Senin 16 Mar 2015 16:00 WIB

Energi Murah dan Mimpi Besar Jokowi

Red:

Presiden RI Joko Widodo tampaknya memiliki semangat besar untuk meningkatkan perekonomian warga Aceh dan Sumatra Utara. Dalam pidatonya yang berdurasi sekitar 13 menit saat meresmikan PT Pertamina Arun di Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD),  Senin (9/3) lalu, Jokowi memaparkan ide besarnya tentang kesejahteraan rakyat Indonesia, terutama di dua provinsi itu.

Dia meyakini pembangunan di sektor industri, perkebunan, dan pertanian di kedua provinsi tersebut akan berdampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat di kedua provinsi paling barat Indonesia itu.

"Saya ingin agar masalah pengangguran dan kemiskinan bisa dikurangi. Dan itu bisa dilakukan kalau industrinya berjalan," kata Jokowi saat meresmikan Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG PT Pertamina Arun di Arun, Lhokseumawe, Senin (9/3).

Hadir sederhana dengan pakaian khasnya yang berwarna putih dan celana hitam, Jokowi mengatakan, pemerintah di bawah kendalinya sedang berupaya memaksimalkan perekonomian di sektor perindustrian dengan mendorong perindustrian dengan biaya lebih murah melalui konversi bahan bakar dari minyak ke gas.

Ya, mimpi besar Jokowi tentang perbaikan industri diawali dengan konversi bahan bakar dari minyak ke gas. Harga gas yang jauh lebih murah diyakini akan membuat kalangan industri tertarik untuk menanamkan investasinya di kawasan tersebut.

Salah satu keuntungan langsung konversi tersebut akan diraup oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sektor Belawan, Medan. Konversi itu dapat menekan biaya operasional hingga puluhan miliar rupiah per hari. "PLN bisa hemat sekitar Rp 70 miliar per hari. Ingat, itu baru Belawan saja. Bayangkan kalau di tempat lain kita juga menggunakan gas, berapa banyak keuntungan kita?" ujar Jokowi.

Sebagai orang yang berangkat dari dunia usaha, Jokowi menyadari persis betapa pentingnya penekanan biaya produksi bagi dunia industri. Sehingga, dia berusaha meyakinkan kalangan pengusaha bahwa di bawah pemerintahannya, kebutuhan energi murah akan disediakan.

Untuk meyakinkan dunia industri, dalam kesempatan tersebut Jokowi juga membantah rumor kenaikan tarif listrik untuk kalangan industri. Jokowi mengatakan bahwa tarif listrik untuk industri tidak akan naik. "Di sini saya katakan listrik industri tidak naik. Bahkan, kemungkinan turun," ujar Jokowi.

Mantan gubernur DKI ini mengatakan, kemungkinan turunnya harga listrik untuk industri disebabkan oleh adanya keuntungan hasil dari efisiensi. "Ada efisiensi sekian triliun, saya nggak perlu sebut berapa. Tapi, sudah saya perintahkan agar dipakai menurunkan tarif listrik," ujarnya.

Jokowi melanjutkan, selain hendak merealisasikan energi murah, pemerintah juga sekaligus hendak menghidupkan kawasan Arun, Lhokseumawe, yang sejak dulu terkenal dengan kawasan industri. Jokowi yang pernah bertugas di Aceh tampak sangat memahami potensi industri Arun.

Jokowi mengatakan, kawasan Arun sejatinya bukan kawasan indutri baru. Sejak 1970-an, kata dia, kawasan tersebut merupakan kawasan yang terkenal dengan kawasan industri. Dengan keberadaan Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG di Arun serta tambahan fasilitas dan infrastruktur, kawasan tersebut akan kembali menjadi daya tarik bagi kalangan industri. Di samping itu, kawasan industri di Arun juga memiliki lahan yang cukup besar hingga mencapai 3.000 hektare.

"Kalau didorong, industri masuk ke sini mudah sekali. Lahannya siap, energinya siap. Kurang apa lagi? Kalau kurang power plan, nanti dibangun langsung power plan. Karena akan lebih efisien kalau pakai gas," ujar suami Iriana ini.

Di samping itu, di mata Jokowi Aceh juga memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan perikanan yang akan dikembangkan. "Industri yang berkaitan dengan perkebunan seperti kopi dan industri pertanian seperti jagung dan kedelai juga ada di sini (Aceh)," kata dia.

Salah satu rancangan strategisnya adalah menyiapkan waduk besar di kawasan Aceh untuk menggenjot perekonomian masyarakat dari bidang pertanian dan perkebunan. Waduk tersebut, kata Jokowi, nantinya akan mampu mengairi ribuan hektare lahan pertanian dan perkebunan.

Sebagai sarana pendukung, Jokowi juga akan mempersiapkan sarana pendukung, seperti beberapa bandara di kawasan Aceh. "Bandara Lhokseumawe akan diperpanjang runway-nya. Insya Allah tahun ini akan diperpanjang menjadi 2.400 meter," ujar Jokowi. Selain Bandara Lhokseumawe, Bandara Trembele, Bandara Bener Meriah, Bandara Sabang, Bandara Cut Nyak Dien, Bandara Cut Ali, dan Bandara Maimun Saleh akan diperbaiki.

Jokowi mengingatkan, salah satu kendala yang kerap terjadi di internal pemerintahan dalam merealisasikan program adalah buruknya komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah. Untuk itu, dia meminta kepada semua kalangan terutama jajarannya di kementerian dan pemerintah daerah agar bahu-membahu dan bekerja sama untuk kesejahteraan masyarakat Aceh dan sekitarnya.

"Harus ada integrasi antara kementerian dan pemerintah daerah. Kalau tidak, kita akan seperti ini terus," kata Jokowi menegaskan.

Sebelum beranjak, mantan wali kota Solo ini menekankan kembali bahwa perindustrian, perkebunan, dan pertanian akan sangat terbantu dengan hadirnya energi yang murah, yang menjadi tanggung jawab Pertamina sebagai perusahaan negara.

Siap

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Sutjiopto mengatakan, Pertamina yang memiliki tugas untuk menjamin kebutuhan pasokan energi siap menjamin pasokan energi yang dibutuhkan Aceh dan Sumut.

"Kami optimistis kebutuhan gas di Provinsi Aceh dan Sumatra Utara dapat terpenuhi sehingga menjadi solusi kebutuhan listrik dan kebutuhan gas lain," ujar Dwi Sutjipto usai peresmian Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Pertamina Arun oleh Presiden RI, Senin (9/3).

Dwi mengatakan, kebutuhan gas di dua kawasan ujung barat Indonesia tersebut didominasi oleh sektor industri yang mencapai 70 persen. Terutama untuk menunjang kebutuhan pembangkit listrik, seperti di Belawan, Medan, Sumatra Utara yang merupakan konsumen utama terminal tersebut.

Namun, Dwi melanjutkan, Pertamina juga bisa melayani kebutuhan masyarakat Aceh yang berada di sekitar wilayah tersebut. Termasuk masyarakat yang berada di sepanjang kawasan pipa penghubung Arun, Lhokseumawe, hingga Belawan, Medan, sepanjang 350 kilometer.

"Konsumen utama tentunya PLN dan kawasan industri, seperti Kawasan Industri Medan dan Kawasan Industri Khusus, Sei Mangkei Sumut," jelasnya.

Dwi mengatakan, terminal yang dikelola oleh anak perusahaan PT Pertamina Gas, yakni  PT Perta Arun Gas, menerima pasokan gas yang berasar dari kilang LNG domestik, seperti Tangguh dan Kontang serta sumber LNG dari luar negeri.

Dwi menyadari, terminal yang berkapasitas 400 juta kubik per hari ini merupakan bagian dari pembangunan infrastruktur strategis. Lebih dari itu, energi yang dialirkan terminal tersebut merupakan harapan besar bagi perbaikan perekonomian di Aceh dan Sumut.

Positif

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menjelaskan, keberadaan Terminal tersebut akan berdampak positif terhadap semua kalangan. Selain dapat menguntungkan Pertamina sendiri, kalangan industri hingga masyarakat dapat diuntungkan dengan adanya proyek tersebut.

"Saya jelaskan, ini merupakan proyek yang benefitnya bagi semua pihak bisa kena. PLN, Pertamina, Pupuk, Petragas punya value bisnis, kalangan industri hingga masyarakat yang dilewati sepanjang pipa Arun, Lhokseumawe, hingga Belawan Sumatra Utara (juga dapat keuntungan)," ujar Sudirman Said di sela-sela acara yang sama.

Pertamina sendiri, menurut dia, akan mendapat keuntungan dari penyaluran gas dari Arun hingga Belawan. "Benefit Pertamina sendiri sekitar 1.500 hingga 2.000 dolar AS per tahun," ujar dia.

Dia melanjutkan, dengan konversi bahan bakar dari minyak ke gas, PLN diprediksi mampu menekan biaya untuk membeli bahan bakar hingga 65 persen. "Cost-nya turun tinggal 35 persen. PLN bisa menghemat hingga Rp 72 miliar per hari atau sekitar Rp 21 triliun per tahun," ujar dia.

Dari penghematan tersebut, dia optimistis melahirkan dampak positif terhadap kalangan industri. Sehingga, kalangan industri juga bisa menekan biaya pengeluaran untuk energi yang dibutuhkan.

Selain itu, daerah yang dilewati pipa gas sepanjang 350 kilometer dari Arun hingga belawan dapat membuka terminal penyaluran gas sektoral. "Daerah ada hub-nya bisa dibuka sehingga bisa mengalirkan gas secara sektoral, bahkan untuk rumah tangga. Kalau perlu, kawasan industri kalau mau dibangun, juga bisa gas," ujar dia.

Dengan demikian, menurut dia, kalangan indutri dan masyarakat umum secara langsung akan mendapatkan diuntungkan dengan penyaluran gas dari Arun hingga Belawan. Dia mengatakan, proyek tersebut merupakan strategi nasional untuk melakukan pengalihan penggunaan bahan bakar minyak ke gas yang harganya jauh lebih murah daripada harga minyak. N ed: irwan kelana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement