudik pengunjung pameran AATF 2016. Gerak gemulai empat perempuan berusia sekitar 20 tahun-an itu menarik perhatian pengunjung pameran dan juga mal. Mereka membawakan tarian kolaborasi sunda-betawi pada siang hari dan kolaborasi tarian Flores pada malam hari.

Bukan rahasia bila Indonesia memiliki beragam warisan budaya, salah satunya tarian. Permainan warna kostum, gerak tubuh, dan musik menjadikan tarian layak mengisi bagian promosi dalam sebuah pameran. Apalagi pameran yang 'menjual' pariwisata sebuah negara.

Mutia Kanza, salah satu penari mengungkapkan, banyaknya tarian tradisional yang dimiliki Indonesia layak berada di pameran. Sebab, melalui medium tersebut, dapat memperkenalkan wilayah-wilayah Indonesia yang merupakan asal tarian. "Jadi, tarian yang dibawakan tersebut sangat mendukung penjualan wilayah itu," ujar gadis 21 tahun tersebut.

Mahasiswa tingkat akhir di London School of Public Relation tersebut telah menari di Yunani dan Malaysia untuk mempromosikan Indonesia. Penari yang mulai menari sejak usia empat tahun itu mengaku memiliki kebahagiaan tersendiri saat kegemarannya menjadi prestasi. Bahkan bisa membuat harum nama Indonesia di tingkat internasional.

"Ada motivasi sendiri untuk terus menari," katanya.

Kepala Bidang Pemasaran Asia Tenggara Kementerian Pariwisata Masruroh mengakui pentingnya tari dalam promosi wisata dan budaya Indonesia. Dengan adanya tarian, perhatian pengunjung pameran bisa didapatkan dan memunculkan rasa ingin tahu. "Dari rasa ingin tahu itu mereka mencari tahu dan mungkin tertarik untuk datang ke Indonesia," ujarnya.

Presiden Asita Nasional Asnawi Bahar berharap, pemerintah Indonesia konsisten menggarap destinasi-destinasi wisata di Indonesia. Baik yang sudah ada maupun situs wisata baru. Apalagi, Indonesia memiliki banyak kelebihan dibanding dengan Malaysia.

Misalnya, dari sisi potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia pada sektor pariwisata. "Keunggulan tersebut seharusnya bisa didorong," katanya seperti dilansir Antara.  Oleh Melisa Riska Putri, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement