Kamis 23 Jan 2014 08:40 WIB
Dampak Banjir

Potensi Gagal Panen Meluas

Stok beras Bulog
Foto: Antara
Stok beras Bulog

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir dan hujan berkepanjangan di sejumlah daerah menyebabkan potensi gagal panen atau puso semakin meluas. Beberapa kecamatan yang dahulu bebas banjir kini ikut tergenang. Kondisi tersebut mengancam terganggunya produksi pertanian secara nasional. Kualitas produk pertanian juga dipastikan menurun.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir  memperkirakan kerusakan lahan pertanian padi akibat banjir naik 10 persen. Lahan pertanian yang terparah terendam terdapat di Bekasi, Subang, dan Indramayu di Jawa Barat (Jabar), serta Kudus, Pati, dan Demak di Jawa Tengah (Jateng).

Pengumpulan data kerusakan lahan masih terus berlangsung. Di Indramayu, kerusakan lahan pertama kali terjadi di Kecamatan Krangkeng dan Kecamatan Patrol. Lalu lahan pertanian sepanjang jalan pantai utara (pantura) Jawa juga rusak parah akibat air laut pasang. "Sekitar 35 ribu hektare atau sepertiga luas lahan pertanian di Indramayu tergenang air," katanya Winarno, Rabu (22/1).

Dalam kondisi seperti ini, harga gabah kering panen (GKP) merosot dari semula Rp 3.300 per kilogram (kg) menjadi Rp 2.500 kg. Sebaliknya, harga beras naik dari Rp 6.600 per kg menjadi Rp 7.500 per kg. Menurut Winarno, daerah yang sudah panen berada di wilayah selatan Jawa, sedangkan di daerah utara tidak ada panen sama sekali. n meiliani fauziah/eko widiyatno/muhammad iqbal ed: m ikhsan shiddieqy

Informasi lengkap berita di atas serta berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement