Rabu 01 Jul 2015 12:00 WIB

Tubagus Hasanudin, Anggota Komisi Pertahanan DPR: Harus Ada Regenerasi Alutsista

Red:

Pesawat Hercules milik Angkatan Udara (AU) kembali jatuh di Medan. Bagaimana pendapat Anda?

Yang jatuh ini (pesawat) Hercules tua. Produksi tahun 1954 buatan Lockheed Martin, tipe short (pendek). Di Indonesia sudah berkali-kali dioperasikan sejak 1960. Ini barang hibah. Sudah diganti besi (rangka), diganti mesin, sudah pernah overhaul (masuk hanggar rehabilitasi) juga di Singapura.

Apa artinya dengan kondisi seperti itu?

Ini artinya, alat angkut pesawat terbang AU (Angkatan Udara) kita harus segera direnovasi. Ini pesawat (Hercules) angkut tua. Perlu diganti. Pemerintah harus membeli pesawat angkut yang baru. Walaupun sedikit, nggak apa-apa, tapi biar aman dan ada nilai tambahnya.

Karena, ini bukan yang sekali ini terjadi. Pesawat tipe ini juga pernah jatuh di hutan Wamena (Papua). Kira-kira lima tahun yang lalu. Tapi, nggak diketahui publik.

Bagaimana dengan faktor kesalahan pengoperasian?

Kalau itu kesalahan pilot, perlu investigasi. Kita harus menunggu hasil resmi tentang itu. Tapi, ini memang pesawat yang sudah uzur. Sebuah alat itu ada batas maksimal usia pemakainya. Alat utama pertahanan punya umur pemakaiannya. Rata-rata pemakaiannya maksimal 20 tahun.

Jadi, harus ada regenerasi alutsista itu. Bagaimana caranya, ya lewat perencanaan pemerintah. Harus sudah disiapkan. Kalau kita mau belanja atau mengganti alutsista hari ini, itu artinya memang sudah disiapkan sejak 20 tahun yang lalu.

Kalau kita mau merencanakan penggantian alutsista hari ini, itu berarti untuk 20 tahun yang akan datang. Lewat anggaran multiyears (tahun jamak). Harus direncanakan.

Saran Anda terhadap pemerintah terkait kejadian ini?

Saya ingin menekankan sesuai dengan janji Presiden Jokowi (Joko Widodo), anggaran pertahanan agar dinaikkan. Sekarang anggaran pertahanan nggak sampai satu persen. Hanya 0,8 persen dari PDB (produk domestik bruto). Itu hanya sekitar Rp 96 triliun sampai Rp 100 triliun.

Saya minta Presiden Jokowi bisa menaikkannya jadi 1,5 sampai tiga persen dari PDB. Itu berarti sekitar Rp 150 triliun sampai Rp 300 triliun. Tapi, saran saya ini difokuskan untuk Angkatan Udara (AU). Hanya untuk pertahanan udara kita. Hanya untuk meregenerasi alat pertahanan udara.

Apa itu bisa direalisasikan dalam anggaran 2016?

Ya, itu harusnya bisa. Karena, ini sangat penting. TNI AU kita ini harus jadi fokus. Karena masalah ancaman pertahanan saat ini, itu berada di sana. Ambalat, masalah di Laut Cina Selatan. Wilayah perairan Pasifik dan lain-lain.

Masalah-masalah itu harus mendapat dukungan utama dari AU. Setelah itu, kita perkuat wilayah-wilayah perbatasan dengan negara lain dengan keberadaan Angkatan Darat (AD). n ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement