Kamis 28 May 2015 15:00 WIB

Kapolda: Pelaku Penembakan Kelompok Yambi

Red:

JAYAPURA — Pelaku penembakan terhadap enam warga sipil di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, pada Selasa (26/5) malam diduga berasal dari anggota kelompok kriminal bersenjata Yambi atau Tenggang Mati. Dugaan itu diutarakan oleh Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Yotje Mende. "Mereka itu kelompok Yambi yang juga dikenal dengan kelompok Tenggang Mati," kata Mende, Rabu (27/5).

Mende mengatakan, penembakan yang dilakukan terhadap warga sipil sudah di luar batas kemanusiaan. Sehingga, pihaknya bersama TNI akan melakukan pengejaran guna menangkap kelompok tersebut. Mende berjanji akan mengerahkan pasukan Brimob yang kini sudah berada di Distrik Mulia. "Untuk sementara tidak perlu menambahkan pasukan karena dengan bantuan TNI sudah dirasakan cukup," kata Mende.

Penembakan rumah warga sipil di Kampung Usir, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, itu diduga dilakukan lima orang yang membawa senjata api berbagai jenis. Akibatnya enam orang terkena tembakan, satu di antaranya tewas seketika. Tiga di antara lima korban luka tembak kini dirawat di RSUD Dok 2 Jayapura.

Kejadian itu berlangsung di belakang bangunan kantor Kodim Baru di Kampung Pagaleme, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Korban tewas diketahui bernama Pengga Enumbi, dengan luka tembak di kepala bagian dahi tembus belakang. Sementara korban luka-luka, yaitu Yulianus Tandidatu, Suryanto Tandi Payung, Yogi Rera, Alfer Tandi, dan Marten Tandi Payung.

Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Polisi Patrige Renwarin mengatakan, motif penembakan belum diketahui karena pelaku sendiri juga belum diketahui. Ia juga tidak berani menduga peristiwa tersebut merupakan ancaman dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Tetapi, memang benar ada ancaman setelah Leo Yogi tertembak dan meninggal," ujarnya, di Bareskrim Polri, Rabu (27/5).

Leo Yogi merupakan panglima tentara pembebasan nasional OPM wilayah Paniai. Leo tewas di Rumah Sakit Nabire setelah terluka saat ditangkap oleh Polda Papua pada 30 April lalu. Akibatnya, saat ini OPM sedang mengancam adanya gerakan revolusi total dari Sorong hingga Merauke. Menanggapi hal tersebut, Patrige mengaku ancaman seperti itu biasa terjadi.

Meski demikian, pendekatan persuasif tetap dikedepankan guna mengurangi ketakutan masyarakat. Kapolsek Mulia, kata Patrige, sudah menemui warga untuk menenangkan. Jika diperlukan, menurut Patrige, penambahan pasukan untuk keamanan pasti akan dilaksanakan. Karena itu, Patrige mengimbau agar masyarakat tidak perlu takut atas ancaman dari OPM. Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak termakan provokasi.

Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Fransen G Siahaan mengatakan, pihaknya siap membantu polisi untuk mengejar pelaku penembakan di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. "Bila polisi meminta untuk membantu pengejaran, TNI siap," kata Fransen G Siahaan.

Fransen menyesali peristiwa penembakan yang menewaskan satu orang warga itu. "Ini merupakan tindakan yang kejam. Warga sipil menjadi korban kekerasan," katanya. Fransen pun menduga, penembakan terhadap enam warga sipil dilakukan oleh kelompok bersenjata. n antara ed: andri saubani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement