Kamis 16 May 2013 01:10 WIB
Bank

Bank tanpa Cabang Diuji Coba

Bank Mandiri (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA/WIHDAN
Bank Mandiri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lima bank telah menyatakan kesiapannya dalam mengikuti uji coba layanan bank tanpa cabang atau branchless banking. Uji coba yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI) ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pelayanan jasa keuangan kepada seluruh masyarakat.

Gubernur BI Darmin Nasution mengatakan, bank yang telah menyatakan kesiapannya adalah Bank Mandiri, Bank Bank Rakyat Indonesia (BRI), CIMB Niaga, Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN), dan Bank Sinar Harapan Bali. Layanan ini telah dicantumkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) pada 2012 dan 2013 masing-masing bank.

“Program ini mulai berjalan pada pekan ketiga Mei sampai November tahun ini,” katanya, Rabu (15/5). Dengan implementasi layanan branchless banking itu, cita-cita keterjangkauan finansial bisa terwujud. Berdasarkan penelitian bank dunia pada 2010, sebanyak 49 persen penduduk Indonesia tak terjangkau layanan perbankan.

Hal itu juga terlihat dari rendahnya rasio tabungan dibandingkan total pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan merupakan salah satu faktor penyebab adanya masalah tersebut.

Menurut Darmin, BI merancang keuangan inklusif berdasarkan dua pilar besar, yakni melalui bank tanpa cabang dan sistem pembayaran elektronik atau e-money. Bank tanpa cabang diharapkan dapat mengatasi kelemahan perbankan Indonesia dalam infrastruktur fisik. Selain itu, terobosan ini diyakini dapat menciptakan kesadaran ruang dan waktu pada masyarakat terhadap layanan perbankan.

Untuk tahap awal, uji coba ini akan dilaksanakan di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Namun, bila layanan tersebut terbukti cukup andal dalam mengatasi masalah keterjangkauan lembaga keuangan, bank tanpa cabang akan diterapkan di seluruh Indonesia.

Bank dapat memilih sendiri daerah-daerah yang mereka inginkan untuk mendirikan layanan tersebut, asalkan sesuai dengan Surat Edaran BI. Berdasarkan surat edaran, daerah yang dipilih harus memiliki unit kerja bank yang tidak terlalu banyak, tetapi memiliki banyak masyarakat.

Corporate Secretary BRI Muhammad Ali mengatakan, perseroan siap melakukan uji coba branchless banking atau aktivitas jasa sistem pembayaran dan perbankan terbatas melalui unit perantara layanan keuangan (UPLK) yang diluncurkan BI itu. Dari tiga model bisnis yang diajukan BI, BRI akan menggunakan model hybrid.

Model bisnis yang diajukan BI adalah bank led, telco led, dan hybrid. Untuk model bank led, bank bertanggung jawab melaksanakan jasa dari awal sampai akhir. Sedangkan, pada telco led, perusahaan telekomunikasi bertanggung jawab terhadap kegiatan transfer dari awal sampai akhir. Model hybrid adalah kombinasi keduanya.

BRI akan menjalankan program UPLK di Jawa Timur dan Bali. Di Jawa Timur, kabupaten yang dipilih adalah Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Muncar, Sempung, dan Ronggojampi. Sedangkan, untuk Bali, kabupaten yang dipilih adalah Singaraja.

BRI memakai agen eksternal dan internal untuk memasarkan program perbankan yang dimilikinya. “Internal agen memakai teras BRI yang dilengkapi dengan electronic data capture (EDC) mobile. Untuk eksternal, BRI berhubungan dengan Telko,” ujar dia.

Perseroan menggunakan pengamanan tiga lapis terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Lapisan pertama adalah nomor telepon seluler. Lapisan selanjutnya adalah password. Lapisan ketiga adalah token. Token berfungsi 30 menit. Jika tidak diisi akan hangus. Branchless banking BRI akan melayani transfer dana serta tarik tunai. “Untuk menabung harus ke cabang,” kata Ali. n satya festiani ed: fitria andayani

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement