Senin 30 Jun 2014 12:00 WIB

Mashrabiya

Red:

Menyusuri area kota tua Kairo di distrik Al Azhar, daerah pasar Ghuria dan Masjid Hussein, suasana akan terbawa ke berbagai bangunan berarsitektur kejayaan Islam abad pertengahan. Lorong pasar dan bangunan tinggi di kawasan itu sangat kaya dengan corak khas bangunan era Dinasti Fatimiyah dan Mameluk pada abad ke-14. Salah satu jejak khas elemen dekorasi Islam yang masih bisa dijumpai di kawasan tersebut adalah bentuk khas jendela mashrabiya.

mashrabiya merupakan istilah untuk bagian dekorasi Arab yang diproyeksikan pada jendela tertutup berkisi-kisi. Dekorasi ini menampilkan kisi-kisi kayu berukir yang digunakan pada jendela tinggi di lantai dua atau lebih pada sebuah bangunan dan biasanya dilapisi dengan kaca patri. Dekorasi mashrabiya merupakan elemen arsitektur tradisional Arab yang telah ada sejak sebelum abad pertengahan.

Era pertengahan

Dekorasi mashrabiya ini, menjadi hasil karya seni kayu yang paling populer, terampil dan memiliki nilai seni indah pada masa-masa era kejayaan Islam abad pertengahan. Pada masa periode Dinasti Fatimiyah yang menguasai wilayah Mesir, mashrabiya berkembang sangat populer digunakan sebagai dekorasi eksterior dan interior dalam setiap bangunan. mashrabiya digunakan sebagai penutup jendela luar dan juga lazim saat ini digunakan sebagai pembatas ruangan di dalam rumah.

Beberapa model jendela menggunakan masharabiya memiliki ruang beranda atau balkon khas. Ruangan beranda jendela mashrabiya ini memberikan naungan berkisi dan terbuka, melancarkan masuknya angin yang konstan, sehingga mampu mendinginkan udara di dalam ruangan. Selain itu, fungsinya juga melindungi masuknya sinar matahari secara langsung.

Dahulu, fungsi jendela beranda dengan mashrabiya juga digunakan bagi ruang wanita. Tujuannya, agar wanita bebas melihat keluar tanpa terlihat jelas dari luar.

Dekorasi mashrabiya ini memiliki kelebihan bagi daerah kering. Yakni, mampu mendinginkan ruangan dan melancarkan sirkulasi udara. Dengan demikian, penggunaan mashrabiya saat itu layaknya penggunaan air conditioner. Dengan fungsi sirkulasi udara dan mendinginkan ruangan, mashrabiya juga lazim digunakan dalam dekorasi eksterior dan interior masjid. Ruangan dalam masjid pun menjadi nyaman.

Bentuk umum setiap bagian dekorasi ini terbuat dari furnitur kayu yang dirangkai layaknya puzzle secara simetris menjadi sebuah layar berukir. Sebagian besar mashrabiya ditutup kisi-kisi yang dilapisi dengan kaca patri dan sebagian lain dirancang untuk tetap terbuka dalam penutup jendela. Beberapa jendela menggunakan mashrabiya terbuka dan tidak dilapisi dengan kaca, memiliki balkon dan ruang tertutup sendiri dari lantai atas kamar. 

Bentuk modern

Seiring perkembangan zaman, model, bahan dasar, dan penggunaan dekorasi ini pun berkembang. Kisi pun tidak hanya berpola Arabia, muncul pola mashrabiya geometris dan simentris lain yang lebih modern dalam bentuk kontemporer, lingkaran, persegi panjang, dan acak.

Dalam perkembangannya, bahan baku pembuatan mashrabiya pun tidak hanya berasal dari kayu. Material ringan pun dipilih—seperti aluminium dan stainless steel— sebagai alternatif.

Desain bangunan tradisional Arab yang memang dirancang agar penduduk dapat bertahan hidup di bawah kondisi cuaca yang paling ekstrem telah dioptimalkan keunggulannya.  N berbagai sumber ed: nina chairani

***

Bila Teknologi Modern Ikut Berperan

Para arsitektur kini berupaya merestorasi dekorasi tradisional Arab ini dalam bentuk yang baru yang lebih modern pada bangunan pencakar langit. Salah satunya, terlihat pada kerangka luar tower Al Bahr di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Al Bahar Towers menggunakan mashrabiya sebagai desain pelindung bangunan utama. Mashrabiya pada Al Bahar Tower berbentuk panel yang menggunakan deskripsi geometri parametrik, sehingga mampu mencegah paparan sinar matahari yang kuat pada bangunan utama.

Panel sistem mashrabiya ini dikendalikan secara otomatis dan terkomputerisasi untuk merespons kondisi matahari dan cahaya yang optimal. Seluruh sistem panel dalam mashrabiya ini dilindungi sensor yang dapat membuka dan berubah sesuai kebutuhan pencahayaan atau angin. Pada malam hari, panel mashrabiya ini akan melipat, sehingga semua mentutup.

Kemudian, saat matahari terbit pada pagi hari dari timur, mashrabiya di bagian timur bangunan akan mulai membuka dan cangkang panel pelindung ini bergerak sepanjang gedung sesuai dengan pencahayaan sinar matahari. Penggunaan sistem mashrabiya modern ini dapat mengurangi silau cahaya matahari serta ketergantungan pada pencahayaan listrik dan mampu menghasilkan pengurangan emisi CO2 dari 1.750 ton per tahun.

Pola geometris yang membentuk layar raksasa ini mencakup lebih dari 1.000 unsur panel bergerak mengikuti cahaya matahari pada siang hari. Desain mashrabiya yang digunakan pada bangunan ini juga merupakan sistem pendingin canggih yang benar-benar bergerak untuk menciptakan warna teduh dan mengatur sirkulasi udara bergantung pada posisi dan kekuatan matahari serta angin. Layaknya penggunaan mashrabiya pada eksterior bangunan masyarakat Arab, sistem ini sangat berfungsi baik menjaga kondisi dingin, melindungi sinar matahari dari panasnya hawa gurun.

Dengan demikian, bangunan yang menjadi salah satu landmark Abu Dhabi ini akan tetap dingin tanpa menggunakan sejumlah besar AC. Penggunaan mashrabiya pada bangunan ini juga untuk menghemat 50 persen dari sisi penggunaan pencahayaan listrik.

Al Bahar Towers adalah contoh sukses dari cara penggabungan desain arsitektur tradisional terbaru dalam teknologi modern. Sementara itu, juga tetap memegang akar sejarah dan kebudayaan Arab dengan penggunaan mashrabiya.

Berkat terknologi mashrabiya ini, Al Bahar Tower dianugerahi Tall Building Innovation Award, bangunan pencakar langit paling inovatif, pada 2012 oleh Dewan Bangunan Tinggi dan Habitat Urban dunia. Bangunan dianggap mampu mengombinasikan kembali penggunaan model arsitektur tradisional mashrabiya yang geometris dengan konsep modern.

Sistem mashrabiya ini menjadi bukti bahwa seni dekorasi peradaban Islam mampu berpadu dalam perkembangan desain arsitektur Islam modern. Keindahan serta kerumitan pola dan rangkaian puzzle mashrabiya membuat dekorasi ini memiliki daya seni yang cukup tinggi dalam seni arsitektur Islam. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement