Sabtu 22 Jun 2013 08:16 WIB
TKI di Malaysia

Lebih 10.000 WNI Jadi Direktur di Malaysia

Para TKI yang bekerja di Malaysia (ilustrasi).
Foto: Antara/Mika Muhammad
Para TKI yang bekerja di Malaysia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno, sangat mendorong warga negara Indonesia (WNI) yang berbisnis di Malaysia. Menurutnya, kehadiran para pengusaha asal Indonesia di Malaysia memiliki arti penting dalam hubungan ekonomi kedua negara bertetangga ini.

“Mereka ini (para pebisnis) adalah ujung tombak yang sesungguhnya dari diplomasi ekonomi Indonesia di Malaysia,” kata Dubes Herman di hadapan 40 pengusaha warga negara Indonesia (WNI) yang hadir dalam saresehan di Aula Hasanuddin, Gedung KBRI Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (20/6).

Menurut Dubes, para pebisnis tersebut tidak saja mempromosikan produk dan jasa buatan Indonesia, tetapi juga memasarkannya di negara itu. “Semakin banyak WNI memiliki usaha di Malaysia maka semakin baik. Artinya kita datang ke Malaysia ini bukan hanya mencari pekerjaan, tapi bahkan memberikan pekerjaan kepada masyarakat lokal,” ujarnya.

Di sisi lain, para pebisnis tersebut menjual barang dan jasa buatan Indonesia tentulah berdampak terhadap nama baik Indonesia di negara ini. Untuk itu, KBRI KL sangat menginginkan WNI di sini semakin maju usahanya dan meraih sukses yang gemilang.

Hal senada disampaikan Koordinator Fungsi Ekonomi Hendra Pramana bahwa WNI di negara itu banyak yang telah sukses di bidang usahanya. Namun demikian, pihak KBRI KL belum memiliki data akurat berapa jumlah perusahaan yang dimiliki WNI di negara itu.

Yang mengejutkan, kata Hendra, adalah data dari Suruhanjaya Syarikat Malaysia (SSM) atau Komisi Pendaftaran Perusahaan Malaysia, yang menyebutkan bahwa terdapat 7.317 WNI terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan di Malaysia. Bahkan, terdapat 10.989 WNI yang menduduki jabatan direktur di berbagai perusahaan.

Dengan membaca data tersebut maka kiprah para pengusaha asal Indonesia di Malaysia tidak bisa dianggap ringan sebab menduduki posisi strategis di berbagai tempat di negara tersebut. “Mereka merupakan potensi yang perlu dimanfaatkan dalam upaya meraih kepentingan nasional, khususnya tujuan-tujuan ekonomi, perdagangan, dan investasi yang ditetapkan oleh pemerintah,” ungkapnya.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai perdagangan Indonesia-Malaysia pada 2012, mencapai 23,5 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia ke Malaysia mencapai 11,2 miliar dolar AS, namun nilai impornya mencapai 12,2 miliar dolar AS sehingga Indonesia mengalami defisit sekitar satu miliar dolar AS. n antara ed: irwan kelana

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement