Jumat 22 Apr 2016 12:00 WIB

Kontroversi Pemutihan Kasus Sepak Bola Gajah

Red:

Belum juga bergulir, kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) sudah menimbulkan kontroversi. Ini terkait sejumlah pemain yang kini menjalani sanksi larangan bermain yang berpeluang kembali merumput.

Sorotan utama mengarah pada pelaku dalam laga "sepak bola gajah" antara PSS Sleman dan PSIS Semarang. Sejumlah pelaku yang beberapa dijatuhi sanksi larangan bermain seumur hidup, kini malah berpotensi tampil di kejuaraan kasta kedua itu.

Hal itu terjadi karena PT Gelora Trisula Semesta (PT GTS) belum memutuskan diperbolehkan atau tidak pemain yang terkena sanksi PSSI bermain di ISC B.

Hal ini dketahui setelah PT GTS selaku operator ISC B mengadakan managers meeting di Hotel Arya Duta di Jakarta, pekan ini. Pada rapat itu turut hadir Direktur Utama PT GTS Joko Driyono.

Pria yang akrab disapa Jokdir itu menyatakan kebijakan tersebut tidak diputuskan secara sepihak, tapi harus dibicarakan dengan pihak lain. Bahkan, keputuan tersebut harus diputusan melalui rapat pleno.

"Kami akan pleno tanggal 26 hingga 27 April dengan panitia disiplin untuk mengkaji semua hukuman yang ada. Kalau keputusan boleh (bermain), ya jalan. Kalau tidak ya no. kami akan menyerahkan sepenuhnya ke panitia disiplin," ujar Jokdir, sesaat setelah rapat di Hotel Arya Duta, Selasa (18/4) malam WIB.

Sebelumnya, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah menghukum pelaku sepak bola gajah melibatkan PSIS Semarang dengan PSS Sleman. Komdis PSSI menghukum larangan kepada pemain, pelatih, dan juga pengurus klub. Hukumannya cukup bervariasi mulai dari denda sampai dengan seumur hidup dilarang beraktivitas dalam dunia sepak bola.

Dalam kesempatan itu, PT GTS juga melarang peserta ISC B untuk menggunakan jasa pemain asing. Pelarangan ini serupa dengan aturan yang ditegakkan pada ajang DU musim lalu, yang belum sempat berputar.

Joko Driyono menjelaskan salah satu alasan pelarangan legiun asing pada ajang ini. Sebab, ISC B memiliki jumlah peserta yang besar. Sehingga, ISC B dapat lebih memaksimalkan pemain-pemain lokal. Sebelumnya, PT Liga Indonesia selaku operator DU juga menerapkan aturan tanpa pemain asing untuk kasta kedua Liga Indonesia.

"Ini cerita panjang ISC B dengan kompetetif levelnya menjadi tantangan maka pemain asing bukanlah pilihan. Kemudian, teman-teman klub juga menyetujui dengan aturan itu," jelas Joko Driyono.

Dia menambahkan, regulasi yang dimiliki oleh ICB sama dengan yang diterapkan oleh Torabika Soccer Championship (TSC). Yaitu, pada akhir turnamen tidak adanya klub yang promosi ke jenjang berikutnya atau degradasi ke level bawahnya.n ed: abdullah sammy

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement