Rabu 29 Jul 2015 20:07 WIB

Gempa Papua tak Terkait Jawa

Red:

JAKARTA--Tiga gempa bumi terjadi hanya dalam kurun waktu lima hari di tiga daerah berbeda. Gempa bumi terakhir mengguncang Membramo Raya, Papua, dengan kekuatan 7,2 skala Richter (SR). Satu orang tewas akibat bencana tersebut.

Gempa bumi sebelumnya terjadi di Pulau Jawa. Di sebelah tenggara Ciamis, Jawa Barat, gempa terjadi dengan kekuatan 5,7 skala Richter (SR) pada Jumat (24/7). Keesokan harinya, gempa pun mengguncang selatan Malang, Jawa Timur, dengan kekuatan 5,9 SR.

Kepala Bidang Info Dini Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) P Wandono mengungkapkan, gempa di Papua tidak berkaitan langsung dengan Jawa karena perbedaan lempeng. Dia menyatakan, gempa yang terjadi di Papua akibat gesekan lempeng Australia dengan Pasifik. "Secara langsung tak terkait," ujarnya di Jakarta, Selasa (28/7).

Hanya, Wandono memerinci dua gempa sebelumnya berkaitan. Kedua gempa tersebut masih disebabkan pertemuan lempeng yang sama. Untuk gempa di Ciamis disebabkan pertemuan lempeng Hindia Australia dan Eurasia. Sedangkan, gempa Malang juga disebabkan oleh lempeng Eurasia. Hanya, lempeng tersebut bertemu dengan lempeng Indo Australia. "Wilayah keduanya memang masih berada di wilayah yang sama, yaitu di daratan Pulau Jawa," jelasnya.

Wandono mengungkapkan, Jawa memiliki lempeng-lempeng yang potensial untuk terjadinya gempa. Tidak heran, menurutnya, pulau padat penduduk itu diguncang gempa dalam beberapa hari terakhir. Dengan keadaan tersebut, BMKG meminta siapa pun masyarakat di Indonesia memiliki kesiapan untuk menghadapi gempa.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, Indonesia memang dilahirkan sebagai daerah rawan gempa. "Mengapa terjadi seperti ini, yaitu karena alam. Ada jalur subduksi, pertemuan antara lempeng daratan Eurasia dan lempeng Samudra Hindia Australia," ujarnya di Jakarta, kemarin. 

Dia menjelaskan, lempeng Australia bergerak menekan hingga lima-tujuh sentimeter (cm) per tahun. Dalam kurun waktu 200 tahun, kata dia, otomatis lempeng tersebut patah. Pada saat itu, energi terlepaskan kemudian terjadi gempa. Daratan Indonesia pun dikelilingi sesar. Di antaranya, sesar Sumatra, Cimandiri, Bandung, dan Ciputat. Sesar lainnya adalah Yapen. "Sesar ini bergerak aktif meskipun tidak seaktif subduksi lempeng," ujarnya.

Sementara, di utara Papua, kata dia, kondisi seismotologinya lebih rumit karena bergerak hingga 12 cm per tahun. "Jadi, kalau Indonesia setiap hari gempa itu wajar, yang penting jangan gede-gede lah gempanya," ujarnya.

Untuk gempa di Membramo Raya, Sutopo mengatakan, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua dan BPBD Kabupaten Mamberamo terkait dampak gempa tersebut.

Laporan sementara, satu orang hilang akibat gempa. Sementara, dua rumah rusak ringan, satu lainnya rusak berat, satu gudang swasta rusak ringan sedangkan satu rumah sakit bergerak rusak ringan. Namun, kata dia, BPBD masih mendata bangunan terdampak gempa. Dia menambahkan, terjadi pergeseran tanah sepanjang 50 meter karena gempa karena guncangan yang sangat kuat.

Menurutnya, intensitas gempa dirasakan VII MMI (sangat kuat). Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah. Pasien di rumah sakit dievakuasi keluar bangunan. "Tim BPBD masih berusaha menjangkau lokasi pusat gempa. Perlu waktu sekitar lima jam jalur darat dan menyeberang sungai," ujarnya.

Kepala BPBD Kabupaten Mamberamo Raya Marthen Rumbino yang dihubungi Antara di Jayapura, kemarin, mengatakan, korban meninggal dunia akibat gempa tersebut bernama Naftali Kruwei (15 tahun). Korban, katanya, terjatuh saat terjadi gempa tersebut pada kemarin pagi. "Korban terpeleset saat sedang memancing, namun jenazahnya sudah berhasil ditemukan," katanya.

n c32/antara ed: a syalaby ichsan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement