Kamis 27 Jun 2013 09:11 WIB
Kebakaran Hutan

Sikap Presiden Simbol Kelemahan

Presiden SBY
Foto: biographypeople.info -
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permintaan maaf Indonesia kepada Malaysia dan Singapura menjadi tanda negatif bagi kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sekretaris Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Benny Susetyo mengatakan, permintaan maaf Presiden menjadi legitimasi kelemahan menangani kebakaran hutan.

"Minta maaf itu simbol pemerintah tidak mampu mengatasi persoalannya sendiri," kata Benny, Rabu (26/6). Permintaan maaf, kata dia, juga cermin hilangnya kemandirian politik penguasa.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, permintaan maaf dari Presiden merupakan tindakan terpuji. Islam menganjurkan setiap orang yang bersalah untuk meminta maaf. Namun, permintaan maaf tidak dilakukan secara parsial, tapi harus menyeluruh ke pihak-pihak yang dirugikan, misalnya rakyat Riau yang jadi korban asap.

Presiden menggelar konferensi pers untuk menjelaskan permintaan maafnya di Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin. Menurut Presiden, pro dan kontra atas permintaan maafnya itu wajar, tapi tidak ada yang salah dari keputusannya. Presiden beralasan, asap di udara Malaysia dan Singapura berasal dari Indonesia.

"Kita bertanggung jawab dan meminta maaf dalam konteks itu," ujar Presiden. Kabut asap, kata Presiden, juga terjadi di Riau. Artinya, kebakaran hutan bukan kesengajaan dan tidak ada niat Indonesia menyusahkan tetangganya. Presiden mengkritik media Singapura yang memberi citra buruk bahwa Indonesia mencemari udara Singapura sejak 1997.

Presiden menginstruksikan pemda di lokasi yang berpotensi terjadi kebakaran hutan untuk siaga dan berjaga-jaga karena kebakaran bisa kembali mengancam. Alasannya, puncak kekeringan dan suhu terpanas akan terjadi pada Juli dan Agustus. Presiden menegaskan, saat ini upaya pemadaman terus berlangsung.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menargetkan pemadaman kebakaran hutan ini tuntas dalam dua pekan ke depan. "Semoga cuaca juga mendukung upaya kami semua," kata Zulkifli di Tanjung Benoa, Bali, kemarin. Titik panas yang sebelumnya mencapai ratusan, kini tak lebih dari 50 hingga 60 titik.

Udara di Pekanbaru, Riau, tampak mendung bercampur asap cukup tebal pada kemarin petang. Kondisi tersebut sudah terjadi beberapa hari akibat kebakaran hutan. Aktivitas masyarakat masih terganggu. Sementara, asap di Singapura mulai menipis karena mulai bergerak ke utara Malaysia, bahkan asap sudah tampak di selatan Thailand.

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) bersama sejumlah lembaga swadaya masyarakat melaporkan 117 perusahaan yang diduga bertanggung jawab atas bencana kebakaran ke Kementerian Lingkungan Hidup. Perusahaan itu terdiri dari 33 perusahaan perkebunan dan 84 perusahaan hutan tanaman industri (HTI) yang 99 persen berada di Provinsi Riau.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyambut positif permintaan maaf Presiden SBY. Lee menyebut permintaan maaf SBY itu menunjukkan sikap ramah Indonesia. "Singapura siap bekerja sama dengan Indonesia dan Malaysia mengatasi kabut asap," ujar Lee pada laman Straits Times, kemarin. Dia mendukung penegakan hukum polisi terhadap pelakunya. n m kbar wijaya/esthi maharani/angga indrawan ed: m ikhsan shiddieqy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement