Kamis 27 Jun 2013 01:24 WIB
Pemilihan Internal Partai Buruh

Kevin Rudd Gulingkan Gillard

Kevin Rudd
Foto: AP
Kevin Rudd

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Setelah tiga kali percobaan, kelompok oposisi di internal Partai Buruh akhirnya berhasil mendepak Perdana Menteri Australia Julia Gillard dari kursi kepemimpinan partai itu. Dalam pemilihan internal yang berlangsung dramatis, Gillard harus mengakui keunggulan dari seterunya Kevin Rudd dengan suara 57 berbanding 45.

Kemenangan Rudd di Partai Buruh ini akan memuluskannya kembali merebut kursi perdana menteri. Rudd diharapkan juga mampu membawa perubahan positif di Partai Buruh yang popularitas suaranya mulai menurun.

Dalam sebuah polling belum lama ini, menunjukkan pemerintahan Partai Buruh Gillard akan kehilangan 35 kursi dalam pemilihan umum mendatang. Sementara, kelompok konservatif unggul mayoritas suara dengan 150 kursi.

Gillard telah menjadwalkan pemilihan berlangsung pada September. Tapi, kemenangan ini bisa saja membuat Rudd berubah pikiran dan mendorong agar memajukan pemilihan menjadi Agustus. Rudd akan memanfaatkan kenaikan popularitasnya di kalangan pemilih untuk menduduki kursi nomor satu di Australia.

Bagi Gillard, kekalahan ini merupakan petaka. Karena, sebelum pemilihan dia telah berjanji akan pensiun dari politik jika kalah. Secara otomatis, Gillard tidak akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan mendatang. Tak menutup kemungkinan dia mundur dari jabatannya saat ini.

“Siapa pun yang mengikuti pemilihan harus menjalankan langkah berikut. Jika menang, kamu adalah pemimpin Partai Buruh. Tapi, jika kalah maka kamu harus pensiun dari politik,” ujarnya. Rudd merupakan pemimpin partai buruh sekaligus perdana menteri yang digulingkan oleh Gillard pada 2010. Mantan diplomat yang jago bahasa Mandarin ini tidak suka dengan kudeta Gillard tersebut. Melalui pendukungnya di Partai Buruh, Rudd berupaya merongrong perdana menteri wanita pertama ini.

Pada Februari 2012, Rudd mencoba menggulingkan Gillard. Tapi, dia gagal dan kalah suara 71 berbanding 31. Rudd sempat berjanji tidak akan menantang Gillard kembali. Tapi, perkataannya itu dia langgar. Pada Maret tahun ini, upaya menggulingkan Gillard coba dilakukan. Tapi, Gillard terlalu kuat dan menang tanpa saingan. Kekalahan Gillard membuat wakil perdana menteri Wayne Swan, pemimpin Senat Stephen Conroy dan pendukung Gillard lainnya di Parlemen, Joe Ludwig serta Craig Emerson, mundur dari kabinet.

Sebelum pemilihan, Rudd meyakini mayoritas pendukung Partai Buruh adalah massa solid untuk kemenangannya. “Kondisi yang berbahaya (di partai) meminta saya kembali bertarung,” ujar Rudd, seperti dilansir Radio Australia, Rabu (26/6).

Rudd mengatakan, kemenangannya untuk kembali menjadi duduk di kursi perdana menteri adalah keniscayaan. Pemungutan suara mendadak ini berawal dari pendukung Rudd yang mengedarkan petisi ketidakpercayaan pada pagi kemarin. Gillard lalu mengumumkan pelaksanaan pemungutan suara. n bambang noroyono/reuters ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement