JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dari 160 lebih lokalisasi di Indonesia pada 2014, sekarang tinggal 33 lokalisasi yang belum ditutup.
"Dengan ditutupnya tiga lokalisasi di Banjarbaru maka secara nasional tinggal 33," kata Mensos saat menghadiri deklarasi penutupan lokalisasi di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Ahad (18/9).
Khofifah mengatakan, penutupan seluruh lokalisasi ditargetkan selesai pada tahun 2019.
Menurut dia, penutupan lokalisasi bukan pekerjaan mudah dan membutuhkan kerja sama banyak pihak karena persoalannya sedemian kompleks, termasuk pascapenutupan.
Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan bantuan kepada eks pekerja seks komersial (PSK) sebesar Rp 5,05 juta dengan rincian Rp 3 juta untuk usaha ekonomi produktif (UEP), Rp 1,8 juta untuk jaminan hidup, dan Rp 250 ribu untuk transpor lokal. Bantuan diberikan selama enam bulan.
Dalam kesempatan itu, Khofifah mengatakan, kekerasan seksual yang terjadi saat ini terutama dengan korban anak-anak sudah pada tahap genting. "Yang menjadi keprihatinan pemerintah sampai presiden menandatangani Perppu Nomor 1 Tahun 2016 pada Mei lalu, artinya bahwa presiden sudah melihat ini suasana genting," kata Khofifah.
Dia mengatakan, sebagian besar kasus kekerasan seksual terjadi karena beberapa faktor di antaranya konten video porno, minuman keras, dan narkoba. Karena itu, langkah preventif yang harus dilakukan adalah dengan memutus dari hulu yaitu hal-hal tersebut di atas.
"Hulunya adalah hindarkan anak-anak jangan nonton konten video porno, jangan konsumsi minuman keras dan narkoba," katanya.
Upaya yang sudah dilakukan salah satunya dengan memerangi peredaran bebas narkoba. Menurut Khofifah, untuk mencegah anak-anak dan anggota keluarga lainnya mengonsumsi narkoba perlu kerja sama tangan semua lini.
Sejumlah kekerasan seksual, termasuk prostitusi, dengan korban anak terjadi di beberapa daerah. Sebelumnya, di Balikpapan terjadi kekerasan seksual terhadap anak yang pelakunya disebutkan mengonsumsi minuman keras dan menghirup lem.
Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Andhani menjelaskan, tiga lokalisasi yang ditutup adalah di Pebatuan di Jalan Kenanga, KM 18, dan Batu Besi. "Prostitusi di Banjarbaru sudah 40 tahun dan untuk menutupnya bukan hal mudah. Kami menggunakan konsep menutup bukan menggusur," katanya.
Oleh karena itu, pemerintah kota (pemkot) sudah mengantisipasi dampak penutupan yang secara langsung dirasakan PSK, pemilik wisma, dan masyarakat sekitar yang terlibat aktivitas ekonomi.
Untuk PSK akan diberi bantuan yang anggarannya berasal dari Kemensos, untuk pemilik wisma akan dilakukan pembebasan lahan dengan luas sekitar 1,5 hektare, dan bekas lokalisasi akan dijadikan kawasan yang hidup secara ekonomi.
Bahkan, di bekas areal lokalisasi di Batu Besi akan dibangun kantor kecamatan, Polsek, dan Koramil.
Deklarasi penutupan lokalisasi diikuti sejumlah elemen masyarakat di Banjarbaru dan dihadiri oleh pejabat daerah tetangga sekitar Kota Banjarbaru. Hadir juga anggota DPR RI dari Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha, yang berasal dari daerah pemilihan Kalimantan Selatan 1. antara, ed: Muhammad Hafil