Senin 02 May 2016 14:00 WIB

Momentum Perbaikan Dunia Pendidikan

Red:

Hari ini, dunia pendidikan Indonesia kembali memperingati dan merayakan Hari Pendidikan Nasional. Inilah momentum bagi bangsa Indonesia untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas dunia pendidikan. Sejatinya, pendidikan merupakan kata kunci kejayaan sebuah bangsa.

Tokoh dunia Nelson Mandela pernah berkata, "Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia." Jangan pernah bermimpi menjadi bangsa yang besar dan disegani negara-negara lain bila masalah yang melilit dunia pendidikan tak kunjung dibenahi dan diselesaikan.

Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bangsa ini dalam bidang pendidikan.  Kurangnya jumlah sekolah, banyaknya ruang kelas yang rusak, kualitas dan profesionalisme guru, pemerataan jumlah guru, penerapan kurikulum, hingga tingginya angka kekerasan terhadap siswa di sekolah merupakan masalah yang harus segera dibenahi dunia pendidikan Indonesia.

Berdasarkan data Kemendikbud, pada 2015 dari 6.982 kecamatan di Indonesia, sebanyak 635 kecamatan belum memiliki SMA sederajat. Masalah ini tentu harus mendapat perhatian daerah dan pusat. Bukankah alokasi anggaran pendidikan dari APBN dan APBD sudah mencapai 20 persen? Pembangunan sekolah-sekolah baru diharapkan dapat membuat akses masyarakat terhadap dunia pendidikan semakin luas. Ini membutuhkan kepedulian atau political will dari para kepala daerah.

Tak hanya jumlah sekolah yang kurang, ruang-ruang kelas yang digunakan sebagian siswa di Indonesia pun kondisinya banyak yang rusak. Pada 2015 lalu, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), jumlah ruang kelas yang rusak 149.552. Ruang kelas yang rusak itu tersebar di tingkat SD dan SMP.

Bagaimana siswa akan mendapatkan pendidikan yang berkualitas bila ruang kelas yang mereka tempati kondisinya memprihatinkan. Alih-alih fokus belajar, para siswa justru waswas sekolah mereka ambruk. Kita masih kerap membaca berita ada sekolah yang ambruk. Seharusnya, ini tak boleh lagi terjadi karena anggaran pendidikan sudah mencapai 20 persen dari APBD dan APBD.

Kualitas pendidikan juga ditentukan para guru. Masalah kualitas guru di Indonesia seakan menjadi isu yang abadi. Hasil uji kompetensi pada 2014 menunjukkan bahwa kualitas pendidik Indonesia masih sangat rendah. Sekitar 1,3 juta guru dari total 1,6 juta guru yang mengikuti uji kompetensi pada 2014 ternyata memiliki nilai ujian di bawah 60 dari rentang nol hingga 100.

Pemerintah harus sungguh-sungguh merawat guru melalui kebijakan-kebijakan yang tak menindas. Selain itu, perlu pula ada keseriusan membenahi tata kelola lembaga penghasil guru dan program pelatihan guru. Yakinlah, jika negara merawat guru dengan baik maka para guru akan merawat para muridnya dengan baik pula. Para guru tak hanya dituntut untuk profesional, tapi juga menunjung idealisme. Hanya dengan idealisme, guru-guru dapat menciptakan  peradaban.

Hari Pendidikan Nasional juga harus menjadi momentum untuk menciptakan sekolah sebagai tempat atau rumah yang ramah dan aman bagi anak. Pemerintah, insan pendikan dan masyarakat harus fokus terhadap isu perlindungan anak secara fisik, psikis, dan seksual di lingkungan pendidikan. Kita begitu prihatin, masih begitu banyak aksi kekerasan yang dialami siswa di sekolah. Tak boleh lagi ada kekerasan di lingkungan pendidikan.

Kita berharap sistem pendidikan di negeri ini dapat melahirkan generasi Indonesia yang beriman dan berilmu pengetahuan. Masa depan bangsa ini akan ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini. Benahi segera masalah yang melilit dunia pendidikan jika ingin Indonesia menjadi bangsa yang besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement