Jumat 09 Dec 2016 16:00 WIB

Teknik Eco-Driving Bisa Menekan Konsumsi BBM

Red:

Banyak cara dilakukan untuk mengukur tingkat konsumsi bahan bakar kendaraan. Nissan Motor Indonesia misalnya, menghitung keiritan produknya dengan konsep eco-driving melalui  "Tantangan 7 Liter Livina".

Kompetisi ini mengusung fitur Nissan Intelligent Mobility, menunjukkan manfaat Xtronic Continuously Variable Transmission (CVT) yang dimiliki salah satu produk unggulan Nissan, Grand Livina. Presiden Direktur Nissan Motor Indonesia Antonio 'Toti' Zara mengatakan, efisiensi bahan bakar menjadi bagian penting untuk keberlangsungan lingkungan, hal ini menjadi salah satu gambaran visi Nissan Intelligent Mobility untuk mewujudkan zero emission. Fitur-fitur Nissan Intelligent Mobility yang ada pada kendaraan Nissan, memastikan masyarakat selangkah lebih dekat untuk merasakan pengalaman berkendara yang menyenangkan di masa depan.

 

Peserta menempuh perjalanan dari diler Nissan Cimahi hingga diler Nissan MT Haryono, Cawang, Jakarta melalui tol Cipularang di akhir pekan untuk memberikan gambaran secara langsung kemampuan Grand Livina sebagai mobil MPV keluarga dengan efisiensi BBM yang baik. Sebelumnya, setiap unit  Grand Livina telah diisi dengan tujuh liter BBM.

Rekor konsumsi BBM paling efisien tercatat sebesar 30,3 km per liter berdasarkan angka tertinggi pada Multi Information Display (MID), yang sebelumnya juga telah diatur ulang di awal keberangkatan. Salah satu peserta dari kategori non-AC yang berhasil menyelesaikan tantangan, Donny mengatakan, ada beberapa kesulitan yang ia temui selama mengikuti kompetisi ini.

"Yang sulit adalah ketika menemui beberapa titik kemacetan, seperti di Bekasi dan keluar Tol Halim, tetapi saya mencoba mempraktikkan apa yang saya dapat dari workshop eco-driving Nissan, intinya harus sabar dan tidak agresif. Hasilnya, saya berhasil mendapatkan konsumsi rata-rata BBM sebesar 30,3 km/l," kata dia.

 

Tantangan 7 Liter Livina merupakan bagian dari Nissan Media Workshop 2016, sebuah wadah di mana Nissan akan terus berbagi informasi mengenai Nissan Intelligent Mobility kepada awak media. Ini menjadi awal dari program berkelanjutan yang bertujuan untuk memperkenalkan Nissan Intelligent Mobility lebih jauh kepada masyarakat yang akan berjalan sepenuhnya tahun 2017.

 

***

Tips Persiapan Mengemudi Eco-Driving

Mengemudi kendaraan dengan mengurangi konsumsi bahan bakar, biasa disebut dengan eco-driving. Namun, bagaimanakah persiapan mengemudi secara tepat dengan teknik ini, agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Nissan Collage Trainer, Sugihendi menjelaskan, beberapa persiapan yang bisa dilakukan pengendara sebelum menggunakan mobil. Selain dari teknik berkendara, persiapan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan, di antaranya:

-Bahan bakar

Bahan bakar harus sesuai dengan mesin. Misalnya rasio dari BBM dengan oktan 92 diberikan bensin dengan ukuran 88, maka nantinya tidak bisa diterapkan eco-driving. Sementara dengan oktan yang rendah, kemudian diisi dengan bensin yang berlebihan juga tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal, bensin nantinya akan terbuang percuma.

- Tekanan ban

Tekanan ban menjadi suatu hal yang utama dalam berkendara mobil. Setiap ban memiliki diameter tertentu, ban yang kempes memiliki diameter yang kecil, sehingga menyebabkan BBM menjadi lebih boros. Namun, apabila diameter ban terlalu tinggi juga tidak bagus.

- Hindari kelebihan beban

Eco-driving juga bisa diterapkan dengan kapasitas penumpang dan barang yang sesuai. Sebagai contoh, apabila sepeda dengan penumpang di belakang, kecepatannya akan lebih lambat. Namun, jika digunakan sendiri, lajunya akan semakin cepat, begitu juga dengan mobil. Apabila Anda ingin pergi mudik dengan kapasitas penumpang lebih banyak dan barang bawaan yang berlebihan, dapat dipastikan eco-driving tidak akan bisa diterapkan.

- Servis berkala

Servis secara berkala turut menjadi kunci persiapan berkendara dengan irit BBM. Oli mesin sendiri memiliki usia yang telah ditentukan dan oli yang baik akan menentukan performa mesin yang tetap stabil. Apabila mobil jarang dipakai, oli bisa saja sudah tidak bagus dan ini bisa berubah menjadi kerak.      rep: Rossi Handayani, ed: Khoirul Azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement