Selasa 14 May 2013 01:07 WIB
Pondok Pesantren

Pemerintah Genjot Ekopontren

Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.
Foto: Dok Republika
Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah terus mengembangkan kegiatan pelestarian lingkungan yang melibatkan pondok pesantren. Program ini dinamakan ekopontren. Menurut Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup Ilyas Asaad, jangkauannya semakin luas.

Dalam kurun 2008-2010, terdapat 1.325 pesantren yang bergabung dalam ekopontren dan jumlah kader 4.035 orang. Ilyas mengatakan, sampai sekarang pihaknya masih turun ke pesantren. Para santri diberi pemahaman mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Mereka pun diingatkan memanfaatkan energi terbarukan, tak membuang-buang air, dan menanam pohon.

Pemerintah memberikan bibit pohon yang bakal ditanam, tapi tak semuanya. “Kami hanya memberikan stimulus,” kata Ilyas di Jakarta, Senin (13/5). Jenis pohon sesuai dengan tempat penanaman. Jika akan menanam di tengah kota, tentu perlu pohon rindang yang banyak menyerap kandungan karbondioksida. Tak hanya itu, akarnya juga tak merusak jalan di sekitarnya.

Sedangkan, untuk pesantren yang banyak berada di daerah pinggiran kota, jenis pohon sebaiknya yang dapat dimanfaatkan secara ekonomi. Misalnya, pohon buah atau pohon yang kayunya berguna bagi pesantren. Ilyas menyatakan, setiap tahun ekopontren mengalami perkembangan menggembirakan. Sebab, semakin banyak pesantren yang ikut menjadi bagian program ini.

Meski demikian, Ilyas mengaku, pemerintah mempunyai keterbatasan. “Kami tak bisa menjangkau semuapesantren di Indonesia,” katanya. Untuk sementara, kementerian telah menemukan titik cerah sebagai jalan keluarnya. Caranya, satu pesantren yang sudah ikut ekopontren kemudian memberdayakan paling tidak sepuluh pesantren lainnya.

Tahun ini, sejumlah rencana sedang dirancang. Penerapannya memang baru bisa berjalan pada tahun-tahun mendatang. Semua rencana ini, jelas Ilyas, hanya satu tujuannya, yaitu melindungi alam agar tetap lestari dan lingkungan tetap hijau. Dengan kondisi demikian, manusia berdampingan secara harmonis dengan alam.

Beberapa pesantren telah bergerak sendiri melakukan penanaman pohon. Misalnya, Pondok Pesantren Darul Rejoso, Jombang, Jawa Timur. Para santri menanam pohon sebagai penghijauan. Mereka juga mengajak masyarakat sekitar pondok melakukan hal sama demi menjaga kelestarian lingkungan. Hal sama ditempuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Desa Lepelle, Kecamatan Robatal, Sampang, Jawa Timur.

Lembaga zakat Dompet Dhuafa tak ketinggalan menggarap pelestarian lingkungan. Mereka menyuguhkan Sedekah Pohon. Menurut General Manager Program Dompet Dhuafa Bambang Suherman, Sedekah Pohon merupakan gerakan berbasis pemberdayaan masyarakat. Mereka diarahkan menciptakan lingkungan hijau dan bermanfaat.

Jika ada lahan kosong dan di sekitarnya banyak pengangguran, lahan tak produktif itulah yang  menjadi lokasi pelaksanaan program. “Kami sedekahkan bibit pohon, kemudian masyarakat yang merawatnya,” jelasnya. Sejumlah lahan itu terletak di Cileungsi, Cianjur, Aceh, Yogyakarta, tepatnya di lereng Gunung Merapi, dan Batu, Malang. Sudah 18 ribu pohon ditanam sejak 2010. n rosita budi suryaningsih ed: ferry kisihandi

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement