Kamis 28 Apr 2016 18:00 WIB

Momentum Besar di Balik Krisis Listrik Nias

Red:

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam kunjungannya ke Nias mengajak semua pihak untuk menatap ke depan agar persoalan ini tidak terulang kembali. Sudirman mengapresiasi langkah PLN dalam mencari jalan keluar atas permasalahan-permasalahan tersebut yang dianggapnya relatif cepat.

"PLN relatif cepat cari solusi," katanya di Kantor Bupati Nias, Sumatra Utara, Kamis (14/4).

Sebagai korporasi milik negara, PLN dihadapkan pada dua sisi yakni, dari segi bisnis korporasi dan juga sebagai instrumen negara. Untuk beberapa daerah tertentu, ia meminta agar PLN lebih mengutamakan fungsinya sebagai instrumen negara ketimbang mengejar sisi bisnis korporasi. Meski saat ini listrik Nias sudah kembali normal, namun ia meminta agar PLN tidak terpaku pada solusi yang bersifat sementara. PLN harus pula memikirkan solusi jangka panjang mengingat rasio elektrifikasi di Nias yang masih sangat rendah, yakni 47 persen.

Ia juga berharap revisi investasi PLN Sumatra bisa dilakukan dengan cermat demi membantu permasalahan kelistrikan jangka panjang di Nias. Selain itu, ia memuji kebijakan PLN yang memiliki direktur regional. Ia berharap, keberadaan direktur regional PLN semakin memperkuat kelistrikan secara nasional.

"Kebijakan PLN baik. Dengan adanya regional, mudah-mudahan jadi pembuka memperkuat manajemen kelistrikan regional," lanjutnya.

Ia juga memiliki harapan agar regionalisasi pimpinan di tubuh PLN dapat melangkah lebih jauh. Contohnya dengan memiliki kewenangan lebih dalam memutuskan sesuatu agar penanganan kelistrikan daerah bisa lebih efisien.

"Regionalisasi PLN agar kewenangannya jatuh ke regional, atau jadi anak usaha," kata Sudirman.

Sudirman Said juga meminta para pemimpin daerah di pulau Nias memberikan data konkret mengenai kebutuhan listrik. Hal itu demi memudahkan PLN dalam menyediakan infrastruktur listrik di Nias agar kasus pemadaman tidak terjadi kembali di masa mendatang.

"Ke depan, bupati harus bisa kasih data konkret kebutuhan data listrik berapa agar yang disediakan PLN tidak jauh dari kebutuhan yang ada," kata dia.

Menurut Sudirman, listrik tidak sekadar mengalirkan setrum, melainkan juga membuka peradaban di suatu wilayah. Karena itulah, Kementerian ESDM sangat fokus dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional dengan beragam cara, salah satunya lewat Program Indonesia Terang.

"Kita dalam waktu dekat akan meluncurkan (program) Indonesia Terang untuk wilayah yang jauh, salah satunya Nias," ujarnya.

Sudirman mengungkapkan, rasio elektrifikasi Pulau Nias yang terdiri atas empat kabupaten dan satu kota baru 47 persen. Angka ini masih sangat rendah dan pemeirntah berharap agar bisa terus ditingkatkan hingga 80 persen dalam beberapa tahun mendatang. Untuk ini, perlu ada diskusi khusus antara PLN, kepala daerah di Nias, dan juga pemerintah demi meningkatkan rasio elektrifikasi di Nias.

Hal serupa disampaikan Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu. Ia mengungkapkan tingkat rasio elektrifikasi di Nias merupakan yang terendah di antara daerah-daerah yang ada di Sumatra Utara.

"Kami lihat listrik Nias masih bermasalah. Tingkat elektrifikasi di Sumatra Utara yang paling rendah, ya di Nias," ujarnya.

Ia berharap, krisis listrik yang melanda Nias beberapa hari terakhir menjadi momentum perbaikan kondisi kelistrikan di Pulau Nias. Ia mengaku tidak peduli siapa pun pihak yang membangun dan mengaliri listrik di Nias. Hal yang terpenting, kata dia, adalah kelistrikan di Nias bisa sama dengan kelistrikan yang didapatkan warga Indonesia pada umumnya.

"Nggak penting APR atau apa pun itu, yang penting momentum ini dapat meningkatkan daya listrik di Nias, mudah-mudahan direspons PLN dan ESDM," kata Gus Irawan.   rep: Muhammad Nursyamsyi, ed: EH Ismail

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement