Senin 02 Sep 2013 03:57 WIB
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Peringkat LIPI Turun

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peringkat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) versi Webomatrics pada 2013 mengalami penurunan. Jika pada Januari 2013 LIPI berada di urutan 56, Juli 2013 turun menjadi peringkat 107 untuk kategori lembaga riset.  “Penurunan ini tidak berarti kinerja kami menurun. Tapi, disebabkan oleh banyaknya lembaga riset lain yang mulai masuk perhitungan Webomatrics,” ujar Kepala LIPI Lukman Hakim kepada wartawan belum lama ini.

Menurut Lukman, lembaga riset yang mulai masuk perhitungan Webomatrics terutama berasal dari Jepang. Lembaga tersebut menempati posisi 100 besar dunia. Di sisi lain, kata dia, peringkat Webomatrics ini semakin diperhitungkan oleh banyak kalangan. Sehingga, banyak lembaga riset yang berlomba-lomba berusaha masuk ke sini.

Walaupun posisi di Webomatrics turun, menurut Lukman, di tingkat Indonesia dan kawasan ASEAN posisi LIPI saat ini masih termasuk yang terbaik. “Kami akan berusaha menaikkan kembali peringkat tersebut. Saya yakin, dalam waktu tidak terlalu lama, bisa meningkatkan kembali peringkat LIPI,” katanya.  

Dikatakan Lukman, Webomatrics bukanlah segalanya. Namun, hanya menjadi salah satu dari sekian banyak indikator yang harus diperhatikan. Di antaranya, LIPI harus memperhatikan jumlah publikasi ilmiah untuk terus ditingkatkan. “Saya melihat, kami masih belum optimal memanfaatkan seluruh potensi ilmiah,” katanya.

Menurut Lukman, selama tiga tahun terakhir, banyak sivitas LIPI yang telah menjalani purnabakti. Yaitu, sebanyak 500 orang. Sehingga, LIPI harus merekrut jumlah pegawai sama dengan jumlah tersebut. Namun, hanya memperoleh alokasi sebanyak 175 orang dan jauh dari kebutuhan yang ada.

“Untungnya, pemerintah mengabulkan permintaan kami untuk menambah pegawai baru tahun ini menjadi 250 orang,” kata Lukman. Dia berharap ke depannya melalui proses rekrutmen tersebut komposisi kepegawaian LIPI menjadi lebih baik. Yakni, jumlah peneliti menjadi semakin banyak dan tenaga pendukung secara bertahap dikurangi.

Dia mengharapkan lima tahun ke depan komposisi sivitas LIPI sudah mencapai 50-50 antara jumlah peneliti dan tenaga pendukungnya. Penurunan peringkat LIPI tersebut berkebalikan dengan rencana peningkatan riset di Indonesia yang dicanangkan melalui Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pekan lalu.

Terkait tersendatnya progres penelitian di Tanah Air, peneliti teknologi membran I Gede Wenten mendesak pemerintah membuat kebijakan untuk mendukung proses riset dan penelitian. “Dengan kebijakan yang mendukung maka riset dan teknologi akan lebih mudah untuk berkembang,” kata Wenten.

Wenten mengemukakan bahwa kebijakan pemerintah yang mendukung riset dan teknologi akan sangat membantu para peneliti untuk bertahan dan tetap berkarya. Sehebat-hebatnya ilmuwan, menurut Wenten, akan kesulitan melakukan penelitian tanpa kebijakan yang suportif dan aktif dari pemerintah.

Kebijakan pemerintah yang dirasa Wenten kurang mendukung itu menjadi penyebab beberapa ilmuwan memilih untuk berkarier di luar negeri. Para ilmuwan menganggap lebih dapat mengembangkan penelitian dengan berbagai dukungan di luar negeri. “Kita juga harus introspeksi diri, apa yang kurang dan harus terus berusaha jangan berhenti,” katanya.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mengatakan bahwa pemerintah saat ini telah berupaya mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Terutama, yang dapat membantu penyelesaian masalah yang dihadapi oleh masyarakat. “Kegiatan tidak hanya mendorong iklim transaksi antara pembuat dan pengguna, namun juga pengembangan iptek dari masa ke masa,” kata Menristek saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. n arie lukihardianti/antara ed: fitriyan zamzami

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement