Rabu 10 Jul 2013 06:58 WIB
Konvensi Partai Demokrat

Demokrat Usulkan Tiga Kandidat Konvensi

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Jenderal (purn) Pramono Edhie Wibowo.
Foto: Antara/Reno Esnir
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Jenderal (purn) Pramono Edhie Wibowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Demokrat baru mengusulkan tiga kandidat calon presiden (capres) untuk mengikuti konvensi capres. Partai berlambang Mercy itu belum merekomendasikan ipar Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Pramono Edhie Wibowo, sebagai kandidat capres peserta konvensi.

Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana tak menjelaskan mengapa Demokrat belum merekomendasikan Pramono. Sedangkan, tiga nama yang telah diusulkan menjadi kandidat konvensi, yakni Ketua DPR Marzuki Ali, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan Ketua DPD Irman Gusman. “Pak Pramono nggak ada,” kata Sutan Bhatoegana kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (9/7). Sutan mengatakan, Demokrat serius menggarap konvensi capres. Menurutnya, konvensi capres dilakukan untuk kepentingan bangsa.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia Boni Hargens menilai, konvensi hanya mekanisme untuk menjustifikasi calon presiden yang dikehendaki oleh dinasti Cikeas. “Ini hanya akal-akalan untuk terlihat mekanisme menjadi terlihat demokratis,” terang Boni. Calon presidennya, ujar Boni, bisa Gita Wirjawan, namun bisa juga Pramono Edhi, adik Ani Yudhoyono. “Nanti, mereka akan mengangkat siapa tergantung siapa yang lebih diterima pasar,” ujarnya.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, Demokrat akan mengumumkan para peserta konvensi capres pada Agustus mendatang. Sejauh ini, Nurhayati melihat belum ada kandidat capres dari kalangan perempuan. Menyoal rumor pencalonan Ani Yudhoyono sebagai peserta konvensi, Nurhayati belum bisa memastikan. “Kalau ibu, bilang beliau tidak ingin. Tapi, kita tidak tahu kalau kader menginginkan beliau (mengikuti konvensi),” kata Nurhayati.

Nurhayati memastikan konvensi capres Demokrat berjalan adil. Menurutnya, partai tidak akan memungut biaya terhadap kandidat capres yang mengikuti konvensi. Nurhayati, misalnya, mencontohkan soal kerja sama partai dengan tiga lembaga survei untuk melihat elektabilitas kandidat capres. “Ada lembaga survei yang dibiayai oleh Demokrat. Ada tiga lembaga,” ujarnya.

Murni survei

Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan mengatakan, pengusungan capres murni berdasarkan hasil survei. “Survei dengan hasil tertinggi langsung ditetapkan sebagai capres. Iya dong, kan rakyat yang menentukan,” katanya.

Syarif menegaskan, konvensi terbuka untuk semua orang yang berminat. Sehingga, konvensi tak terbatas pada kader internal partai, tetapi bisa juga diikuti sosok yang independen yang memiliki kualitas.

Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, pemenang konvensi calon presiden ditentukan oleh lembaga survei yang independen dan memiliki kredibilitas tinggi. Salah satunya adalah Lingkaran Survei Indonesia (LSI).

Lembaga survei tersebut, terang Ruhut, bekerja secara independen dan tidak dipengaruhi oleh Partai Demokrat. Menurutnya, LSI tidak bekerja sama dengan partai, namun dengan Komite Konvensi yang terdiri atas tokoh Demokrat dan tokoh luar partai. “Pemenang konvensi capres sendiri akan diumumkan setelah pemilu legislatif. DPPP, DPD, dan DPC tidak ikut campur dalam menentukan pemenang konvensi capres ini,” kata Ruhut.

Wakil Sekjen Partai Demokrat Saan Mustopa mengatakan, Komite Konvensi akan dibentuk Juli ini. “Saat ini, Demokrat masih melakukan berbagai persiapan,” katanya. Saan menegaskan, konvensi calon presiden yang dilakukan Demokrat untuk menjaring calon presiden potensial, bukan calon wakil presiden (cawapres). “Jadi, kandidat yang menang akan dicalonkan menjadi presiden, bukan wakil presiden,” katanya.

Demokrat, terang Saan, yakin bisa memenuhi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 20 persen. Sehingga, Demokrat bisa mencalonkan presidennya sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lainnya.

Keyakinan ini, kata Saan, didukung oleh semakin naiknya elektabilitas Partai Demokrat. Elektabilitas naik dari delapan persen menjadi 11 persen. “Kenaikan ini terlihat dari survei-survei lembaga survei,” kata Saan.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman meyakini, konvensi yang dilakukan Demokrat tidak main-main. “Kalau SBY hanya ingin melanggengkan dinasti Cikeas, tentu dia tidak akan mengadakan konvensi yang pesertanya bisa berasal dari luar Demokrat,” katanya. Komite konvensi, ujar Irman, juga berasal dari orang luar Demokrat. “Saya kenal dekat dengan SBY, beliau akan mencari orang yang terbaik yang bisa memperjuangkan ideologi Demokrat, bukan hanya populer, tapi berkualitas,” ujarnya.

Irman juga berharap, ia bisa diundang untuk maju konvensi. “Tidak ada yang mendaftar, harapan saya, saya bisa diundang dalam proses demokrasi ini,” katanya. n muhammad akbar wijaya/dyah ratna meta novia/esthi maharani ed: muhammad fakhruddin

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement