Kamis 24 Jul 2014 12:00 WIB

Bapak Koperasi Syariah

Red:

Para penggiat, pelaku, maupun pemerhati ekonomi syariah sedang berkabung atas meninggalnya pejuang ekonomi syariah yang sangat diperhitungkan di Tanah Air. Bapak Prof Dr Ir M Amin Aziz, MEc meninggal pada Rabu, 23 Juli 2014. Meninggalnya beliau di tengah gelora perkembangan ekonomi syariah, baik perbankan maupun lembaga keuangan syariah (BMT/koperasi syariah), tentu merupakan sebuah rasa kehilangan yang sangat besar. Karena, dengan ide-ide beliaulah perbankan syariah, BMT/koperasi syariah berkembang pesat dan tersebar di seluruh pelosok Tanah Air.

Wafat pada umur 77 tahun, tapi telah meninggalkan banyak warisan di tengah-tengah kita. Sebagai kilas balik, beliau tercatat sebagai salah satu sosok yang sangat berperan dalam perjuangan pembentukan Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat Indonesia disingkat BMI merupakan bank syariah pertama di Indonesia. BMI lahir dari hasil lokakarya yang diketuai oleh Bapak Amin Aziz yang bergerak melakukan penggalangan dana dalam pembentukan BMI.

Selain itu, sepak terjang beliau dalam mengembangkan ekonomi syariah tidak hanya terbatas pada industri makro seperti perbankan syariah. Beliau juga merasa terpanggil untuk menggerakkan ekonomi syariah pada tataran mikro, seperti lembaga keuangan mikro syariah. Beliau tercatat sebagai tokoh utama yang merintis dan mengembankan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di Indonesia. Jika Indonesia memiliki Bung Hatta yang didaulat sebagai Bapak Koperasi, Prof Amin Aziz sebagai orang yang gigih merintis BMT yang juga disebut koperasi syariah, layak pula mendapat gelar sebagai Bapak Koperasi Syariah.

Melalui Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) yang merupakan sebuah lembaga swadaya pengembangan masyarakat, beliau aktif merintis BMT/koperasi syariah hingga ke pelosok-pelosok daerah di Tanah Air. Hingga kini, BMT/koperasi syariah yang berjumlah ribuan tersebar di 33 provinsi seluruh Indonesia. Selain itu, dengan ide beliau muncul pula lembaga-lembaga asosiasi/perhimpunan semacam Asosiasi BMT Indonesia (Absindo), Induk Koperasi Syariah BMT (INKOPSYAH BMT), dan lain sebagainya yang menaungi BMT/koperasi syariah tersebut.

Menilik pemikiran beliau dalam hal BMT, beliau mengibaratkan pengembangan BMT mengandung nilai-nilai jihad. Dalam seluruh fase-fase pengembangan BMT menurut beliau memerlukan penguatan nilai-nilai ruhiyah sumber daya insaninya sehingga BMT dapat berkembang secara berkelanjutan dan akan selalu berada dalam pengawasan malaikat yang tertanam dalam setiap hati pengelola dan pengurusnya. Penekanan pada aspek ruhiyah ini penting bagi pengembangan dan produktivitas BMT itu sendiri. Beliau pun mewanti-wanti agar mendirikan BMT tidak sebatas hanya bermodal semangat dan keinginan semata dan mengabaikan penguasaan ruh, ilmu, dan pengetahuan teknis serta manajamen BMT.

Dakwah bil haal atau berdakwah secara nyata inilah ideologi sebagai motor penggerak dari beberapa gebrakan beliau di tengah-tengah umat, termasuk salah satunya merintis BMT tersebut. Beliau yang merupakan pakar sosiologi dan ekonomi pertanian lulusan University of the Philillone, Los Banos, Filipina, tahun 1974 itu getol memahamkan bahwa kehidupan sosial umat Islam harus benar-benar lahir dari pemahaman kitab suci umat Islam, yakni Alquran. Dengan demikian, dengan pemahaman itu muncul aktivitas yang berdampak nyata bagi umat, peningkatan ekonomi, dan kesejahteraan misalnya. Buku laris The Power of Al-Fatihah merupakan salah satu representasi dari kegelisahan beliau terhadap fenomena minimnya umat Islam dalam memahami Alquran itu.

Menjaga warisan

Kini, kita tentu tidak lupa untuk memanjatkan doa atas keberpulangan beliau menuju Allah SWT. Walaupun banyak hal yang masih kita butuhkan dari pemikiran-pemikiran beliau terhadap ekonomi syariah, khususnya lembaga keuangan syariah, kita sadari inilah takdir-Nya. Roda ekonomi syariah melalui industri perbankan maupun lembaga keuangan mikro (BMT/koperasi syariah) harus terus berputar.

Hal yang terpenting sepeninggal beliau adalah menjaga semua warisan beliau. Ilmu, karya-karya nyata, petuah, dan segala sesuatu yang lahir dari ide dan pemikiran besar beliau patut untuk kita jaga dan kembangkan. Lembaga keuangan syariah, baik perbankan syariah maupun BMT/koperasi syariah yang merupakan salah satu roda penggerak perekonomian bangsa, wajib kita jaga ruhnya sesuai pesan beliau. Hal terpenting sebagai penutup mari kita nobatkan beliau sebagai Bapak Koperasi Syariah dan semoga pemerintah dapat secara khusus memberikan penghargaan kepada beliau dengan ide ini.

Yuli Afriyandi

Mahasiswa Pascasarjana Ekonomi Islam UII Yogyakarta, aktif di PINBUK DI Yogyakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement