Selasa 02 Sep 2014 14:30 WIB
tajuk

Tingkatkan Layanan Haji

Red:

Kloter pertama calon jamaah haji (calhaj) asal Indonesia mulai diberangkatkan ke Tanah Suci, Senin (1/9). Mereka merupakan bagian dari sekitar 135 ribu calhaj yang berangkat tahun ini.

Dari tahun ke tahun, jamaah Indonesia menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan jamaah asal negara lain. Namun, banyaknya jumlah jamaah tak berbanding lurus dengan layanan yang mereka terima.

Banyak persoalan yang membelit jamaah yang membuat mereka tidak maksimal menjalankan ibadah hajinya. Persoalan yang paling sering muncul adalah pesawat yang mengalami  keterlambatan berjam-jam, transportasi lokal yang tidak layak, serta penginapan yang jauh dan tidak memadai. Selain itu, sering terjadi layanan di tenda di Mina dan Arafah tidak memuaskan, katering yang terlambat atau bahkan basi.

Anehnya dari musim haji ke musim haji, masalah yang muncul itu-itu saja. Setiap tahun persoalan itu berulang seperti tidak ada perubahan. Padahal, evaluasi penyelengaraan haji selalu dilakukan seusai musim haji.

Mestinya hasil evaluasi penyelengaraan haji setiap tahun menjadi acuan untuk perbaikan penyenggaraan haji berikutnya. Dengan begitu, kesalahan-kesalahan tahun lalu tidak terulang dan perbaikan dapat dilakukan.

Kita berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama dapat meningkatkan layanan terhadap jamaah haji tahun ini. Indonesia mestinya bisa belajar dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia atau Brunei Darussalam. Jamaah haji di kedua negara tetangga itu membayar biaya haji lebih rendah dari yang dibayar jamaah haji Indonesia, tapi layanan yang mereka dapatkan jauh lebih baik.

Soal penginapan, misalnya. Semestinya pemerintah sudah memikirkan kontrak penginapan jangka panjang atau memiliki hotel sendiri di Makkah atau Madinah sehingga tidak setiap tahun kebingungan mencari penginapan bagi jamaah. Soal transportasi adalah contoh lain, mestinya mencari partner lokal yang benar-benar terpercaya agar layanan angkutan lokal bagi jamaah bisa ditingkatkan.

Layanan perlu ditingkatkan, utamanya karena tahun ini jamaah haji akan menghadapi situasi yang cukup berat. Suhu seluruh tanah Arab sedang panas. Bisa mencapai 45 derajat Celsius. Suhu ini stabil hingga nanti saat wukuf yang jatuh pada awal Oktober. Dalam kondisi seperti itu dibutuhkan fisik yang prima agar saat puncak haji nanti para jamaah tidak jatuh sakit.

Layanan yang baik dari pemerintah selaku penyelenggara haji akan membantu jamaah menjalani ibadah penuh kegiatan fisik ini dengan lebih baik pula. Sebaliknya jika layanan tidak maksimal, akan menambah situasi berat yang akan dihadapi jamaah haji.

Para jamaah haji itu adalah tamu-tamu Allah yang menyambut seruan Allah SWT ke Baitullah. Sudah selayaknya pemerintah selaku penyelenggara haji memberikan servis terbaik kepada mereka, bukan justru menjadikan jamaah haji sebagai sapi perahan.

Jamaah haji sangat pantas mendapat pelayanan terbaik agar mereka bisa konsentrasi menjalankan ibadahnya. Jangan sampai ibadah mereka terganggu hanya karena masalah terlambat berangkat, penginapan yang jauh, tidak kebagian katering, atau masalah-masalah tak perlu lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement