Rabu 10 Jul 2013 06:43 WIB
Gempa Aceh

Waspadai Rabies di Daerah Gempa

 Korban Gempa yang tertimpa bangunan mendapat perawatan medis di Posko Kesehatan Desa Blang Mancung, Ketol, Aceh Tengah, Aceh, Jumat (5/7).    (Antara/Irwansyah Putra)
Korban Gempa yang tertimpa bangunan mendapat perawatan medis di Posko Kesehatan Desa Blang Mancung, Ketol, Aceh Tengah, Aceh, Jumat (5/7). (Antara/Irwansyah Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengimbau warga di daerah bencana gempa Aceh untuk mewaspadai gigitan anjing liar yang bisa menularkan rabies.

Karena, bencana menyebabkan kontak antara manusia dan hewan liar, terutama anjing yang bisa menularkan rabies, meningkat. “Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah atau provinsi tertular rabies, termasuk Kabupaten Aceh Tengah,” kata Tjandra dalam siaran persnya yang diterima Republika, Selasa (9/7).

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa tahun 2011 jumlah kasus gigitan hewan penular rabies di Provinsi Aceh sebanyak 546 kasus dan yang diberi VAR sebanyak 537 kasus serta ada dua kasus kematian akibat rabies. Jumlah kasus rabies di Aceh kemudian menurun pada 2012 dengan jumlah kasus gigitan hewan penular rabies sebanyak 138, yang diberi VAR sebanyak 103, dan tidak ada kasus kematian akibat rabies.

Namun, Tjandra mengatakan, dikhawatirkan dengan adanya bencana, kontak antara manusia dan hewan liar, terutama anjing yang bisa menularkan rabies, bisa meningkat sehingga diharapkan agar warga menjadi waspada. “Akibat gempa, kemungkinan bisa saja terjadi, anjing-anjing liar yang ada di hutan keluar mendekati/mendatangi lokasi permukiman atau tempat pengungsian penduduk,” kata Tjandra.

Warga setempat diharap untuk dapat menghindarkan diri dari gigitan hewan liar, seperti anjing maupun monyet, untuk menghindarkan diri dari penularan rabies tersebut. Sedangkan, bagi yang terkena gigitan hewan liar penular rabies, Tjandra menyarankan tindakan pertama yang harus dilakukan adalah mencuci luka bekas gigitan dengan sabun pada air mengalir selama 10-15 menit, kemudian diberi antiseptik. “Lalu, melapor atau datang ke rabies center atau rumah sakit atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya,” kata Tjandra.

Warga bersedia direlokasi

Selain itu, sebanyak 76 kepala keluarga di Desa Serempah, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, menyatakan bersedia direlokasi ke tempat baru karena mereka tidak berani lagi kembali ke kampungnya. “Kami semua sudah sepakat untuk dipindahkan ke tempat baru karena warga sudah tidak berani lagi pulang kampung,” kata tokoh masyarakat Desa Serempah Muhammad Hasan Toa, Selasa (9/7).

Hasan menyatakan, ada tiga lokasi yang sudah ditawarkan kepada warga, yakni Kuta Alam, Ujung Blang, dan Desiti, yang kesemuanya di Kecamatan Ketol. Hampir semua warga sepakat untuk direlokasi di Desa Kuta Alam karena itu memang masih bagian dari lahan warga.

Hasan menyatakan, setelah terjadi gempa berkekuatan 6,2 skala Richter (SR) yang mengakibatkan dua desa tersebut terbelah dua dan sebagian longsor ke jurang, warga sudah tidak berani lagi pulang kampung. Selain sebagian desa sudah hilang, setelah terjadi gempa, struktur tanah di desa itu sudah banyak yang retak-retak sehingga khawatir apabila terjadi gempa, akan bisa longsor lagI.

Menanggapi relokasi warga, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Ma'arif menyatakan, pada dasarnya pemerintah tergantung kepada masyarakat. Kalau memang warga sudah trauma, tidak ada masalah.

Namun, untuk merelokasi tidak hanya menyediakan lahan atau rumah, tapi juga sarana dan infrastruktur lainnya yang semua itu membutuhkan waktu dan dana yang besar. “Kalau memang warga sudah memiliki tekad untuk pindah, silakan saja, tinggal pemerintah daerah mengatur agar semuanya bisa berjalan baik,” kata Syamsul.

Seperti diketahui, gempa 6,2 SR mengguncang sejumlah daerah di Kabupaten Aceh Tengah. Guncangan yang terjadi pada Selasa, 2 Juli 2013 terjadi sebanyak dua kali.

Akibatnya, puluhan korban tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Tidak hanya itu, gempa ini juga menyebabkan putusnya aliran listrik dan terganggunya jaringan telekomunikasi. n antara ed: muhammad hafil

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement