Rabu 17 Jul 2013 06:42 WIB
Sambut Ramadhan

Ramadhan Perkuat Mental Atlet

Jacksen Tiago (tengah), pelatih Persipura Jayapura, saat memimpin latihan skuatnya.
Foto: Antara/Marcelinus Kelen
Jacksen Tiago (tengah), pelatih Persipura Jayapura, saat memimpin latihan skuatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Bulan suci Ramadhan tidak menyurutkan semangat atlet untuk tetap berlatih. Lapar dan dahaga tak membuat mereka kehilangan daya juang. Para atlet tetap mengasah kemampuannya untuk meraih prestasi maksimal dalam berbagai event.

Selain event pada cabang olahraganya masing-masing, para atlet dalam waktu dekat ini akan mengikuti dua perhelatan besar olahraga, yakni Islamic Solidarity Games (ISG) III di Palembang, Sumatra Selatan, pada September 2013 dan SEA Games XVII di Nay Pyi Taw, Myanmar, pada Desember.

Salah satu atlet yang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti dua event tersebut adalah Eko Yuli Irawan. Lifter berusia 23 tahun tersebut mengaku bulan puasa tidak mengganggu pola latihan yang diterapkan oleh pelatih di pelatnas.

Dia tetap menjalani latihan dua kali sehari, yakni pada pagi hari mulai pukul 07.00-10.00 WIB dan sore hari pukul 15.00-16.00 WIB. "Saya tetap ikut program latihan yang sama seperti hari biasanya," kata Eko, pekan lalu.

Eko yang memenangi medali perunggu pada Olimpiade 2012 London itu mengatakan, tidak merasakan perbedaan yang cukup jauh ketika Ramadhan dan hari biasa. Lifter asal Lampung ini sudah terbiasa menjalani diet sehingga dia tidak merasa terbebani dengan puasa Ramadhan.

Di dunia reli, nama Rifat Sungkar sudah mendunia. Dia tentu harus menghadapi momen di mana harus mengikuti balapan sembari berpuasa. Sulitkah? Rifat menjawab tidak. Ketika balapan di Eropa, misalnya, Rifat harus berhadapan dengan cuaca dingin. Namun, cuaca dingin itu justru sangat membantunya menghilangkan dahaga.

"Yang terpenting adalah pandai mengatur waktu dan menjaga kondisi fisik," kata Rifat. Ketika keduanya dilakukan, ujar dia, apa pun tantangannya bakal teratasi. Dia kini sedang mengikuti ajang Rally America 2013. Rifat berpasangan dengan navigator asal Inggris Marshall Clarke.

Pelatih tim nasional (timnas) Indonesia Jacksen F Tiago tidak mau membeda-bedakan para pemainnya yang sedang menjalankan ibadah puasa atau tidak. Dia mengatakan, semua pemain mendapat porsi sama dalam urusan latihan.

Jacksen meyakini betul berpuasa tidak akan membuat seseorang lemah. Meskipun bukan seorang Muslim, ia juga sering berpuasa. "Fisik memang terlihat lemah, tapi berpuasa justru menguatkan mental seseorang," ujarnya.

Kendati begitu, bukan berarti Jacksen tidak melakukan penyesuaian terhadap pola latihan pemain menjelang laga melawan Arsenal di Stadion Gelora Bung Karno, Ahad (14/7) lalu. Jika biasanya latihan digelar pada pagi dan sore hari, Jacksen kini melakukannya pada malam hari atau setelah para pemain berbuka puasa.

Hal berbeda diterapkan oleh pelatih timnas U-23 Rahmad Darmawan. Dia mendampingi skuat Garuda Muda berlatih pada sore hari di Lapangan Sutasoma 77 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Latihan sore, kata Rahmad, tidak akan mengganggu ibadah puasa karena fokus untuk taktik.

Karena memilih latihan pada sore hari dan berdekatan dengan waktu berbuka, RD-sapaan Rahmad-beserta staf pelatihnya sudah menyiapkan takjil. Kolak dan kue-kue manis selalu disediakan. Setelah itu, barulah para pemain kembali ke mes untuk menjalani shalat Maghrib dan makan.

Dokter spesialis nutrisi atlet, Leana Suniar, mengatakan, atlet yang tetap menjalani latihan selama berpuasa tidak menjadi masalah. Biasanya, setiap memasuki Ramadhan, sejumlah cabang olahraga mengurangi porsi latihannya untuk menjaga kondisi atlet. n rizky jaramaya/satria kartika yudha/agung sasongko ed: m ikhsan shiddieqy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement