Selasa 05 Apr 2016 11:00 WIB

Bicara Kematian tanpa Ketakutan

Red:

Judul Buku: Psikologi Kematian

Penulis: Komaruddin Hidayat

Penerbit : Noura Books

Cetakan; I, Desember 2015

Jumlah Halaman:  226 hlm

Mengubah ketakutan menjadi optimisme. Begitulah jabaran judul buku Psikologi Kematian. Dibuka dengan selembar halaman berwarna cokelat yang berisikan ayat-ayat Alquran, buku ini terdiri atas empat bagian. Yakni, tentang makna kelahiran manusia, pencarian makna sebelum kematian datang, kematian bukan untuk ditakuti, dan menyambut kehidupan abadi.

Pada bagian awalnya, penulis mengantar para pembaca dengan sebuah pertanyaan mendasar. Mengapa psikologi kematian? Menurut penulis, pembahasan tentang psikologi kematian bertebaran dalam terbitan psikologi dan filsafat. Dalam literatur tasawuf pembahasan tentang kematian sangatlah populer. Tema kematian, menurut penulis, berulang kali disebut dalam Alquran dan hadis. Suatu hal yang penting lantaran prinsip keimanan dalam Islam meyakini adanya kebangkitan di akhirat dan keabadian jiwa.

Sementara, psikologi mengkaji pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang memandang kematian yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Hanya, psikologi seolang enggan membicarakan secara terbuka.

Penulis mengungkap betapa pembahasan tentang kematian membawa pemberontakan yang menyimpan kepedihan sehingga menimbulkan suatu 'penolakan'. Ada rasa takut yang laten menghadapi kematian. Dalam bukunya, penulis mengajak pembaca untuk meyakini bahwa hari berpulang merupakan hal yang amat membahagiakan. Yakni, dengan persiapan bekal yang cukup.

Artikel-artikel di dalam buku ini memberikan berbagai aspek dengan sudut pandang bersifat optimistis. Misalnya, tentang arti sebuah kepemilikan, insting kematian, sakit yang membawa berkah, dan tentang tubuh itu merekam. Dalam penulisan yang jernih, pembaca diajak mendalami pemahaman yang ditawarkan dengan butir-butir mutiara yang didapat dari Alquran, hadis, hingga pengalaman penulis.

Pada bagian akhir buku disisipkan suplemen yang mendukung tema. Yakni, menceritakan tentang kisah-kisah menyentuh tentang menyambut ajal. Mulai dari kisah penerimaan kematian Socrates hingga Asa Putri Utami, bocah perempuan kelahiran Surakarta yang baru duduk di kelas lima SD yang mengidap penyakit lupus. Bocah kecil yang meninggal dengan senyum di bibirnya.

Ahli tafsir Alquran, M Quraish Shihab, menggambarkan buku ini membantu memahami psikologi kematian sekaligus berbicara sedikit rahasianya. "Dan, yang lebih penting, menuntun kita 'menjemput' maut dengan hati yang tenang,'' katanya. Secara keseluruhan, buku ini membawa pembaca melihat kematian dari sudut pandang yang lebih optimistis, menenangkan, serta mengajak untuk tidak kehilangan fokus dalam menjalani kehidupan. N nina ch

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement