Senin 24 Nov 2014 13:31 WIB

Pedagang Mobkas Mencoba Bertahan

Red:

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diterapkan pemerintah berdampak terhadap penjualan mobil bekas (mobkas). Hal ini menjadi dinamika tersendiri yang harus dihadapi oleh para pedagang mobkas.

Dinamika yang terjadi setiap ada kenaikan harga BBM di antaranya adalah adanya pergeseran selera masyarakat akan jenis mobkas yang akan dibeli. Selain itu, penurunan jumlah pembelian kerap terjadi sebagai dampak dari adanya kenaikan BBM.

Pengelola Bursa Mobil World Trade Center (WTC) Mangga Dua Herjanto Kosasih mengatakan, jumlah penjualan mobil setelah terjadi kenaikan harga BBM relatif stabil. Hal ini juga terjadi setiap pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi beberapa tahun sebelumnya.

"Beberapa tahun belakangan ini harga BBM telah naik beberapa kali. Namun, jumlah penjualan di bursa mobil yang kami kelola tetap stabil," ucap Herjanto.

Meskipun secara jumlah penjualan tidak banyak mengalami perubahan, ia mengaku terdapat perubahan penjualan dari segi jenis mobil yang menjadi pilihan konsumen. "Setiap ada kenaikan harga BBM subsidi, masyarakat lebih tertarik dengan mobil yang memiliki angka konsumsi BBM lebih irit. Masyarakat lebih cenderung untuk membeli jenis mobil tertentu yang telah terbukti keiritan konsumsi bahan bakarnya," imbuh Herjanto.

Ia mengatakan, jenis mobil yang menjadi pilihan masyarakat biasanya dapat diklasifikasikan dari kapasitas mesinnya. Kini mobil dengan kapasitas mesin 2.000 cc ke atas mulai dihindari oleh konsumen.

"Konsumen beranggapan bahwa mobil dengan kapasitas mesin 2.000 cc ke atas memiliki angka konsumsi bahan bakar yang akan memberatkan pengeluaran biaya perjalanan sehari-hari. Oleh karena itu kini kapasitas mesin terbesar yang masih dapat diterima oleh masyarakat adalah mobil dengan kapasitas 1.500 cc," ucapnya.

Jenis mobil keluarga dan city car masih menjadi idola dari kebanyakan masyarakat. Menurut  Herjanto, mobil keluarga dengan kapasitas mesin 1.500 cc ke bawah dirasa paling mewakili kebutuhan masyarakat karena memiliki kapasitas penumpang yang optimal tetapi tetap efisien bahan bakar.

 

Sedangkan, city car banyak dijadikan penunjang keperluan sehari-hari masyarakat karena dinilai efisien dan sesuai dengan kondisi padatnya lalu lintas di kota besar seperti Jakarta.

Ia  menjelaskan, total transaksi penjualan dalam satu bulan sekitar 2.400 unit mobil. Rata-rata mobil yang terjual di Bursa Mobil Mangga Dua adalah yang memiliki rentang harga di kisaran Rp 105 juta sampai dengan Rp 150 juta.

Sementara itu, tenaga pemasaran dealer mobkas 3 Star Auto Mega Glodok, Kemayoran, Ida, mengatakan, kondisi yang berbeda terjadi di dealer tempatnya bekerja. Setiap ada kenaikan harga BBM maka penjualan mobil cenderung menurun.

"Penurunan dapat mencapai sekitar 50 persen. Dari situ dapat terlihat bahwa kenaikan BBM berpengaruh negatif terhadap penjualan," katanya.

Namun, Ida mengatakan, penurunan penjualan itu biasanya hanya terjadi selama dua bulan sejak kenaikan harga BBM ditetapkan. Setelah itu, penjualan kembali stabil seperti kondisi sebelumnya.

"Kondisi penurunan penjualan saat terjadi kenaikan harga BBM selalu terjadi pada (saat) kenaikan harga BBM. Pada tahun-tahun sebelumnya pun juga demikian," ucap Ida.

Dikatakan Ida, mobil yang paling diminati masyarakat adalah yang harganya Rp 200 juta ke bawah. Untuk lebih menarik konsumen saat ada kenaikan harga BBM, pihak dealer juga terpaksa harus menurunkan harga jual, tergantung negosiasi dengan calon konsumen.

Mengenai jumlah penjualan rata-rata, saat kondisi normal pihaknya dapat menjual sekitar tujuh unit mobil dalam satu bulan. Sedangkan, saat ada kenaikan harga BBM, mobil yang dapat terjual hanya sekitar empat unit dalam satu bulan.

Pemilik Bellix Jaya Motor Pasar Mobil Kemayoran Rudi Sjahbuana menuturkan, penurunan total jumlah penjualan tidak terjadi di dealer-nya. Untuk penjualan mobil dengan kapasitas mesin 1.500 cc ke bawah tidak terpengaruh oleh perubahan harga BBM bersubsidi. Sedangkan, untuk mobil dengan kapasitas 2.000 cc ke atas ada penurunan penjualan dan harga.

"Saat ada kenaikan harga BBM, banyak mobil dengan kapasitas mesin 2.000 cc yang ditawarkan untuk dijual kepada kami. Namun, karena mobil itu kurang diminati oleh masyarakat, maka harga beli dan harga jualnya cenderung menurun," ucapnya.

Secara keseluruhan Rudi mengatakan, tiap bulan pihaknya bisa menjual sekitar 20 unit. Yang paling diminati adalah mobil keluarga dan city car dengan harga sekitar Rp 150 juta.

 

Salah satu jenis mobil yang cukup diminati adalah mobil dengan mesin diesel. "Selain karena harga bahan bakar solar yang lebih murah, karakter mesin diesel yang lebih bertenaga dan tetap irit merupakan faktor yang membuat mobil bermesin diesel cukup diminati masyarakat meski ada kenaikan harga BBM subsidi," jelas Rudi. nc72 ed: anjar fahmiarto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement