Kamis 30 May 2013 02:06 WIB
Penusukan Tentara di Prancis

Penusuk Tentara Prancis Ditangkap

Bendera Prancis
Foto: blogspot.com
Bendera Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Setelah beberapa hari melakukan perburuan, polisi Prancis akhirnya berhasil menangkap tersangka pelaku penusukan seorang tentara di kawasan bisnis La Defense, Paris, akhir pekan lalu. Sumber yang dekat dengan penyelidikan kasus ini mengatakan, pria yang ditangkap pada Rabu (29/5) pagi itu adalah seorang penganut Islam radikal. “Pria berusia 22 tahun itu menganut Islam radikal dalam tiga atau empat tahun terakhir,” kata sumber itu seperti dikutip laman Alarabiya.

Konfirmasi mengenai penangkapan itu juga disampaikan Menteri Dalam Negeri Prancis, Manuel Valls. “Pelaku penyerangan seorang tentara di La Defense telah ditangkap pagi ini,” ungkap dia seperti disiarkan kantor berita AFP.

Seperti diberitakan, insiden penusukan itu terjadi Sabtu (25/5) malam ketika tentara yang malang itu bersama dua temannya sedang berpatroli di pusat bisnis La Defense. Tiba-tiba, seorang pria tak dikenal membekuk dari belakang tentara bernama Cedric Cordier dan menikam lehernya dengan sebilah pisau.

Saat beraksi, penyerang tidak berkata apa pun dan langsung kabur di tengah keramaian kawasan bisnis itu, sebelum dua tentara lainnya menghampiri Cordier. Akibat penusukan itu, korban kehilangan banyak darah, namun beruntung dapat diselamatkan. Saat kejadian, kamera keamanan berhasil menangkap sekilas gambar si pelaku, yakni pria berjanggut mengenakan jubah khas Afrika Utara yang disebut djellaba.

Setelah beraksi, ia melepas jubahnya dan menggantinya dengan pakaian biasa. Serangan yang menargetkan tentara ini terjadinya hanya beberapa hari setelah seorang tentara Inggris tewas dipenggal di tengah keramaian jalanan London tenggara.

Salah seorang pelakunya mengatakan, apa yang ia lakukan merupakan balasan atas tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap umat Islam. “Karena itu, insiden ini (penusukan tentara di Paris) memiliki elemen yang dapat membuat orang menduga adanya keterkaitan dengan kejadian serupa di London,” kata Manuel Valls. Ia pun mengajak semua pihak untuk menyikapi kasus ini secara hati-hati.

Sementara, Menteri Pertahanan Prancis Jean Yves Le Drian mengatakan, Cordier telah menjadi target karena profesinya. Pada saat yang sama, muncul pula dugaan bahwa insiden penusukan ini terkait dengan jaringan Alqaidah Afrika Utara yang berulang kali menebar ancaman dan teror di Prancis sebagai balasan atas intervensi negara itu di Mali.

Ancaman itulah yang membuat sekitar 450 tentara ditugaskan untuk berpatroli setiap harinya di kawasan-kawasan sekitar stasiun metro (kereta bawah tanah) serta wilayah lainnya yang dianggap rawan di Paris. n wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement