Ahad 23 Oct 2016 15:00 WIB

Jaga Kebinekaan

Red:

SURABAYA -- Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mene gaskan, bangsa Indonesia bisa besar karena perbedaan dan saling menghormati antara yang satu dengan yang lain.

Bahkan, menurut JK, banyak negara yang belajar dari Indonesia, karena mampu menyatukan berbagai perbedaan latar belakang. JK mengatakan, negara juga meng hormati siapa saja tanpa pandang dari mana dan apa kepecayaannya selama masih bisa berbuat baik untuk bangsa.

Negara punya misi yang besar dalam memajukan bangsa ini, masyarakat adil dan makmur, katanya saat memberikan sambutan pembukaan Mahasabha XI Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Surabaya, Sabtu (22/10).

Pembukaan mahasabha ditandai dengan pemukulan gong oleh Wapres didampingi Menkop dan UMKM Anak Agung Ngurah Puspayoga dan Menkominfo Rudiantara serta Gubernur Jatim. Dalam kesempatan tersebut JK berterima kasih kepada umat Hindu yang mampu menjadikan Pulau Bali sebagai tujuan wisata terkenal di dunia.

JK juga berpesan agar tetap menjaga kebinekaan dengan mengedepankan toleransi antarsesama. Secara terpisah, saat menjadi pem bicara dalam acara Konferensi Marga-marga Tionghoa se-ASEAN di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (21/10) malam, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, mengajak seluruh pihak senantiasa menjaga persatuan tanpa membedakan suku, agama, dan latar belakang lainnya.

Zulkifli menegaskan, sudah tidak saatnya lagi membeda-bedakan suku. Siapa pun bisa menjadi apa saja di Indonesia, karena mempunyai hak yang sama. Mari kita bergandeng tangan erat, jaga, dan majukan negeri yang kita cintai ini, katanya. Selain itu, Zulkifli juga mengajak para delegasi marga Tionghoa dari berbagai negara yang hadir berin vestasi di Indonesia.

Indonesia me miliki potensi yang sangat luar biasa di berbagai aspek, ada infrastruktur, energi, dan lain-lain. Saling bekerja sama untuk kemajuan bersama, ujar Zulkifli.

Deklarasi Inisiatif saling menjaga kerukunan dan mengedepakan toleransi menghadapi kemajemukan, muncul di akar rumput. Sebanyak 12 ribu warga yang terdiri dari berbagai suku, agama, organisasi, dan komunitas masyarakat akan mengikuti kegiatan Deklarasi Bandung untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di Sta dion Siliwangi, pada 30 Oktober 2016.

Ketua Umum Bandung untuk NKRI, Priana Wirasaputra, menga takan, deklarasi ini adalah pernya taan bersama dari puluhan ribu war ga Kota Bandung dari berbagai la pisan dan sebagai pengingat penting nya arti dari nilai-nilai Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, per damaian, kerukunan hidup, dan na sionalisme.

Ia mengatakan, ada berbagai alasan diadakannya kegiatan tersebut. Di antaranya, saat ini muncul se jumlah masalah dalam kehidupan ber bangsa dan bernegara, serta mulai lunturnya nilai-nilai kebangsaan, kerukunan, dan nasionalisme dalam pelaksanaan pembangunan.

Beberapa peristiwa dan fakta menunjukkan adanya sikap intoleransi, radikalisme, separatisme, dan pelaksanaan kehendak yang inkonstitusional dari sebagian kelompok masyarakat.

Dalam pelaksanaan deklarasi nanti, kata dia, panitia akan bekerja sa ma dengan Pemerintah Kota Ban dung, dinas atau instansi terkait, seperti TNI, Polri, dan kelompok masyarakat lainnya di wilayah Bandung.

Deklarasi nanti akan berisi nilainilai dari pilar kebangsaan kita, katanya di Bandung, Sabtu (22/10). Pakar Bela Negara Dirjen Potensi Pertahanan Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan, Ruly Rahadian, menyambut baik rencana Deklarasi Bandung untuk NKRI tersebut.

Ini sangat bagus, katanya. Ruly menilai, kegiatan ini positif, lebih mengarah ke gerakan damai, dan situasi inilah yang diperlukan. Kita menyambut baik apalagi dengan kegiatan yang membuat damai, ujarnya.    rep: Eko Supriyadi/antara, ed: Nashih Nashrullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement