Sabtu 22 Jun 2013 02:35 WIB
Liga Super Indonesia (LSI)

Kondisi Lapangan Hambat Persipura

 Kesebelasan Persipura Jayapura
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Kesebelasan Persipura Jayapura

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN - Kekhawatiran Pelatih Persipura Jacksen F Tiago atas kondisi lapangan Stadion Persiba menjadi kenyataan. Akibat kondisi lapangan yang tidak ideal, Persipura hanya bisa bermain imbang 3-3 menghadapi Persiba Balikpapan dalam lanjutan Liga Super Indonesia (LSI), Kamis (20/6).

Persipura sebenarnya berada di atas angin karena Persiba bermain dengan 10 orang menjelang babak pertama berakhir. Tapi, kondisi ini tak dapat dimanfaatkan tim berjuluk Mutiara Hitam. Dalam posisi memimpin, Persipura justru terkejar. “Aliran bola yang kami mainkan tidak berjalan dengan baik,” kata Jacksen melanjutkan keluhan yang dilontarkannya sehari menjelang laga.

Persipura tertinggal lewat gol Syakir Sulaiman pada menit ke-17. Pendukung tim berjuluk Beruang Madu bersorak menyambut gol ini. Tapi, kemudian mereka terdiam karena pada menit ke-32 Rudi Widodo diusir wasit. Ia menahan bola secara sengaja dengan tangan di kotak penalti. Persipura pun mendapat hadiah penalti yang dieksekusi dengan baik oleh Otavio Dutra. Otavio kembali mencetak gol lewat titik putih. Kali ini, pada menit ke-38 setelah Ortizan Solossa dijatuhkan Ahmad Maulana Putra di kotak penalti.

Sepuluh menit babak kedua berjalan, Persipura semakin menjauh. Sepakan jarak jauh Boaz Solossa gagal ditahan kiper Wawan Hendrawan. Persiba berhasil menipiskan skor pada menit ke-81 lewat tendangan penalti Patrice Nzekou. Penalti diberikan setelah Imanuel Wanggai handsball di kotak terlarang. Tuan rumah akhirnya selamat dari kekalahan berkat gol Arifki Eka Putra semenit sebelum laga berakhir.

“Bukan perkara mudah meraih satu poin. Ke depan, kami harus meningkatkan antisipasi bola rebound. Kami kerap kecolongan dari bola kedua,” kata Jacksen. Hasil ini tidak menggoyahkan posisi Persipura di puncak klasemen LSI. Mutiara Hitam mengoleksi 64 poin dari 26 pertandingan, unggul 14 poin dari Arema Indonesia yang menempati posisi kedua.

Dari Jakarta, CEO PT Liga Indonesia (LI) Joko Driyono menolak bertanggung jawab sepenuhnya terkait nasib para pemain PSMS Medan yang gajinya tertunggak 10 bulan. Joko menegaskan, pihaknya hanya sebagai mediator. Joko yang baru saja ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal PSSI mengatakan, apa yang dialami para pemain PSMS Medan bukanlah sesuatu yang luar biasa. Pasalnya, tunggakan gaji juga dialami para pemain di klub lain, baik itu dibawah naungan PT Liga Indonesia ataupun PT Liga Prima Indonesia Sportindo yang mengelola Liga Prima Indonesia.

“Biasa saja. Kan sama saja dengan kondisi pemain lain. Hanya, cara mereka saja yang tidak biasa,” kata dia di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis. Kendati demikian, Joko mengklaim tak akan lepas tangan. PT LI sudah mencoba memediasi pemain dengan Ketua Umum PSMS Indra Sakti pada Jumat (14/6). Tapi, mediasi itu gagal dilakukan lantaran Indra Sakti tidak memenuhi panggilan.

Walaupun mediasi gagal, Joko sudah bertemu dengan manajemen PSMS saat PSSI menggelar Kongres Biasa di Surabaya, Senin (17/6). Ia meminta pengurus PSMS membuat proposal penyelesaian tunggakan gaji. Joko menegaskan, akan menindaklanjutinya dengan menemui 11 pemain PSMS di kantor PTLI, Kuningan, Jumat (21/6) pagi. “Kami akan menerima mereka dan coba berdialog terkait permasalahan ini,” ujarnya. Joko juga belum bisa memastikan untuk mengambil alih masalah tunggakan gaji PSMS melalui dana talangan. Ia hanya menyebut ini menjadi salah satu opsi.

Kiper PSMS Medan Irwin Ramadhan merasa sedikit lega mengetahui ini. Ia berharap, pertemuan nanti bisa menjadi titik terang atas permasalahan mereka. “Alhamdulillah, Pak Joko mau ketemu kami. Semoga ada kabar baik nanti.” n satria k yudha ed: israr itah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement