Senin 07 Dec 2015 13:00 WIB

Branchless Banking untuk Keuangan Inklusif

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Branchless Banking untuk Keuangan Inklusif 


Saat ini layanan branchless banking meliputi program Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk Keuangan Inklusif) yang diluncurkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Maret 2015. Selain itu, juga program Layanan Keuangan Digital (LKD) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2014. Beberapa bank telah menerapkan layanan branchless banking, seperti Bank BRI, Bank Mandiri, BNI, BCA, dan BTPN.

Saat peluncurkan program Laku Pandai, OJK menargetkan jumlah agen Laku Pandai mencapai 350 ribu sampai akhir tahun ini. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menjelaskan, program Laku Pandai diharapkan dapat mendukung program keuangan inklusif sesuai dengan tujuan Pemerintah Indonesia yang dicanangkan dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) pada Juni 2012.

Program keuangan inklusif dicanangkan lantaran masih banyak masyarakat yang belum mengenal, menggunakan, atau mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya. Hal itu karena mereka bertempat tinggal di lokasi yang jauh dari kantor bank atau adanya biaya atau persyaratan yang memberatkan.

"Laku Pandai menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat terjangkau layanan keuangan saat ini," ujar Muliaman. Produk yang disediakan Laku Pandai antara lain tabungan dengan karakteristik basic saving account, kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, serta produk keuangan lainnya seperti asuransi mikro.

Dari 250 juta penduduk Indonesia, saat ini hanya sekitar 60 juta penduduk yang memiliki rekening bank. Masih banyak masyarakat yang tergolong berpendapatan rendah.  Sebanyak 48 persen dari total penduduk tinggal di daerah perbatasan dan wilayah terpencil.

Menurut Survei Nasional Literasi Keuangan pada 2013, diketahui hanya 21,84 persen penduduk Indonesia yang tergolong well literate. Indeks Utilitas Produk dan Jasa Keuangan di Indonesia tercatat sebesar 59,74 persen. Artinya, potensi perbankan dan layanan keuangan lainnya masih besar sekali. Oleh sebab itu, OJK dan Bank Indonesia gencar melakukan sosialisasi dan edukasi layanan keuangan.

Kiprah perbankan

Hingga September 2015, jumlah agen BRIlink mencapai 35 ribu agen. Bank BRI menargetkan sampai akhir tahun ini memiliki 50 ribu agen BRIlink. Dari jumlah tersebut, agen telah melayani lebih dari 13,2 juta transaksi bernilai Rp 20,4 miliar.  

Dari sisi penyebaran dan total jumlah transaksi terbanyak agen BRIlink, didominasi oleh agen di Pulau Jawa, Sumatra, dan sisanya Indonesia bagian tengah dan timur. Sekretaris Perusahaan BRI Hari Siaga mengatakan, layanan branchless banking merupakan solusi yang tepat untuk membantu masyarakat di segmen mikro.

Layanan tersebut juga meningkatkan pendapatan berbasis biaya (fee based income) dan komposisi dana murah. Menurutnya, keinginan masyarakat terhadap layanan keuangan cukup tinggi. Hanya, terkadang masih ada rasa sungkan dan kultur masyarakat yang masih menyimpan uang dengan cara konvensional.

"Saya kira animo masyarakat tinggi terhadap layanan perbankan. Hanya, memang dibutuhkan edukasi, sosialisasi, dan peran agen di lapangan untuk menawarkan, termasuk agen Laku Pandai," ujar Hari.

Jumlah agen branchless banking Bank Mandiri sampai dengan September 2015 mencapai 5.600 orang. Bank Mandiri menargetkan jumlah agen mencapai 9.000 orang sampai akhir 2015. Direktur Mikro dan Bisnis Perbankan Bank Mandiri Tardi mengatakan, dalam pelaksanaan program Laku Pandai, masih ditemukan berbagai kendala.

Seperti penerimaan merchant yang masih terbatas dalam produk Mandiri e-Cash sebagai rekening ponsel. Hal itu yang menjadi fokus ke depan untuk diperbaiki agar merchant yang bergabung semakin banyak. Selain itu, Bank Mandiri mendorong Laku Pandai menjadi sarana masyarakat untuk menabung. E-cash akan dijadikan tools untuk membiasakan masyarakat menabung.

"Saat ini ada produk Simpanan Pelajar, Tabunganku, di sisi mikro kita punya TabunganMU. Masalah yang kita hadapi di segmen bawah, mereka tidak punya waktu dan jauh kalau harus setor ke bank," kata Tardi. Bank Mandiri juga telah menggandeng Indomaret untuk memperluas layanan keuangan digital menggunakan Mandiri e-Cash.  

Indomaret akan menjadi agen Bank Mandiri yang dapat memberikan layanan keuangan berupa penerimaan transaksi setor tunai, tarik tunai, dan belanja dengan Mandiri e-Cash.  Saat ini jumlah pengguna Mandiri e-Cash mencapai sekitar 1,5 juta pengguna. Total balance pemegang Mandiri e-Cash mencapai Rp 68 miliar. 

Meskipun belum menerapkan branchless banking secara keagenan, beberapa bank telah menerapkan branchless banking melalui layanan internet banking dan mobile banking. Direktur Retail Banking Permata Bank Bianto Surodjo mengatakan, branchless banking bisa diartikan dua macam.

Pertama, definisi dalam konteks keagenan. Kedua, branchless banking yang sifatnya lebih luas. Terkait bagaimana nasabah dilayani di luar cabang sehingga bisa mengakses sistem perbankan setiap saat dan di mana saja.

"Kalau dari angle itu, Permata Bank sudah sangat aktif mengembangkan. Jadi, produk-produk kita, seperti internet banking, mobile banking, BBM Money, lalu kita juga punya internet banking untuk perusahaan semuanya mengarah ke situ," ujar Bianto.  Bianto menyebutkan, transaksi perbankan melalui mobile banking dan internet banking tumbuh dua kali lipat dibandingkan dengan tiga tahun lalu. Sementara, transaksi di kantor cabang justru flat. Pengembangan layanan tersebut juga untuk mendukung perkembangan bisnis e-commerce yang tumbuh pesat. 

Terkait agen Laku Pandai, Bianto menyebutnya belum menjadi fokus Permata Bank. Sebab, Permata Bank lebih banyak menyasar daerah perkotaan sehingga urgensi agen Laku Pandai belum terlalu besar bagi Permata Bank. Ke depan, Permata Bank akan lebih fokus mengembangkan kapasitas layanan internet banking dan mobile banking serta mendorong transaksi e-commerce. n Binti Sholikah ed: muhammad iqbal 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement