Selasa 30 Sep 2014 12:00 WIB

Menelusuri Islam Lewat Museum

Red:

Belum ada kesepakatan yang berdalil sahih kapan Islam mulai masuk di wilayah Lampung. Banyak temuan dan aksara yang menyebutkan Islam masuk ke Lampung pada abad ke-15, ada juga pada abad ke- 16-17. Selain itu, penyebaran agama ini juga ada yang menyebutkan berasal dari tiga pintu.

Yakni, dari arah barat (Minangkabau, Sumatra Barat), dari utara (Palembang, Sumatra Selatan), dan dari arah selatan (Banten). Bahkan, ada juga yang menyebutkan dari pelayaran orang Bugis, Sulawesi.

Sejak 24 September lalu, Museum Ruwa Jurai Lampung menjadi tuan rumah yang menggelar pameran bertema "Islam dalam Jalinan Sejarah dan Budaya Sumatra". Setidaknya, terdapat 118 koleksi dari delapan museum se-Sumatra yang notabene berkaitan dengan keberadaan Islam di Sumatra.

Tahun anggaran 2005 Museum Lampung mengadakan penelitian koleksi-koleksi arkeologi Islam dan peninggalan-peninggalan budaya Islam di Lampung. Menurut Kepala Seksi Pelayanan Museum Ruwa Jurai, Budi Supriyanto, zaman Islam merupakan akhir dari zaman klasik Hindu-Buddha. "Periode Islam berlangsung pada kisaran abad 13 hingga 18," kata Budi saat ditemui Republika di arena pameran museum regiona Sumatra, Senin (29/9).

Bukti-bukti peninggalan pada masa itu menjadi bahan koleksi dan penelitian pihak museum. Seperti prasasti, pintu (lawang), bangunan masjid, nisan atau makam, alat rumah tangga, pernak-pernik pernikahan, serta naskah kuno atau manuskrip. Penggalian sejarah masuknya Islam pun digali dari sumber berita, sumber tertulis, dan koleksi museum.

Menurut silsilah masyarakat Lampung, masuknya Islam di Lampung sekitar 1500 M - 1800 M. Zaman baru setelah Hindu-Buddha ini ditandai dengan masuknya Islam dari Skala Brak. Hilman Hadikusuma dalam tulisannya "Persekutuan Hukum Adat Abung" mengungkapkan ada empat umpu yang membawa Islam pada abad ke 14-15 dari Sumatra Barat karena keempat umpu tersebut berasal dari Pagaruyung.

Lalu, ada lagi yang berpendapat bahwa masuknya Islam dari pengaruh Aceh, dengan ditemukannya nisan di Kampung Muara Batang, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan, tahun 1971. Nisan ini motifnya sama dengan nisan Malik al-Saleh di Pasai.

Selain itu, ada teori masuknya Islam ke Lampung dari Banten. Tahun 1525 Fatahillah (Sunan Gunung Jati) disebut pernah tinggal di Lampung Selatan beberapa lama dan disambut warga setempat meski agama Hindu masih menyebar.

Situs Bojong 1 dan 2 yang pernah diteliti Balai Arkeologi Bandung  dan dipimpin Tony Djubiantono diindikasikan merupakan kompleks perkuburan Islam di wilayah Kabupaten Lampung Timur.

Menurut Budi, situs Bojong ini merupakan periode budaya pada masa akhir prasejarah hingga masa islamisasi. Selain Bojong, juga terdapat situs Dadak di Labuhan Maringgai, Lampung Timur. Ini menunjukkan tradisi pemujaan dan budaya kepercayaan ritual megalitik telah ditinggalkan pemeluknya dan beralih ke Islam yang berasal dari banten sekitar abad 16-17 M. "Ada tiga masa, prasejarah, klasik, dan Islam," ujarnya.

Memang, tidak semua provinsi di Sumatra mampu menyajikan pameran yang lengkap dan utuh. Namun, setidaknya Museum Ruwai Jurai Lampung, selaku tuan rumah, menampilkan sejumlah koleksi tentang mulai masuk dan menyebarnya Islam di provinsi ujung selatan Pulau Sumatra itu.rep: mursalin yasland ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement