Sabtu 15 Jun 2013 02:04 WIB
Populasi Dunia

Populasi India akan Melebihi Cina

Demo pekerja India
Demo pekerja India

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan populasi dunia akan meningkat dari 7,2 miliar saat ini menjadi 8,1 miliar pada 2025. Pertumbuhan tertinggi diprediksi akan terjadi di negara-negara berkembang dan lebih dari setengah wilayah Afrika.

Populasi India diprediksi akan mulai menyaingi Cina pada 2028. Saat itu, populasi keduanya akan mencapai 1,45 miliar. Populasi India diperkirakan akan tumbuh hingga 1,6 miliar dan sedikit mengalami penurunan menjadi 1,5 miliar pada 2100.

Sedangkan, Cina diperkirakan akan mulai mengalami penurunan populasi setelah 2030 hingga jumlah penduduknya sekitar 1,1 miliar pada 2100. PBB juga memprediksi jumlah penduduk dunia akan mencapai 9,6 miliar pada 2050 atau lebih besar dari perkiraan sebelumnya, 9,3 miliar.

John Wilmoth, Direktur Divisi Populasi di Departemen Ekonomi dan Hubungan Sosial, mengatakan, prediksi peningkatan populasi dunia ini merupakan tantangan dunia.

Dia pun mengkhawatirkan dua tipe negara yang berada di dua sisi ekstrem. Pertama adalah negara-negara miskin yang pertumbuhan penduduknya terlalu cepat. Kedua adalah negara kaya dengan mayoritas penduduk usia lanjut dan jumlah populasinya cenderung menurun.

“Dunia sangat berpengalaman dengan pertumbuhan populasi yang cepat,” kata Wilmoth dalam keterangan pers, Kamis (13/6). “Tapi, masalah utamanya adalah menemukan cara mengurangi negara-negara dengan kedua sisi ekstrem tadi.”

Nigeria merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi. Nigeria diprediksi dapat melampaui jumlah populasi Amerika sebelum pertengahan abad ini dan menjadi pesaing Cina sebagai negara dengan populasi tertinggi di akhir abad.

Pada 2050 populasi Nigeria diduga akan mencapai lebih dari 440 juta, sedangkan populasi AS 400 juta jiwa. Penduduk di negara dengan kekayaan ladang minyak di Afrika itu diprediksi akan mencapai 914 juta jiwa pada 2100.

Selain itu, PBB mencatat Afghanistan dan Timor Timur juga memiliki pertumbuhan yang cepat dengan rata-rata lima anak per seorang wanita. Namun, jumlah rata-rata kelahiran anak per satu wanita secara perlahan turun di beberapa negara, seperti Cina, India, Indonesia, Iran, Brasil, dan Afrika Selatan.

Sementara, banyak negara Eropa dan Asia Timur memiliki tingkat fertilitas yang sangat rendah. “Dampaknya, populasi semua negara ini dipadati warga lanjut usia dan mereka menghadari tantangan penyediaan bantuan dana pensiun,” kata Wilmoth. n ap/c20 ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement