Rabu 19 Feb 2014 12:07 WIB

Erupsi Kelud Tak Picu Aktivitas Gunung Lain

Gunung Kelud
Gunung Kelud

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur dan Gunung Sinabung di Sumatra Utara dipastikan tidak akan memengaruhi aktivitas gunung yang lain. Meski ada peningkatan aktivitas seismik di beberapa gunung berapi di Indonesia, hal itu bukan dipicu oleh terjadinya erupsi Gunung Kelud beberapa waktu lalu. “Terlalu jauh mengaitkan itu (aktivitas gunung satu sama lain). Tidak ada hubungannya,” kata pejabat pelaksana Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Suantika, Selasa (18/2).

Menurut Gede, setiap gunung secara ilmiah mempunyai sistem magma yang berbeda. Meski berada pada satu cincin api di Indonesia, setiap gunung memiliki perbedaan karakter dan sistem yang juga tidak sama. Karena memiliki karakteristik yang berbeda, aktivitas setiap gunung tidak bisa dikaitkan antara yang satu dan yang lain.

Seperti diketahui, warga Kota Salatiga, Jawa Tengah, yang tinggal di sekitar lereng Gunung Merbabu pada Senin (17/2) sempat mendengar dentuman keras. Suara dentuman itu terdengar bersamaan dengan adanya gempa yang terjadi di wilayah itu. Gede memastikan hal itu tidak terkait dengan erupsi yaang terjadi di Gunung Kelud. Gempa itu pun bukan suatu aktivitas vulkanik.

Gede menambahkan, beberapa gunung di Pulau Jawa, seperti Gunung Ijen, Gunung Krakatau, dan Gunung Papandayan, statusnya hingga saat ini masih waspada. Masyarakat diharap tidak terpengaruh adanya informasi-informasi meresahkan yang tidak jelas asalnya. Setiap peningkatan aktivitas gunung, kata Gede, informasi pasti akan disampaikan secara resmi oleh PVMBG.

Kepala Badan Geologi ESDM Surono menegaskan, gempa tektonik lokal yang dirasakan sebagian warga Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, pada Senin (17/2) pagi tidak ada hubungannya dengan aktivitas vulkanis Gunung Merbabu. Gempa yang melanda wilayah Kabupaten Semarang pun tercatat berskala kecil. “Meski lokasi desa ini berjarak kurang dari 10 kilometer dari puncak Merbabu,” ungkap Surono melalui pesan singkatnya, kemarin.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang memperkirakan, pemicu kerusakan sejumlah rumah di wilayah Desa Sumogawe, Senin (17/2), adalah pergerakan tanah. Karena lokasi yang terdampak di wilayaah Dusun Krajan Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, ini sebagian berada pada struktur tanah yang memang labil.

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Semarang Yudinita Artsiani mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan di lapangan. Pihaknya menduga telah terjadi akibat pergerakan tanah, mengingat tanah di daerah tersebut memang dikenal sebagai kawasan tanah labil. “Lingkungan ini tanahnya memang labil,” ungkapnya saat dikonfirmasi di Ungaran, Selasa (18/2).

BPBD mencatat hanya satu rumah mengalami rusak berat akibat pergerakan tanah yang sebelumnya diduga bersumber dari aktivitas vulkanis Gunung Merbabu. “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, tetapi 17 rumah rusak ringan,” jelas Yudinita.

Gunung Papandayan Waspada

Dari Bandung, Kepala BPBD Kabupaten Garut Dikdik Hendrajaya mengatakan, status Gunung Papandayan masih dalam posisi Waspada. Meski demikian, kata dia, BPDB terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar gunung tersebut agar tidak lengah. “Aktivitas masyarakat di sekitar gunung tersebut berjalan seperti biasa, tidak ada yang berubah meski statusnya Waspada,” kata Dikdik.

Sedangkan, menurut petugas pos pengamatan Gunung Papandayan, Tisno, pada pekan lalu terjadi peningkatan kegempaan di gunung itu. Hingga Jumat (14/2), kata dia, terjadi sebanyak 60 kali gempa berskala kecil. Namun, pada awal pekan ini, tingkat kegempaan mengalami penurunan. n c30/bowo pribadi/edy setioko/djoko suceno ed: andri saubani

Informasi dan berita lainnya silakan dibaca di Republika, terimakasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement