Jumat 19 Apr 2013 08:35 WIB
Bom Boston

Pelaku Bom Boston Terekam CCTV

Foto dari The Daily Free Press dan Kenshin Okubo, menggambarkan kepanikan setelah ledakan bom pada perlombaan Maraton Boston 2013 pada Senin 15 April 2013
Foto: AP PHOTO
Foto dari The Daily Free Press dan Kenshin Okubo, menggambarkan kepanikan setelah ledakan bom pada perlombaan Maraton Boston 2013 pada Senin 15 April 2013

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Seorang pria yang diduga menjadi pelaku pengeboman di Boston, Massachussets, terekam dalam kamera pengawas (CCTV) pusat perbelanjaan. Pria itu menaruh tas di lokasi pengeboman yang menewaskan tiga orang. "Pria itu terlihat menaruh tas di lokasi pada Senin (15/4)," ujar Presiden Dewan Kota Boston, Stephen Murphy, Rabu (17/4).

CNN melaporkan, pihak berwenang di Boston mengidentifikasi tersangka melalui CCTV pusat perbelanjaan Lord & Taylor yang berada dekat dengan lokasi ledakan kedua.  Rekaman televisi lokal Boston juga digunakan untuk mengidentifikasi pelaku. Petugas sebelumnya telah meminta foto dan video rekaman warga saat lomba lari maraton berlangsung serta ketika dua bom tersebut meledak.

Otoritas setempat mengakui kemungkinan pelaku terekam saat meletakkan tas hitam di lokasi ledakan kedua. "Rekaman dari Lord & Taylor merupakan sumber video yang terbaik sejauh ini," ujar Dot Joyce, juru bicara Wali Kota Boston Thomas M Menino, seperti dikutip Boston Globe.

CNN awalnya melaporkan pelaku telah berhasil ditangkap. Mereka mengutip tiga sumber yang mengatakan penangkapan dilakukan Rabu (17/4), sekitar pukul 15.00 waktu setempat.

Begitu pula AP yang mengabarkan pelaku telah dibawa ke pengadilan federal di Boston.  Namun, tidak lama setelah pemberitaan tersebut, Gedung Putih, Biro Investigasi Federal AS (FBI), dan Kejaksaan Federal membantahnya. Penyidik kepolisian mengaku belum menangkap satu pun tersangka. Upaya identifikasi pelaku masih terus dilakukan. Seorang petugas, Rabu (17/4), mengatakan, pihaknya semakin dekat dengan pelaku.

Selain rekaman CCTV, pelaku dikabarkan juga sempat terekam kamera telepon seluler.  Sebelumnya, bom meledak di garis akhir lomba lari maraton, Senin (15/4). Ledakan bom sebanyak dua kali itu menewaskan tiga orang dan melukai 176 lainnya.

Serangan ini merupakan terburuk sejak serangan WTC 11 September 2001. Petugas berhasil mengidentifikasi seluruh korban tewas. Mereka di antaranya Martin Richard, seorang bocah berusia delapan tahun; Krstle Campbell, wanita 29 tahun lulusan Universtas Boston; dan warga Cina, Lu Lingzi.

Hingga kini, belum ada satu pun pelaku yang mengaku bertanggung jawab. Menteri Pertahanan AS John Kerry enggan berspekulasi tentang siapa di balik penyerangan ini dan motifnya. "Apakah itu dari dalam negeri atau luar kami belum tahu. Karena itu, kita tidak mau berspekulasi," katanya. 

FBI mengungkapkan, bom tersebut merupakan bahan peledak rakitan yang dikemas dalam sebuah panci (pressure cooker). Panci tersebut dimasukkan ke dalam sebuah tas berbahan nilon hitam. Bom panci berisi berbagai bahan, seperti mesiu yang ditambah dengan paku atau pecahan peluru untuk memaksimalkan korban.

Tim medis di Boston Medical Center merilis tingkat traumatis yang tinggi. Dokter bedah di unit perawatan darurat, Peter Burke, mengatakan, amputasi ekstrem terpaksa harus dilakukan terhadap beberapa korban ledakan. Menurutnya, para dokter berhasil mengeluarkan serpihan pecahan logam dan peluru serta paku yang diduga berasal dari perangkat bom. n bambang noroyono/ap/reuters ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement