Sabtu 16 Apr 2016 11:00 WIB

Jejak Bersuci Prabu Siliwangi

Red:

Sosok Sri Baduga Maharaja atau lebih dikenal dengan Prabu Siliwangi begitu dibanggakan masyarakat Jawa Barat (Jabar). Ia menjadi Raja Kerajaan Padjadjaran yang di agungkan rakyatnya. Namun, belum banyak yang mengetahui sosok dari raja yang satu ini.

Kisahnya begitu misterius. Hing ga akhir hayatnya, tak ada yang tahu di mana lokasi pasti Prabu Siliwangi di kubur. Banyak mitos yang berkem bang mulai dari menghabiskan sisa hidupnya bertapa di Gunung Wayang hingga sosoknya berubah menjadi harimau putih yang senantiasa men jaga Jabar.

Prabu Siliwangi diceritakan merupakan sosok raja yang amat di cintai rakyatnya. Siliwangi tidak per nah betah hanya berada di dalam istana. Siliwangi berkelana ke segala pelosok Jabar. Salah satunya, konon Prabu Siliwangi yang mudanya lebih dikenal dengan Raden Pemanah Rasa, per nah menjejakkan kakinya di sebuah tempat yang menjadi sumber kehi dupan ma syarakat Jabar dan se kitar nya yakni hulu Sungai Citarum.

Di tengah-tengah hutan di Kampung Pejaten Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung inilah sumber mata air Sungai Citarum ber ada. Konon Prabu Siliwangi per nah bersuci de ngan air yang sa ngat jernih itu.

Juru pelihara Hulu Sungai Citarum, Atep Permana (38 tahun) me nunjukkan kepada Republika mata air yang menjadi salah satu jejak Prabu Siliwangi. Atep mence ritakan, di sebuah kolam kecil yang airnya sangat jernih di sudut Situ Cisanti, Prabu Siliwangi pernah man di untuk menyucikan diri sebe lum pergi ke Gunung Wayang. "Di masa Kerajaan Padjadjaran dulu sebelum ke Gunung Wayang, Prabu Siliwangi mandi di sini bersuci di mata air Citarum sebelum akan bertapa," tutur Atep.

Konon, mata air Sungai Citarum yang sangat jernih ini menjadi sumber air yang dianggap suci. Oleh kare nanya, hingga kini, petilasan Prabu Siliwangi itu tetap dijaga kelestariannya. Apalagi, sumber air tersebut digunakan masyarakat seluruh Jabar.

Meski tak tahu pasti waktu ke datangan Prabu Siliwangi, Atep me nyebutkan, raja yang dicintai rak yatnya itu datang bersama jajaran patih kerajaan. Bersuci ditujuh mata air sumber Sungai Citarum yang terdapat di satu lo kasi di Situ Cisanti. Salah satunya yang paling awal adalah mata air Cikahuripan namanya.

Di kawasan mata air Cikahuripan ini, airnya kebiruan dan sangat jernih. Disebut Cikahuripan karena dianggap sebagai sumber kehidupan. Di sini, tak bisa semba rang mandi karena ada sebuah tatakrama yang harus dilakukan sebelumnya.

Petilasan Prabu Siliwangi ini pun sejak zaman leluhurnya terus dijaga. Tak jarang penduduk mela ku kan ritual ziarah atau napak tilas jejak Prabu Siliwangi. Masyarakat memanjakan doa kepada Tuhan untuk para leluhur yang telah meninggal. "Yang datang ke sini ziarah, napak tilas, mendoakan leluhur yang telah me ning gal," ujarnya.

Menurutnya, setiap hari ada orang yang berdoa di petilasan itu. Mengikuti jejak Prabu Siliwangi bersuci dengan mata air Sungai Citarum. Dengan tata cara khusus dan bukan mengharapkan hal yang bertentangan dengan keper cayaan kepada Tuhan.

Napak tilas tersebut diyakininya sebagai bentuk menghormati lelu hur. Tidak ada yang menjadikan sebagai tempat keramat meminta kekayaan atau menjadikan musyrik.

Atep terus menjaga patilasan dan sumber mata air itu dalam sebuah lo kasi di sudut Situ Cisanti yang di ba tasi pagar. Tujuannya, agar tetap ter jaga kebersihan dari tangan-ta ngan jahil pengunjung. Serta meles tari kan se buah situs sejarah dari sang Prabu Siliwangi. ¦ c26, ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement