Ahad 31 Jan 2016 13:23 WIB

Tak Ada Konfirmasi Zika di Indonesia

Red: operator

Antara 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA--Kementerian Kesehatan memastikan sepanjang 2016 tidak ada laporan hasil konfirmasi virus zika di Indonesia. Kepastian ini berdasarkan laporan dari dua laboratorium yang memang melakukan pemeriksaan virus zika di Tanah Air, yaitu laboratorium Balitbangkes Kemenkes dan Lembaga Biomolekuler Eijkman.

"Sepanjang 2016 ini tidak ada laporan hasil konfirmasi terjadinya virus zika dari kedua laboratorium tersebut,"

kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi lewat k terangan persnya, Sabtu (30/1).

Sebelumnya, Oscar menyatakan, kasus virus zika memang pernah ditemukan di Indonesia pada awal 2015.

Temuan itu pertama kali dikonfirmasi lembaga penelitian Eijkman di sebuah rumah sakit di Jambi. 

Dalam penelitian terhadap sampel dari 103 pasien yang berlangsung sejak Desember 2014 sampai April 2015, peneliti lembaga Eijkman berhasil menemukan virus zika. "Dari sisi potensi, ada di kita, tapi kankasus kematiannya tidak ada," ungkap dia.

Selain itu, Oscar juga memastikan kematian bos Louis Vuitton Indonesia, Inka Wardhana, bukan karena virus zika. "Menyampaikan klarifikasi terkait rumor kematian Inka Wardhana yang diberitakan akibat virus zika. Kementerian Kesehatan mengonfirmasi penyebab kematiannya bukan virus zika," ujar dia.

Namun, Kementerian Kesehatan tetap mengimbau agar masyarakat dapat turut aktif melakukan pencegahan kemungkinan tertularnya virus zika, yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Beberapa cara bisa ditempuh guna mencegah pertumbuhan nyamuk tersebut, misalnya, dengan pemberantasan sarang nyamuk melalui langkah 3M, yaitu menguras dan menyikat tem pat penampungan air, menutup tem pat penampungan air, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air.

"Juga ikut melakukan pengawasan jentik nyamuk dan meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat," kata dia.

Imbauan Sejauh ini tidak ada kasus zika yang telah dikonfirmasi terjadi di negara Asia manapun. Namun, pemerintah negara-negara Asia telah mengeluarkan imbauan dalam upaya mencegah penyebaran penyakit yang dikaitkan dengan kelahiran cacat dan kelumpuhan sementara itu. 

Otoritas kesehatan Malaysia, misalnya, telah meminta wisatawan dari Amerika Selatan dan Tengah yang menunjukkan gejala, seperti demam dan ruam, untuk segera melaporkan ke pusat-pusat kesehatan. 

Wakil Direktur Kesehatan Malaysia Lokman Hakim Sulaiman mengatakan, langkah itu penting karena tidak praktis untuk melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat di gerbang masuk nasional. "Virus ini sulit dideteksi dan tidak ada uji coba cepat yang dapat digunakan," kata dia.

Hal sama dilakukan Vietnam yang meminta pengunjung dari negara dengan virus zika untuk memantau kesehatan mereka selama 14 hari. Jika mengalami demam, mereka diminta melapor ke fasilitas medis.

Kementerian Luar Negeri Jepang pun telah mengeluarkan peringatan keamanan yang meminta perempuan untuk menghindari bepergian ke Brasil dan negara-negara yang terkena dampak lainnya selama kehamilan. Kementerian juga menyarankan semua wisawatan yang berkunjung ke daerah tersebut untuk berhati-hati.

India juga meningkatkan pengawasan dan telah mendirikan sebuah kelompok teknis untuk memantau situasi. Sementara, meski nyamuk Aedes aegyptisaat ini tidak ditemukan di Hong Kong, Sekretaris Makanan dan Kesehatan Ko Wing Man meminta warganya untuk waspada. 

Sebab, spesies lain dari nyamuk yang ada di wilayahnya juga dianggap sebagai pembawa penyakit. 

Melisa Riska Putri, antara/ap, ed: Mansyur Faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement