Jumat 16 Aug 2013 07:30 WIB
Politik Mesir

AS Didesak Setop Kirim Bantuan Militer ke Mesir

Seorang tentara Mesir berjaga dengan kendaraan lapis baja dekat lapangan Nahda, tempat para pendukung Presiden Muhammad Mursi berkemah di sekitar Universitas Kairo, Giza
Foto: AP
Seorang tentara Mesir berjaga dengan kendaraan lapis baja dekat lapangan Nahda, tempat para pendukung Presiden Muhammad Mursi berkemah di sekitar Universitas Kairo, Giza

REPUBLIKA.CO.ID, MASSACHUSETTS -- Aksi bengis aparat Mesir terhadap demonstran pendukung presiden terguling Muhammad Mursi harus menjadi momentum bagi Amerika Serikat untuk menarik bantuan militernya buat negara itu. 

Ketidaktegasan Paman Sam terhadap persoalan Mesir hanya akan memberikan jalan bagi militer untuk melanjutkan kebiadabannya. Surat kabar terkemuka AS, New York Times dalam halaman editorialnya meminta Presiden Barack Obama menjelaskan sikap tegas penolakannya terhadap tindakan militer Mesir.

Obama dapat segera menghentikan bantuan militer ke Mesir serta membatalkan rencana latihan gabungan tentara yang dijadwalkan pada September. Penghentian bantuan itu bisa dicabut seandainya militer mau mengubah sikap.  AS merupakan sekutu dekat Mesir selama beberapa dekade. Paman Sam memberikan bantuan militer secara rutin. Nilainya mencapai 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 13,5 triliun per tahun.

Pascapenggulingan Mursi, bantuan militer tersebut sempat terancam dicabut jika saja AS mau mengakui tindakan itu sebagai kudeta. Tapi, hingga kini AS tidak pernah menganggap jatuhnya Mursi sebagai kudeta. Dalam peraturan perundangan AS, bantuan militer tidak boleh diberikan kepada pemerintahan hasil kudeta.  “AS memperoleh kesempatan membuktikan ancamannya menghentikan bantuan adalah credilble, tapi setiap kali ditarik kembali,” ujar analis Institut Brooking, Shadi Hamid.

Sumber pejabat AS yang tak ingin disebutkan namanya menyatakan, Washington sedang mempertimbangkan untuk menghentikan latihan militer bersama pada September menyusul tragedi ini. Masalah pembatalan itu akan dibahas khusus dalam rapat perwakilan komite yang dihadiri oleh dua otoritas utama keamanan nasional AS.

 

Namun, sumber itu tidak menjelaskan lebih rinci apakah mereka aka nada pembahasan tentang penghentian bantuan militer ataukan tidak. Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam keterangan persnya mengatakan, bentrokan mematikan ini merupakan ancaman serius bagi upaya rekonsiliasi. Kerry mengecam aksi kekerasan yang menewaskan ratusan orang dan meminta pemimpin sementara Mesir menenangkan situasi. 

“Ini merupakan momen penting buat rakyat Mesir,” ujarnya. “Jalan kekerasan hanya akan membuat kehancuran ekonomi dan penderitaan.”  Kerry belum mengeluarkan kebijakan konkret mengenai tragedi tersebut. Dia mengatakan, masih menunggu Presiden AS Barack Obama yang sedang berlibur musim panas di Martha Vineyard, Edgartown, Massachusetts, AS. Gedung Putih sebelumnya menilai kekerasan hanya akan membuat Mesir semakin sulit untuk kembali ke jalur demokrasi. n bambang noroyono ed: teguh firmanyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement